Perempuan di Bidang Kehutanan: Mematahkan Stereotip Gender

28 September 2020 19:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi perempuan tangguh. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi perempuan tangguh. Foto: Shutterstock
Dunia kehutanan kerap dikaitkan dengan kegiatan fisik yang berat, tempat yang gelap dan habitat bagi hewan liar. Tak heran, pekerjaan yang berhubungan dengan kehutanan dan lingkungan erat dikaitkan dengan maskulinitas atau hanya diperuntukkan untuk laki-laki saja.
Padahal, pada kenyataannya perempuan juga memiliki peran besar dalam pengelolaan hutan berkelanjutan lho. Bagaimanapun bekerja dan berkontribusi untuk menjaga kelestarian hutan adalah tugas bersama, tanpa memandang gender.
Beruntungnya, stereotype perempuan yang kerap dikaitkan dengan urusan dapur dan mengurus pekerjaan rumah kini perlahan-lahan berubah. Pada era ini tak sedikit perempuan yang kini terjun ke dalam pembangunan berkelanjutan di dunia kehutanan.
Mereka adalah Manajer Restorasi RER Chella Powel, Staf Peneliti R&D Maggie Vency M, dan Koordinator Fire Awareness Community (FAC) Riana Ekawati. Ketiganya bekerja di salah satu produsen pulp dan kertas berkelanjutan terbesar di Asia, Grup APRIL yang kesehariannya selalu bersinggungan dengan kehidupan di hutan.

Riana Ekawati : Ajarkan Bahayanya Kebakaran Hutan Lewat Komik Jenaka

Riana Ekawati. Dok: APRIL
Meningkatkan kesadaran masyarakat serta mengedukasi pentingnya pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) adalah pekerjaan sehari-hari Fire Awareness Community (FAC) Coordinator APRIL, Riana Ekawati. Sosialisasi dengan cara yang menarik dan tidak membosankan adalah strategi yang dilakukan Riana agar pesan untuk mencegah karhutla dapat tersampaikan di masyarakat.
Seperti diketahui, 99 persen penyebab kebakaran hutan ditenggarai akibat ulah manusia berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Salah satunya, disebabkan membuka lahan dengan cara membakar yang dinilai lebih mudah dan murah namun berdampak sangat buruk untuk sesama.
Melihat hal tersebut, Riana percaya peran aktif setiap individu sangat vital untuk bersama-sama mengatasi masalah kebakaran hutan . Beberapa bentuk sosialisasi yang dilakukan tim FAC misalnya mengenalkan bahaya karhutla kepada anak-anak lewat Komik Alam dan Bunga, mengadakan nonton bareng film mengenai pentingnya pencegahan kebakaran, sosialisasi tatap muka di pasar hingga menggandeng pemuka agama untuk mengajak menjauhi praktek pertanian yang tidak berkelanjutan.
“Tantangannya adalah bagaimana mengemas pesan mengenai buruknya dampak karhutla dan pentingnya kita untuk bersama-sama mencegah itu untuk terjadi di mulai dari cara yang sederhana seperti mengajarkan kepada anak-anak dampak buruk kebakaran untuk sesama, tidak membuang puntung rokok sembarangan hingga beralih ke praktek pertanian yang berkelanjutan,” ujar Riana.
Passion Riana untuk menemukan solusi jangka panjang bagi masalah kebakaran hutan dan lahan di Indonesia, termasuk upaya penanggulangannya sejak dini membawanya hingga ke Amerika Serikat. Tahun lalu, Riana terpilih untuk mengikuti program pelatihan yang diselenggarakan oleh Young Southeast Asian Leaders Initiative (YSEALI) Professional Fellowship, untuk tema Sustainable Development and the Environment.
Di sana, Riana banyak berdiskusi dengan ahli di bidang sustainability, melakukan peninjauan lapangan dan melihat langsung bagaimana para tenaga profesional di sana bekerja sama dengan pemerintah dan masyarakat untuk menyelesaikan masalah lingkungan secara berkelanjutan. Bahkan, Riana juga berkesempatan untuk memperkenalkan komik Alam dan Bunga sebagai medium yang efektif untuk mengedukasi bahaya karhutla sejak dini.

