Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Pierpaolo Piccioli, Genius di Balik Keberagaman Desain Valentino
25 September 2024 10:00 WIB
·
waktu baca 4 menitSetelah 25 tahun bekerja di rumah mode Italia Valentino, desainer Pierpaolo Piccioli turun tahta. Selama menjabat, ia berperan penting dalam mentransformasi laba tahunan Valentino dari 200 juta euro di 2008 menjadi 1,36 miliar euro pada 2021.
Namun jasanya yang terpenting adalah pondasi baru yang dijagokannya untuk mode dan haute couture: keberagaman. Pierpaolo Piccioli memakai mode untuk menyuarakan perubahan dunia ke lebih baik. Sebuah dunia yang penuh keragaman dan kerjasama.
Ia menganggap, mode tak hanya soal baju. Mode adalah tentang nilai-nilai yang dijunjung. Bukan lagi tentang eksklusivitas, kini saatnya komunitas. Secara konsisten, ia mengampanyekan keberagaman, mode terlebih haute couture adalah milik semua ras, semua umur, dan semua bentuk tubuh.
Dalam salah satu shownya, sebanyak 44 dari 64 total modelnya berkulit hitam. Gaun-gaun adibusana Valentino diberi nama berdasarkan tangan-tangan artisan yang membuatnya.
Setiap pagi, ia berangkat kerja, naik kereta selama satu jam ke Roma, berjumpa dengan manusia-manusia di kehidupan nyata yang tak habis-habisnya menjadi sumber inspirasi. Rahasia sukses Piccioli adalah ia bisa melihat jauh di bawah permukaan.
Piccioli menetap di kota pinggir pantai Nettuno, 60 km dari Roma. Ia hidup bersama istri, tiga anak, dan anjing kesayangan bernama Miranda yang kerap menghadiri fashion show Valentino.
Sewaktu muda, Piccioli ingin menjadi sutradara film tapi urung. Ia memutuskan kuliah sastra di Universitas Roma dan belajar desain mode di Istituto Europeo di Design.
Piccioli sempat magang di Brunello Cucinelli, label Italia yang menjunjung etik dan kualitas tinggi. Setelah lulus kuliah, Piccioli bertemu Maria Grazia Chiuri, bekerja dengannya di departemen desain aksesori untuk rumah mode Fendi. Dari sinilah kemitraan duo desainer terjalin panjang.
Pada 1999, Piccioli dan Chiuri bergabung dengan rumah mode Valentino sebagai desainer aksesori. Mereka memperbarui rancangan-rancangan tas dan aksesori serta menelurkan label ke dua yang lebih terjangkau, Red Valentino. Kedua-duanya lalu diangkat menjadi direktur kreatif pada 2008, menggantikan Alessandra Facchinetti, yang mengambil peran tersebut setahun sebelumnya setelah pendiri Valentino Garavani pensiun.
Duo desainer ini dipuji oleh kritikus dan meraih kesuksesan komersial. Mereka berfokus pada penegasan ciri-ciri desain yang selama ini identik dengan label Valentino. Tentu saja warna merah Valentino, simpul pita yang menyimbolkan romantisme dan elegan, kerutan bervolume atau ruffles, dan satu kekhasan baru yang menjadi ledakan tren: sepatu Rockstud.
Rockstud mengambil inspirasi dari detail batu meruncing seperti berlian yang membungkus bangunan-bangunan Romawi yang megah. Di tangan Piccioli dan Chiuri, Rockstud memberi kesan memberontak pada desain Valentino yang feminin dan elegan. Maka Rockstud pun ada di mana-mana, kini menjadi koleksi permanen dalam berbagai bentuk.
Pada 2016, setelah kepergian Maria Grazia Chiuri ke rumah mode Dior, Piccioli menjabat sebagai direktur kreatif tunggal Valentino. Kepandaiannya dalam bermain warna dan siluet yang penuh drama di tiap peragaan, baik koleksi ready to wear (siap pakai) maupun haute couture (adi busana), membuat Piccioli menonjol sebagai desainer kontemporer garda depan.
Peragaan musim gugur dan dingin 2022/2023 menyuguhkan koleksi berwarna pink menyala, sebuah ekspresi yang mengedepankan nilai-nilai dan kebebasan individual. Pink PP (inisial namanya) begitu nama warna Pantone ini disebut, lalu memenuhi panggung kreatif, dikenakan oleh berbagai selebritas, dari Zendaya, Lizzo, Gigi Hadid, hingga Glenn Close.
Tak hanya di atas karpet merah, Piccioli juga meraih berbagai penghargaan sebagai desainer. Di antaranya Designer of The Year dari Fashion Awards. Majalah Time memasukkan namanya dalam 100 orang paling berpengaruh di dunia pada 2019.
"Engkau adalah satu-satunya desainer yang kukenal yang tidak mencoba mendistorsi kehebatan sebuah brand dengan menerapkan kode-kode baru dan ego konyol seorang megalomania,” kata Valentino Garavani dalam ungguhan instagram resminya.
Dunia mode dapat saja teraduk emosi, antara sedih dan mengelu-elukan 25 tahun kejayaan Piccioli di Valentino. Namun Piccioli yang selalu dikelilingi oleh orang-orang tercinta, tahu benar apa yang dirasakannya. “Apa yang kau rasakan saat ini, Papa?” tanya anak perempuannya. “Muda dan bebas,” jawab Piccioli.
Teks: Rifina Marie