Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
"Sebagai perempuan yang mengalami menstruasi, saya ingin bisa terlibat untuk melakukan movement untuk mendobrak stigma menstruasi. Bukan hanya menstruasi saja, tetapi juga kesehatan reproduksi secara menyeluruh. Saya juga mengalami PCOS dan itu menjadi salah satu topik yang banyak dibicarakan oleh perempuan di Indonesia," kata Laksmi saat ditemui di kawasan Jakarta Selatan, Sabtu (28/5).
Perempuan berdarah Australia-Indonesia ini menyadari stigma yang masih dipercaya masyarakat membuat banyak perempuan merasa tidak nyaman memeriksakan kesehatan reproduksinya ke dokter kandungan atau obgyn.
"Kita lupa stigma yang ada soal kesehatan seksual membuat perempuan enggan datang ke dokter kandungan ginekolog (obgyn) dan tidak pernah memeriksakan dirinya," tuturnya.
Laksmi pun memberikan berpesan untuk para perempuan untuk mengenali tubuh dan kesehatannya sendiri, misalnya melalui siklus menstruasi. Apabila ada gangguan siklus menstruasi, segera konsultasi ke dokter kandungan karena bisa menjadi tanda PCOS.
"Dan hal pertama yang bisa kamu lakukan adalah untuk mengerti siklus menstruasi, jika siklusmu tidak berjalan seperti biasanya kamu harus konsultasi ke dokter mau kamu sudah menikah atau belum. Kenali dirimu dan tubuhmu. Kemudian edukasi diri dan edukasi orang sekitarmu." ujarnya.
ADVERTISEMENT
Setelah berkonsultasi dengan dokter, Laksmi juga berpesan agar mulai mengubah pola hidup menjadi lebih sehat, seperti mengonsumsi makanan yang bergizi dan menghindari stres.
"Untuk aku, mengalami PCOS membuat aku harus mengubah gaya hidup lebih sehat. Kemudian jangan stres dan perhatikan siklus menstruasimu," tukasnya.