Maggie Vency : Peneliti Millenial Yang Kejar Mimpi Hingga Ke Barcelona

Maggie Vency. Dok: APRIL
Di umurnya yang baru menginjak 29 tahun, Maggie Vency Maretha sukses meniti karirnya sebagai peneliti senior di departemen Research and Development (R&D) Grup APRIL. Tak hanya itu, kecintaanya di dunia riset dan pengembangan mampu mengantarkannya mengejar studi hingga ke Barcelona.
Latar belakang Maggie di bidang bioteknologi menjadi bekal dirinya untuk menamatkan gelar strata II fakultas bioinformatics di Autonomous University of Barcelona, Spanyol, dengan dukungan penuh dari perusahaan. Ya, Maggie menjadi salah satu karyawan termuda yang pernah menerima beasiswa dari Grup APRIL untuk melanjutkan studinya ke luar negeri.
Selepas dari mengejar ilmu, Maggie kini ditempatkan di divisi fiber Departemen R&D Grup APRIL, yang bertanggung jawab untuk penelitian laboratorium bidang biologi molekuler, sintesis, tanah dan kultur jaringan.
Salah satu tanggung jawab Maggie dan tim adalah mencari, menyeleksi dan menghasilkan bibit unggul pohon akasia untuk nantinya diperbanyak di area pembibitan (nursery) sebelum ditanami di area plantation. Bibit yang dihasilkan haruslah memiliki kualitas yang baik dari sisi produktivitas, tahan penyakit dan adaptable di lahan yang akan ditanami.
Menjadi peneliti tak hanya berdiam di laboratorium saja. Maggie juga kerap mengunjungi kawasan uji coba penanaman di area plantation untuk mengambil sampel data hingga menguji efektivitas bibit unggul yang telah dikembangkan.
“Sejak SMP saya menyukai ilmu Biologi dan mengejar mimpi saya. Sekarang saya telah menjadi peneliti di APRIL, salah satu perusahaan terdepan yang menerapkan riset bioteknologi di Indonesia dan saya bangga akan itu,” ujar Maggie.
Dalam sepuluh tahun kedepan, Maggie berharap masih terus dapat berkontribusi untuk pengembangan dan riset di APRIL, namun merambah ke multidepartemen selain bioteknologi misalnya spesialisasi tree breeding improvement.

Chela Powell: Mencintai Alam sama Halnya Mencintai Keluarga Sendiri

Chela Powell. Dok. RAP
Grup APRIL memiliki program Restorasi Ekosistem Riau (RER), yang fokus melindungi, merestorasi dan mengkonservasi ekosistem di lahan gambut serta melestarikan keanekaragaman hayati di konsesi seluas 150.693 hektar di Provinsi Riau, atau setara dengan luasan dua kali wilayah Singapura.
Siapa sangka, salah satu pemimpin muda restorasi tersebut adalah seorang wanita bernama Chela Powell. Peran Chela sebagai Manajer Restorasi di RER mengharuskannya untuk menghabiskan sebagian besar waktunya di alam. Hal tersebut tak jadi masalah bagi Chela karena bekerja di hutan sudah menjadi impiannya sejak kecil.
Sejak bergabung dengan RER, Chela telah memberikan beberapa kontribusi penting, mulai dari penilaian spesifik terhadap spesies, memajukan tata kelola RER, hingga melakukan aksi-aksi restorasi. Chela juga membantu meningkatkan kualitas publikasi dan makalah sains RER.
Salah satu momen terbaik Chela yaitu saat dirinya memimpin tim RER untuk melakukan penilaian dan mengembangkan perencanaan pengelolaan konservasi untuk spesies kucing yang baru ditemukan di RER. Spesies ini hampir punah dan belum pernah tercatat di Sumatra sebelumnya. “Saya merasa sangat terhormat dapat bekerja untuk melindungi serta memulihkan habitat spesies unik dan sangat terancam punah ini,” tambah Chela.
Sepanjang hidupnya, ada satu pesan dari ibunya yang selalu dia ingat yakni tidak ada batasan atas apa yang dapat ia lakukan dalam hidupnya dan ia harus selalu berjuang untuk apa yang dia minati dan sukai. Meski memiliki jadwal kerja yang padat karena harus melakukan kunjungan rutin lapangan ke hutan, Chela tetap menyempatkan diri untuk berbagi waktu dengan suami dan anak perempuannya.

Kesetaraan Gender: Kunci Pembangunan Berkelanjutan

Mendukung kesetaraan gender di tempat kerja merupakan salah satu kunci untuk mendorong tercapainya Sustainable Development Goals (SDGs). Target #5 yang tercantum dalam agenda global tersebut adalah bagaimana mencapai keseteraan gender dan memberdayakan wanita dalam pembangunan.
Visi ini didukung penuh oleh Grup APRIL. Perusahaan yang berlokasi di Pangkalan Kerinci, Riau ini berkomitmen untuk dapat berpartisipasi secara efektif dalam program-program berkelanjutan serta mendukung lebih banyak perempuan yang masuk dalam jajaran kepemimpinan perusahaan
Chela, Riana dan Maggie merupakan tiga dari jutaan wanita di dunia yang telah mendapatkan haknya untuk berpartisipasi mendukung pembangunan yang berkelanjutan demi menciptakan dunia yang lebih baik di masa depan.
Tak hanya memberikan kesempatan yang sama kepada perempuan di tempat kerja, Grup APRIL juga memiliki banyak program community development (CD) untuk memberdayakan peran wanita dan membantu meningkatkan taraf hidup masyarakat di sekitar wilayah operasional perusahaan. Misalnya, dengan menggandeng perempuan untuk memberdayakan Batik Bono khas Riau.
Untuk lebih tahu mengenai Grup APRIL dan bagaimana perannya di bidang keberlanjutan, silakan di cek di Instagram dan youtube @discoverapril.
Artikel ini merupakan bentuk kerja sama dengan Grup APRIL