Penyanyi Perempuan Iran Ditangkap Akibat Konser Live Streaming Tanpa Hijab

18 Desember 2024 12:46 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi perempuan Iran. Foto: Wachiwit/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi perempuan Iran. Foto: Wachiwit/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Seorang penyanyi perempuan asal Iran bernama Parastoo Ahmadi ditangkap usai melakukan konser live streaming tanpa mengenakan hijab. Penangkapan tersebut dikabarkan terjadi pada Sabtu (14/12) lalu di Provinsi Mazandaran, Iran.
ADVERTISEMENT
Dilansir Independent, tiga hari sebelum ditangkap, Parastoo bersama empat orang pemain musik latar tampil secara live streaming lewat kanal YouTube miliknya yang bernama Parastoo Ahmadi. Mereka bermain musik tanpa kehadiran penonton secara langsung.
Video tersebut diberi nama Karvansara Concert. Di Iran, situs YouTube diblokir, tetapi bisa diakses lewat perangkat lunak tertentu. Hingga berita ini diterbitkan, video konser live streaming ini meraup hampir lebih dari dua juta penayangan.
Dalam video tersebut, Parastoo mengenakan baju hitam tanpa lengan dengan rambut panjang yang dibiarkan tergerai. Ia melengkapi tampilannya dengan kalung berliontin peta negara Iran. Parastoo dan band-nya bernyanyi selama 27 menit.
Penampilan dan konser Parastoo ini melanggar aturan yang berlaku di Iran, di mana perempuan diwajibkan untuk mengenakan hijab dan pakaian tertutup. Dilansir Euronews, perempuan Iran juga tidak diperbolehkan menyanyi di depan publik.
ADVERTISEMENT
Pertunjukan daring itu kabarnya direkam di sebuah karavanserai, yaitu penginapan bersejarah yang dibangun di zaman kuno di sepanjang jalur perdagangan, Jalur Sutra. Karavanserai dibangun untuk para musafir di masa lampau.
Di keterangan video live streaming tersebut, Parastoo mengatakan bahwa ia ingin bisa bernyanyi untuk semua orang yang dia sayangi.
“Saya adalah Parastoo, seorang perempuan yang ingin bernyanyi untuk orang-orang yang saya cintai. Ini adalah hak yang tidak bisa saya abaikan; bernyanyi untuk negeri yang sungguh saya sayangi,” tulis Parastoo, sebagaimana dilansir Independent.
“Di ini, di mana sejarah dan mitologi saling berkaitan, dengarkanlah suara saya di konser imajinasi ini dan bayangkan tanah air yang indah ini. Saya sangat bersyukur atas semua orang yang telah mendukung saya di situasi yang sulit dan khusus ini,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT

Parastoo Ahmadi akan diadili

Wanita Kurdi dan Lebanon mengambil bagian dalam unjuk rasa di distrik pusat kota Beirut pada 21 Spetember 2022, beberapa hari setelah pihak berwenang Iran mengumumkan kematian Mahsa Amini. Foto: ANWAR AMRO/AFP
Dilansir Euronews, Parastoo dan dua anggota band-nya ditangkap di Mazandaran, utara Iran, tiga hari setelah live streaming video tersebut. Kabar ini disampaikan oleh kuasa hukum Parastoo, Milad Panahipour, kepada platform media Emtedad. Mereka kabarnya dibawa ke Kantor Kejaksaan Keamanan Teheran, Iran.
“Pusat Informasi Kepolisian Mazandaran mengumumkan bahwa Nona Parastoo Ahmadi menghadiri sesi instruksi usia mengunggah video yang dianggap melanggar norma dan nilai-nilai budaya. Ia diminta untuk menghadap otoritas pengadilan,” ucap pengadilan, dikutip dari Independent.
Sehari setelah ditangkap, Parastoo dibebaskan. Namun, pengadilan mengatakan bahwa mereka akan mengambil tindakan yang sesuai terhadap Parastoo dan anggota band-nya. Kuasa hukum Parastoo belum mengetahui apa tuntutan yang dilayangkan pada Parastoo. Namun, menurut Euronews, Parastoo akan segera diadili.
ADVERTISEMENT
Aturan dress code dan wajib hijab di Iran sejak lama memicu protes dari perempuan. Aturan berbusana dan larangan menyanyi di publik bagi perempuan sudah berlaku sejak revolusi Islam Iran pada 1979 lalu.
Unjuk rasa besar-besaran terkait aturan berbusana pecah usai perempuan muda bernama Mahsa Amini meninggal pada 2022. Ia meninggal usai ditahan Polisi Moral Iran akibat diduga mengenakan hijab secara kurang tepat.