Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Potret Maya Ghazal, Pilot Perempuan Pengungsi Suriah Berjumpa dengan Tom Cruise
12 Juli 2022 21:10 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Seorang perempuan pengungsi Suriah bernama Maya Ghazal kembali menyemarakkan dunia maya. Sebelumnya, Maya menjadi topik pembicaraan hangat dengan prestasinya di bidang penerbangan. Kini, ia meramaikan jagat maya lewat potret dirinya bersama Tom Cruise yang diunggah oleh Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR).
ADVERTISEMENT
Tentu saja, prestasi perempuan Muslim asal Kota Damaskus, Suriah, ini merupakan pencapaian yang membanggakan, terutama bagi para perempuan pengungsi Suriah.
Dalam foto yang diunggah di laman Facebook resmi dan LinkedIn resmi UNHCR, tampak Maya Ghazal berfoto bersama Tom Cruise. Maya, yang mengenakan hijab berwarna pink beige, berdiri di sebelah sang aktor film saga Mission Impossible itu dengan senyum merekah.
Dikutip dari situs Syrian Observatory of Human Rights, potret tersebut diambil ketika Maya dan Tom Cruise berada di Silverstone Circuit, Inggris, untuk menyaksikan Formula 1 Grand Prix pada 3 Juli lalu.
ADVERTISEMENT
“A trailblazing maverick of a pilot... and Tom Cruise ✨” demikian keterangan dalam unggahan UNHCR pada Sabtu (9/8) lalu.
Keterangan foto itu menggunakan kata “Maverick” untuk mendeskripsikan Maya. Kata itu juga sekaligus menjadi permainan kata yang merujuk pada Tom Cruise, mengingat ia baru saja kembali memerankan Captain Pete “Maverick” Mitchell pada film Top Gun: Maverick. Kata “Maverick” sendiri bermakna seseorang yang unik, memiliki pola pikir berbeda, dan penuh kebebasan.
“Maya Ghazal merupakan perempuan pengungsi Suriah pertama yang menjadi seorang pilot. Pesan dari dia: Langit adalah untuk semua orang,” tulis UNHCR.
Siapa Maya Ghazal?
Maya Ghazal adalah seorang perempuan asal Suriah yang mengungsi ke Inggris pada 2015 silam. Saat itu, usianya masih 16 tahun. Suriah sendiri merupakan wilayah konflik, di mana perang saudara telah berkecamuk sejak tahun 2011 hingga sekarang.
ADVERTISEMENT
Dilansir Vogue, pada 2015, Maya mencari suaka ke Inggris bersama ibu dan dua adik laki-lakinya. Maya pun berjumpa dengan sang ayah, yang sudah lebih dulu mengungsi ke Inggris pada 2014.
Di rumah barunya ini, Maya mencoba untuk memanuver hidup barunya sebagai seorang remaja sekaligus pengungsi Suriah. Mengetahui betapa beratnya hidup sebagai seorang pencari suaka, Ghazal pun bekerja keras agar bisa diterima di tengah masyarakat sembari menjadi aktivis yang memperjuangkan hak-hak para pencari suaka.
Ia pun mendalami program studi Teknik Penerbangan dan Pendidikan Pilot di Brunel University London sejak 2017. Kemudian pada 2020, ia resmi memiliki izin terbang sebagai seorang pilot, menjadikannya sebagai perempuan pengungsi Suriah pertama yang mengantongi izin tersebut. Kini, ia memiliki ambisi untuk menjadi seorang pilot komersial.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Vogue, pada 2021, Maya ditunjuk sebagai Goodwill Ambassador untuk UNHCR. Lewat aktivisme dan pidatonya, perempuan berusia 22 tahun ini menyerukan pentingnya inklusi terhadap para pencari suaka, akses pendidikan dan kesempatan kerja untuk para pengungsi, serta penolakan stereotipe negatif yang kerap disematkan pada mereka.