Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Menikah dan hidup bahagia selamanya merupakan harapan kedua mempelai saat melaksanakan pernikahan. Selama menjalani rumah tangga, tidak ada yang mengharapkan perselisihan apalagi berakhir pada perceraian.
ADVERTISEMENT
Walaupun perceraian adalah pilihan yang sangat dihindari, tetapi bagi pasangan yang sudah tidak bahagia dan merasa tidak sanggup menjalani hubungan rumah tangga menganggap bahwa pilihan bercerai adalah keputusan terbaik. Berpisah akan lebih baik dibandingkan tetap bersatu tapi menyakitkan.
Bagi perempuan, perceraian bukan hal yang mudah untuk dihadapi. Perempuan lebih peka dalam aspek emosional, terlebih lagi stigma masyarakat tentang negatifnya menjadi 'janda'. Belum lagi, kalau kita sudah memiliki anak, itu menjadi bagian yang sulit. Sebab tidak dipungkiri tombak utama pengasuhan ada di sisi ibu.
“Selain stigma dan masalah anak, bergantungnya perempuan pada pasangan membuat perceraian semakin terasa berat. Misalnya perempuan tidak bekerja, jadi secara finansial bergantung dengan pasangan,” kata Ega Alfath, M.Psi., yang berpraktik di Tiga Generasi, Klinik Brawijaya, Jakarta Selatan.
Ladies, kita tidak harus berlama-lama tenggelam dalam lautan kesedihan. Walaupun kita juga harus memberikan waktu bagi diri sendiri untuk bersedih atau kecewa. “Jangan menyangkal perasaan tidak nyaman yang kita alami karena perceraian. Sangat wajar merasakan hal itu di masa perceraian,” ucapnya.
ADVERTISEMENT
Ya, perceraian bukan pilihan yang baik dan menyedihkan, namun ada kalanya ini menjadi pilihan yang terbaik bagi perempuan, pasangan, ataupun keluarga. Supaya kita siap menghadapi proses perceraian dan menjadi pribadi yang mandiri dan kuat, kita harus meyakinkan diri kita untuk memulai hidup baru dan kembali menyiapkan rencana masa depan yang baru. Jadikan ini lembaran baru yang akan menyenangkan dalam hidup kita.
Ega menambahkan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan perempuan saat menghadapi dan pasca perceraian. Hal-hal ini agar kita bisa tegar menghadapi perceraian. Berikut penjelasannya.
Mengingat kembali tujuan bercerai
Sebelum memutuskan untuk bercerai, ada baiknya Anda mengingat kembali apa tujuan yang ingin dicapai saat kedua belah pihak sepakat untuk berpisah. Apakah ingin mendapati kehidupan yang lebih baik lagi? Terhindar dari rasa sakit hati atau penyesalan? Atau justru menyelamatkan diri dari pernikahan yang selalu dirundung masalah. Setelah itu, Anda mulai bisa menata hidup kembali sambil menenangkan hati.
ADVERTISEMENT
Perceraian bukan akhir dari segalanya
Kalau kita berpikir perceraian adalah akhir dari segalanya, maka akan semakin berat dijalani. Selain itu, perceraian bisa membuat kita menutup diri pada hubungan di masa mendatang. Jadikan perceraian untuk memulai kehidupan baru dan membuat kita merasa menjadi diri sendiri setelah kesedihan yang telah dilewati.
Membuat rencana masa depan
Ya, karena perceraian bukan akhir dari segalanya, kita harus merencanakan masa depan. Pertanyaan sederhananya, “langkah apa yang mau saya ambil setelah bercerai?”. Rencananya bukan hanya seputar menjalin relasi baru dengan orang lain. Tetapi mulai dari mencari penghasilan, pengasuhan anak, tempat tinggal, sampai ke hal yang berkaitan dengan relasi keluarga besar ataupun mantan suami kita.
ADVERTISEMENT
Mencari dukungan
Masa awal perceraian adalah masa yang sulit. Selama proses perceraian, penting bagi kita untuk mempunyai support system. Support system bisa dari siapa saja yang penting seseorang yang kita percaya, bisa kita ajak berbagi, dan mengarahkan kita pada hal-hal yang positif.
Penting pula bagi kita untuk memilih lingkaran pertemanan selama masa ini, jangan sampai kita terjerumus pada hal negatif karena pikiran dan hati kita sedang tidak stabil. Jauhkan orang-orang yang menyudutkan diri kita karena perceraian.
Berikan jeda untuk evaluasi diri
Setelah perceraian jangan buru-buru mencari pengganti. Sebaiknya, beri waktu pada diri kita untuk mengevaluasi hubungan sebelumnya. Perlu diketahui, kelebihan apa yang dimiliki dalam diri kita, apa yang diharapkan pada hubungan baru, apa yang perlu diusahakan bersama dengan pasangan nanti agar catatan kelam masa lalu tidak terulang.
ADVERTISEMENT
“Perlu kita ingat bahwa perceraian bukan tanpa sebab. Pastinya ada hal-hal yang kita usahakan sebelum akhirnya perceraian diputuskan. Yakinkan memang ini jalan yang terbaik untuk kita ambil,” tandas Ega