Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Perempuan Punya Peran Penting di Bidang Sains, Ini Buktinya
12 Agustus 2022 9:43 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dalam data yang dirilis oleh UNESCO tahun 2020, jumlah peneliti perempuan dalam bidang sains secara global baru mencakup 30 persen. Sementara, di Asia Timur dan Pasifik, jumlahnya 25 persen. Berbagai organisasi dunia pun terus mendorong agar peran perempuan semakin bisa diterima dengan baik.
Jika bicara soal peran perempuan dalam bidang sains, memang, seperti apa peran penting mereka? Mengutip Elsevier, ternyata pelibatan perempuan dalam penelitian dan diskusi sains dapat membawa perspektif yang unik dan segar, Ladies.
Setiap perempuan pasti memiliki pengalaman yang berbeda dalam berbagai hal. Nah, tak jarang, para ilmuwan perempuan melakukan penelitian ilmiah dan medis yang terinspirasi dari pengalaman mereka sebagai perempuan. Menjadi seorang perempuan, bersama dengan pengalaman yang dimiliki, mampu memengaruhi penelitian serta pertanyaan-pertanyaan penelitian yang perlu dipertanyakan.
Menciptakan aplikasi demi keamanan perempuan
Salah satu contoh adalah terobosan yang dibuat oleh Dr. Tanzima Hashem, seorang dosen dan peneliti di Fakultas Ilmu dan Teknik Komputer di Bangladesh University of Engineering and Technology. Sebagai seorang perempuan, ia tahu betul permasalahan yang kerap dihadapi perempuan lainnya: pelecehan di ruang publik.
ADVERTISEMENT
“Di negara kami, perempuan sering kali menghadapi pelecehan di jalanan, di transportasi umum, dan di acara-acara umum,” ujar Tanzima, sebagaimana dikutip dari Elsevier.
Berbekal pengalaman dan pengetahuan tersebut, Tanzima pun tergerak untuk menciptakan sebuah aplikasi yang mempermudah perempuan untuk berbagi pengalaman mereka soal pelecehan, dengan privasi yang tetap terjaga.
Aplikasi smartphone itu bertajuk SafeStreet, yang berfungsi untuk memberikan rute perjalanan bagi penggunanya berdasarkan tingkat keamanannya. Tingkat keamanan tersebut ditentukan dari riwayat kejadian pelecehan yang pernah terjadi.
Fokus pada penelitian kesehatan ibu dan anak
Kemudian, di Indonesia, seorang dokter peneliti bernama dr. Davrina Rianda juga melakukan penelitian berdasarkan pengalamannya sebagai seorang perempuan. Davrina merupakan seorang dokter peneliti serta pendiri platform edukasi orang tua LabPintar, yang berfokus pada penelitian kesehatan ibu dan anak.
ADVERTISEMENT
Dalam wawancara bersama kumparanWOMAN beberapa waktu lalu, Davrina mengungkapkan bahwa pilihannya untuk berfokus pada isu kesehatan ibu dan anak ini lahir dari pengalaman pribadi, yaitu ketika anak pertamanya lahir dengan berat badan yang rendah.
“Saya berpikir, saya saja yang latar belakangnya kesehatan bisa mengalami hal ini, apalagi orang tua yang lain. Barulah saya tergerak dan spesifik untuk kesehatan ibu dan anak, karena menjadi ibu itu tidak mudah dan harus banyak dibantu,” ungkap Davrina pada April lalu.
Pada akhirnya, Davrina pun berkontribusi dalam edukasi kesehatan bagi ibu dan anak melalui platform bernama LabPintar. Saat ini, ibu dua anak itu akan melanjutkan studi di University of California Davis (UC Davis), dengan fokus pada kesehatan gizi ibu dan anak.
ADVERTISEMENT
Organisasi dunia mendorong pelibatan perempuan dalam sains
Cerita Tanzima dan Davrina hanyalah sedikit dari banyaknya sumbangsih penting para ilmuwan perempuan di dunia. Mengingat pentingnya peran perempuan dalam sains, organisasi-organisasi dunia seperti PBB pun terus mendorong pelibatan serta representasi perempuan dalam sains yang lebih jauh lagi.
Dilansir PBB, sains dan kesetaraan gender sangat penting untuk agenda Sustainable Development Goals (SDG) demi menciptakan dunia yang lebih baik lagi. Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pun menyerukan dibentuknya kebijakan yang mendorong lebih banyak perempuan untuk memenuhi ruang-ruang kelas sains, teknologi, fisika, teknik, dan matematika.
Selain itu, Antonio Guterres juga ingin adanya kebijakan yang memastikan bahwa perempuan memperoleh kesempatan untuk bisa mengembangkan keahliannya di laboratorium, universitas, serta institusi penelitian.
ADVERTISEMENT
Menyadari pentingnya peran dan partisipasi perempuan dalam sains, PBB pun menetapkan tanggal 11 Februari sebagai Hari Internasional Perempuan dan Anak Perempuan dalam Sains .