Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Perjuangan Ibu di Balik Kesuksesan Greysia Polii Jadi Atlet Bulu Tangkis
26 Desember 2023 18:44 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Kesuksesan Greysia Polii sebagai atlet bulu tangkis tak luput dari perjuangan sang ibu, Evie Pakasi yang setia memberikan dukungan untuknya. Hidup sebagai single mother dan membesarkan anak-anaknya sendiri membuat Evie harus berjuang lebih keras.
ADVERTISEMENT
Sebagai orang tua tunggal, Evie mengalami banyak tantangan dan hambatan saat membesarkan buah hatinya. Mulai dari harus membawa Greys saat bekerja hingga harus melakukan pekerjaan lain untuk membantu meningkatkan ekonomi keluarga.
“Saya berjuang, saya kerja, saya jahit baju (lalu) saya jual, itu menunjang juga. Saya cuma single parent, jadi saya mikir kalau bukan saya (yang jagain Greys) siapa lagi, nggak ada yang bisa bawa dia ke mana-mana,” ungkap Evie pada kumparanWOMAN dalam program Ladies Talk.
Mengetahui putrinya itu berminat di bidang bulu tangkis, Evie pun sadar bahwa untuk menjadi seorang atlet Greys ada banyak kebutuhan yang harganya sudah pasti mahal. Oleh karenanya, Evie punya cara sendiri untuk membuat peralatan olahraga Greys bisa bertahan lama.
ADVERTISEMENT
Ia memanfaatkan kemampuan menjahitnya untuk memperbaiki setiap kali sepatu olahraga putrinya itu rusak. Kala itu, Evie juga masih belum bisa membelikan raket bulu tangkis yang layak untuk Greys, sehingga ia membuatnya sendiri.
“Waktu main itu masih pakai raket saya bikinin dari triplek, pakai senar dari tali rafia. Itu saya bilang, ya, di sini ya, awal kamu, kamu juga harus berjuang karena kehidupan nanti lebih baik lagi. Walaupun kamu pakai sepatu gini, kalau kamu punya prestasi nanti bisa beli yang jauh lebih baik dari itu,” ujar Evie pada Greys kecil di masa lalu.
Tak sampai di sana, Evie juga membantu Greys dalam menyiapkan fisik dan mentalnya sebelum terjun ke dunia olahraga. Evie mendidik Greysia untuk menjadi pribadi yang disiplin dalam hal sehari-hari seperti menerapkan waktu makan dan tidur yang teratur. Greys mengaku bahwa hasil didikan ibunya justru membentuk fondasinya untuk bisa hidup mandiri di asrama.Gr
Saat Greys menetap di asrama, Evie juga harus rela tinggal berjauhan dengan putrinya itu selama bertahun-tahun. Hal ini sering kali membuat Evie khawatir pada kondisi anak perempuannya. Belum lagi kesibukan Greys untuk latihan setiap hari dengan jam yang panjang membuatnya kerap tidak sengaja mengabaikan telepon dari sang ibu. Pada akhirnya, Evie pun kembali mengalah dengan rela pindah rumah agar bisa lebih dekat dengan Greys.
ADVERTISEMENT
“Waktu di asrama umur 12 atau 13 di Ragunan, mama pindah ke Ragunan supaya dia bisa lihat aku lebih dekat. Walaupun kita tinggalnya nggak satu atap, tapi mama di rumah kontrakan, dan saya di asrama,” imbuh Greysia.
Kendati demikian, semua perjuangan Evie membuahkan hasil yang memuaskan. Greysia tumbuh menjadi salah satu atlet bulu tangkis kebangaan negara yang sering menorehkan prestasi baik di ajang nasional mau pun internasional bagi Indonesia. Meski sempat terpuruk karena didiskualifikasi di Olimpiade London 2012, Gresy bisa bangkit dan membawa pulang medali emas Olimpiade Tokyo 2020 lalu. Prestasi ini tentu membawa kebanggaan sendiri bagi sang ibunda.
“Saya bersyukur, saya diberi kesempatan sebagai seorang ibu untuk membesarkan anak dan punya prestasi seperti Greysia, untuk seorang Greysia, apa pun saya perjuangkan,” tutur Evie.
ADVERTISEMENT
Melihat besarnya perjuangan sang ibu untuk mewujudkan mimpinya sebagai atlet yang sukses, Greys mengaku bahwa sang ibu merupakan sosok yang akan selalu menginspirasinya untuk menjalani hidup lebih baik.
“Greys ada itu karena mama, Greys bisa menjadi perempuan yang bisa hidup dalam kebahagiaan pun itu gara-gara mama. Jadi mama adalah sumber motivasi inspirasi yang Greys selalu bawa selamanya,” pungkas Greysia.