news-card-video
23 Ramadhan 1446 HMinggu, 23 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

Perempuan di Tajikistan Dilarang Pakai Hijab dan Rok Mini

22 Maret 2025 13:55 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perempuan di Tajikistan Dilarang Pakai Hijab dan Rok Mini. Foto: GagoDesign/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Perempuan di Tajikistan Dilarang Pakai Hijab dan Rok Mini. Foto: GagoDesign/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Ada aturan khusus soal cara berpakaian untuk perempuan di Tajikistan. Pemerintah menyerukan agar perempuan berpakaian sesuai dengan budaya asli negara tersebut yang disebut gaya Tajik.
ADVERTISEMENT
Dilansir SCMP, negara dengan penduduk mayoritas muslim itu melarang perempuan mengenakan hijab yang identik dengan agama Islam. Mereka juga tidak boleh memakai baju terbuka, termasuk yang memiliki garis leher rendah dan rok mini karena dianggap seperti gaya negara barat.
Menurut Presiden Tajikistan, Emomali Rahmon, aturan ini dibuat untuk memperkuat rasa nasionalisme masyarakatnya. Aturan berpakaian yang sudah menjadi wacana sejak lama ini akan segera diresmikan pada Juli 2025 dan berlaku untuk semua perempuan dari berbagai usia.
Ilustrasi perempuan Tajikistan. Foto: Omri Eliyahu/Shutterstock
Pemerintah juga berencana menerbitkan panduan berpakaian yang boleh dan tidak boleh dikenakan setiap harinya. Panduan itu berisi cara berpakaian saat di tempat kerja, rumah, dan saat perayaan tertentu di Tajikistan.
Sebelumnya, Emomali juga telah mengesahkan UU yang melarang impor dan penjualan pakaian merek asing agar masyarakat lebih menghormati produk lokal yang dinilai lebih sesuai dengan budaya Tajik.
ADVERTISEMENT
Aturan ini mendapatkan kecaman dari berbagai pihak, termasuk seorang feminis Farzona Saidzoda yang menyebut perempuan selalu kesulitan saat memilih pakaian untuk diri mereka sendiri.
“Di Tajikistan, perempuan selalu menghadapi tekanan dalam memilih pakaian. Di bawah Uni Soviet, hijab tidak boleh dikenakan karena dianggap asing bagi budaya kami di Asia Tengah. Tapi hal yang sama juga berlaku untuk pakaian yang lebih terbuka dan pendek,” ujar Farzona seperti dikutip dari SCMP.
Ilustrasi perempuan Tajikistan. Foto: paparazzza/shutterstock
Seorang perempuan Tajikistan yang berhijab bernama Dzhamila mengaku pernah dikaitkan dengan Islam radikal hanya karena ia berhijab hingga dipaksa melepasnya.
“Saya sudah mengenakan hijab sejak usia sembilan tahun. Saya tidak pernah punya masalah sampai tahun ini ketika saya diminta untuk memperlihatkan rambut saya di sebuah kementerian dan di pasar. Teman-teman saya juga dikenakan denda dan ditahan karena memakai hijab,” ungkap Dzhamila.
ADVERTISEMENT
Kebijakan ini juga dinilai sebagai salah satu batasan untuk kebebasan perempuan. Sebab, tidak ada aturan rumit yang sama untuk laki-laki di Tajikistan soal cara berpakaian.