Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Perempuan dengan PCOS Rentan Alami Masalah Kesehatan Mental, Ini Penjelasannya
11 Oktober 2022 19:49 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Sindrom ovarium polikistik atau polycystic ovary syndrome (PCOS ) adalah gangguan hormon yang kerap dialami perempuan di usia subur. Dilansir dari Healthline, perempuan dengan PCOS memiliki hormon androgen berlebih yang dapat mengakibatkan ovarium atau indung telur memproduksi banyak cairan. Hormon androgen adalah hormon yang biasa ditemukan pada laki-laki.
ADVERTISEMENT
PCOS berdampak pada banyak aspek kesehatan perempuan, seperti terganggunya siklus menstruasi, obesitas, dan tumbuhnya rambut yang berlebihan. Selain itu, perempuan dengan PCOS kemungkinan rentan mengalami masalah kesehatan mental .
Menurut penelitian, perempuan dengan PCOS tiga kali lebih mungkin didiagnosis dengan kecemasan dan depresi daripada perempuan tanpa PCOS. Ada kemungkinan perempuan dengan PCOS juga mengalami gejala kecemasan, depresi, peningkatan risiko obsessive compulsive disorder (OCD), gangguan bipolar, dan gangguan makan.
Lantas, bagaimana hubungannya perempuan yang menderita PCOS rentan mengalami masalah kesehatan mental? Temukan jawabannya seperti yang telah kumparanWOMAN rangkum dari berbagai sumber berikut ini.
Apa hubungan antara perempuan dengan PCOS dengan kesehatan mental?
Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Behavioral Health Services & Research, mengidentifikasi bahwa komplikasi PCOS bertanggung jawab atas masalah kesehatan mental. Pensiunan Profesor Keperawatan di Universitas Columbia, Amerika Serikat, Nancy King Reame mengungkapkan siklus menstruasi yang tidak teratur adalah gejala PCOS yang paling kuat terkait dengan masalah kesehatan mental.
ADVERTISEMENT
"Kelainan menstruasi pada perempuan dengan PCOS adalah prediktor terkuat untuk masalah kesehatan mental, terutama ketika ada begitu banyak gejala lain seperti pertumbuhan janggut yang dapat membuat perempuan merasa tidak feminin," kata Reame.
Studi ini mengevaluasi gejala psikologis pada 126 perempuan yang didiagnosis dengan PCOS. Penelitian ini menemukan bahwa perempuan dengan PCOS memiliki tingkat tekanan psikologis yang jauh lebih tinggi daripada perempuan pada umumnya. Untuk lebih dari separuh gangguan tersebut, perempuan dengan PCOS memiliki tingkat stres serupa dengan pasien gangguan jiwa.
“Ketika kami membandingkan peserta dengan perempuan dalam populasi umum, kami menemukan skor yang lebih tinggi secara signifikan pada semua gejala yang dievaluasi dan pada ukuran tekanan psikologis yang sesuai, terutama untuk kecemasan, depresi, somatisasi (keluhan fisik di berbagai bagian tubuh yang disebabkan oleh stres atau beban mental), dan interpersonal sensitivitas,” kata peneliti lainnya, Judy McCook.
ADVERTISEMENT
Mengutip Pinkvilla, perempuan dengan PCOS cenderung mudah menderita kesedihan dan kecemasan, terlepas dari berat badan, usia, status sosial ekonomi, rambut yang muncul di area wajah dan tubuh, atau status kesuburan mereka. Tingkat stres lebih tinggi pada perempuan yang hidup dengan interfilitas PCOS karena tuntutan orang sekitar. Interfilitas adalah gangguan reproduksi sehingga seseorang mengalami kesulitan untuk hamil.
Perasaan putus asa ini bahkan dapat menyebabkan perempuan dengan PCOS mengonsumsi makanan berlebih, obesitas, dan memperburuk gejala PCOS. Dalam hal ini, perempuan dengan PCOS terperangkap dalam lingkaran setan antara ketidakseimbangan hormon dan harga diri yang dianggap rendah.
Ketidakseimbangan hormon dan harga diri yang dianggap rendah dapat mengarah pada ketidakberdayaan, ketidakpuasan, atau bahkan pikiran untuk bunuh diri yang berkaitan dengan gangguan hormon sehingga perempuan dengan PCOS mengabaikan kesehatan mental mereka.
ADVERTISEMENT