Petenis Aldila Sutjiadi dan Bullyid Rilis Kampanye #SayNoToOnlineAbuse

9 Februari 2022 15:17 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kampanye anti perundungan daring #SayNoToOnlineAbuse. Foto: Bullyid
zoom-in-whitePerbesar
Kampanye anti perundungan daring #SayNoToOnlineAbuse. Foto: Bullyid
ADVERTISEMENT
Ladies, isu online bullying atau perundungan daring telah menjadi perhatian masyarakat seiring dengan meningkatnya penggunaan teknologi digital dalam berkomunikasi. Internet World Stats 2021 mencatat peringkat Indonesia yang terus memburuk dalam banyaknya masyarakat yang melontarkan abusive messaging di ranah digital.
ADVERTISEMENT
Dari 171 juta pengguna internet, 49% orang telah dilecehkan secara daring. Dari jumlah tersebut, 78% memilih untuk tidak melaporkan pelecehan tersebut, karena takut atau malu. Dalam masyarakat yang dipenuhi dengan hubungan interaksi yang kompleks yang dilandasi oleh kekuasaan dan pangkat, ditambah dengan anonimitas yang ditawarkan oleh internet kepada pengguna, kekerasan berbasis daring cenderung dinormalisasi. Bahkan hal ini menjadi tantangan lebih karena belum ada ruang aman untuk korban menyuarakan pengalamannya dan mencari dukungan terkait isu kekerasan berbasis daring.
Perundungan daring juga dialami oleh petenis putri nomor satu Indonesia, Aldila Sutjiadi, yang banyak menerima pesan dengan ujaran kebencian. “Saya ingin memulai campaign #SayNoToOnlineAbuse ini karena saya sendiri banyak menerima pesan negatif. Awalnya saya menerima pesan saat kalah, tapi makin lama saat saya menang pun saya menerima pesan pesan negatif ini,” ucap Dila dalam sesi konferensi pers virtual peluncuran kampanye #SayNoToOnlineAbuse bersama organisasi nirlaba Bullyid, Selasa (8/2/22).
Kampanye anti perundungan daring #SayNoToOnlineAbuse. Foto: Bullyid
Kekerasan online telah terbukti menyebabkan tekanan mental yang mengakibatkan kecemasan berlebih, serangan panik hingga depresi berat dan meningkatnya berbagai risiko penyakit mental (PTSD).
ADVERTISEMENT
Aldila memberikan penjelasan bahwa efek dari kekerasan berbasis daring tidak hanya melumpuhkan permainannya, tetapi juga berpengaruh pada kesehatan mentalnya.
“Pesan-pesan (kasar) ini telah mengganggu, menyebabkan tekanan mental, kehilangan fokus dan kepercayaan diri. Syukurlah, hari ini saya bisa lebih mengabaikan mereka dan tetap fokus pada permainan saya, ”kata Aldila, yang saat ini sedang mempersiapkan pertandingannya di Mandiri Tennis Open pada Februari 2022 dan di AS pada Maret 2022.
“Berbicara dengan atlet lain, saya menyadari bahwa isu ini lebih luas daripada yang saya perkirakan, jadi saya memutuskan sudah waktunya untuk melakukan sesuatu tentang kekerasan online ini. Saat ini kekerasan online dapat menargetkan siapa saja untuk menjadi korban dan perempuan tampaknya menjadi korban pelecehan paling banyak saat ini. Saya ingin kampanye ini berbicara mewakili mereka semua.
ADVERTISEMENT
Permasalahan ini tidak hanya dialami oleh para olahragawan, pelaku juga memangsa korban yang paling rentan dan mereka yang memiliki sedikit kekuatan untuk melawan. Selama bertahun-tahun, kekerasan online telah meningkat dan menyakiti banyak orang, mulai dari perempuan dan remaja sangat rentan. Dalam dua tahun terakhir lockdown saja, pelecehan online telah meningkat hingga 300%.

Say No to Online Abuse

Kampanye anti perundungan daring #SayNoToOnlineAbuse. Foto: Bullyid
Prihatin dengan situasi ini Aldila memutuskan untuk bertindak dan membuat sebuah kampanye anti perundungan daring #SayNoToOnlineAbuse yang diharapkan dapat menginspirasi masyarakat untuk lebih memahami bahayanya. Dalam kampanye ini Aldila menggandeng Bullyid, sebuah organisasi nirlaba yang mengedukasi masyarakat yang mengalami kekerasan online untuk bekerja sama dalam kampanye ini
Aldila juga mengundang Founder dan Executive Director Bullyid, Agita Pasaribu untuk hadir di acara ini. Agita Pasaribu mengatakan, “Bullyid bekerjasama dengan Aldila untuk menolong dan membantu para korban online abuse agar dapat bercerita lewat platform dari Bullyid. Dalam platform ini juga antara korban saling bercerita dan bisa saling men-support keduanya. Platform ini juga terdapat konselor bagi para korban untuk bercerita."
ADVERTISEMENT
Tujuan utama dari kampanye ini untuk mengingatkan masyarakat agar lebih peka dan memperhatikan tentang online abuse yang terjadi di media sosial. Selain itu, kampanye ini juga untuk membantu para korban dari online abuse melalui platform Bullyid.
Bullyid Indonesia menyediakan konsultasi dan hotline bantuan yang terbuka untuk semua orang dalam bentuk konsultasi hukum dan psikologis yang tersedia setiap hari dari jam 09.00 sampai 20.00 WIB dengan konselor berlisensi.
“Meningkatkan kesadaran saja tidak cukup. Kita perlu memberikan dukungan nyata kepada mereka yang membutuhkan dan Bullyid Indonesia adalah LSM yang berkomitmen untuk memberikan dukungan kepada korban dalam mengatasi dampak penyalahgunaan online,” pungkas Aldila.
Peluncuran kampanye ini bertepatan dengan perayaan Internet Safer Day yang diperingati setiap tanggal 8 Februari. Aldila berharap kampanye #SayNoToOnlineAbuse dapat berkontribusi pada penggunaan internet yang lebih aman bagi masyarakat.
ADVERTISEMENT
Hanya dengan mengunggah ulang, memberikan like dan berkomentar pada unggahan di akun Instagram Pribadi Aldila Sutjiadi, @dilla11 dan akun Instagram dari Bullyid, @bullyidapp kita sudah dapat membantu mengkampanyekan #SayNoToOnlineAbuse.
Penulis: Adonia Bernike Anaya