Role Model: Cara Asmita Dubey Pimpin Divisi Digital & Marketing di L’Oreal Group

9 Mei 2023 15:23 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Chief Digital & Marketing Officer L'Oreal, Asmita Dubey. Foto: L'Oreal Group
zoom-in-whitePerbesar
Chief Digital & Marketing Officer L'Oreal, Asmita Dubey. Foto: L'Oreal Group
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
“Dunia sudah berada di jalan yang benar.” Ucapan tegas itu diujarkan berulang kali oleh pimpinan bidang digital marketing L’Oreal Group, Asmita Dubey, ketika ditanya soal partisipasi perempuan di dunia teknologi dan digital. Ia mempercayai bahwa perempuan telah berhasil memperoleh kesempatan untuk berkontribusi dalam bidang yang sering kali dianggap sebagai “male-dominated” ini.
ADVERTISEMENT
Asmita Dubey merupakan Chief Digital and Marketing Officer dari L’Oreal Group, salah satu perusahaan perawatan diri terdepan di dunia. Berangkat dari India hingga kini berkarier di Prancis, Asmita merupakan salah satu contoh sukses dari “perempuan bisa menjadi apa pun yang dia mau, jika ia memiliki tekad kuat.”
Lulusan bidang statistik dan ekonomi ini menikmati pekerjaannya sehari-hari di bidang digital marketing alias pemasaran digital. Ia memandang bidang ini sebagai perpaduan dari seni dan sains; menyatukan pemahaman analitis dengan kreativitas tanpa batas.
Chief Digital & Marketing Officer L'Oreal, Asmita Dubey saat diwawancarai kumparan di Jakarta, Jumat (10/3/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Kesuksesan Asmita tidak datang secara cuma-cuma. Di balik tanah pijakannya ini, Asmita mengakui bahwa ia memiliki orang-orang, terutama perempuan hebat, yang mendukungnya. Dengan bangga, Asmita menyebut mereka semua sebagai role model-nya.
ADVERTISEMENT
Dalam artikel spesial Role Model kumparanWOMAN berikut ini, Asmita bercerita secara eksklusif mengenai kisah suksesnya; mulai dari latar belakang keputusannya berkarier di bidang teknologi digital, kiprahnya sebagai pemimpin perempuan di perusahaan personal care raksasa L’Oreal Group, pandangannya soal perempuan di industri ini, harapannya bagi para perempuan, hingga sambutan hangat untuk mereka yang ingin terjun ke dunia digital.

Q: Anda memiliki latar belakang pendidikan di Statistik dan Ekonomi. Namun, Anda memutuskan untuk berkarier di bidang digital marketing. Apa alasannya?

Asmita Dubey (AD): Pertama, saya mengenyam pendidikan di bidang ilmu komputer, lalu statistika, matematika, dan ekonometrika. Jika Anda melihat bidang marketing saat ini, di satu sisi, secara keseluruhan marketing berevolusi menjadi marketing di era digital dan berbasis data.
Marketing saat ini juga menjadi profesi menakjubkan yang memerlukan kemampuan terbaik dari otak kiri dan otak kanan. Cara kerja otak kiri berfokus pada segala hal yang berkaitan dengan analisis dan statistik. Kemudian, marketing juga berfokus pada kreativitas.
ADVERTISEMENT
[Digital marketing] memerlukan penggunaan otak kiri dan otak kanan dengan baik dan bagi saya, itulah bagian pekerjaan yang sangat saya nikmati saat ini.
Chief Digital & Marketing Officer L'Oreal, Asmita Dubey. Foto: L'Oreal Group

Q: Jadi, karier Anda saat ini tidak terlalu jauh dari pendidikan awal Anda?

AD: Ya, saya mempelajari statistika, ilmu komputer, dan matematika, dan saya melanjutkan studi magister di bidang manajemen. Jadi, saya ingin bisa berkecimpung dalam dunia bisnis dan bisnis di marketing. Bidang ini merupakan perpaduan dari seni dan sains; ada banyak data dalam marketing saat ini.

Q: Anda ditunjuk sebagai Chief Marketing and Digital Officer L’Oreal Group pada 2021. Boleh ceritakan perjalanan Anda di L’Oreal, dari pertama di 2013 hingga akhirnya menjabat posisi ini?

AD: Saya pertama kali bergabung dengan L’Oreal Group di China. Saat itu saya menjabat sebagai Chief Marketing Officer of China. Dari sana, saya berpindah ke [L’Oreal] Asia sebagai Chief Marketing Officer.
Kemudian, saya berpindah ke divisi mass beauty, divisi consumer products. Lalu saya pindah ke Paris pada 2017 dan saya mulai mengawasi bagian mass business sebagai Chief Digital Position. Dari sana, saya menduduki posisi sebagai Chief Marketing and Digital Officer di L’Oreal Group sekitar dua tahun lalu.
ADVERTISEMENT

Q: Bagaimana Anda menciptakan keterlibatan konsumen dalam era digital ini?

AD: Kami melakukannya lewat perjalanan konsumen. Saat ini, hampir 5 miliar manusia di seluruh dunia hadir di internet dan angka tersebut akan terus meningkat. Jadi, seiring dengan konsumen berpindah ke online, perjalanan konsumen produk kecantikan juga berubah. Dalam dekade terakhir, kami telah mendigitalisasi perjalanan konsumen di bidang kecantikan lewat platform baru, seperti YouTube, Instagram, atau TikTok.
Kami juga berpindah dari produk ke layanan. Kami menjadi perusahaan teknologi kecantikan, kami ingin menjadi yang terdepan di industri ini, itulah mengapa kami membangun teknologi seperti Hapta.
Hapta adalah alat yang ditujukan untuk mereka dengan kondisi mobilitas terbatas untuk membantu mereka mengaplikasikan makeup.

Q: Hapta dibuat untuk melibatkan lebih banyak orang di dunia kecantikan, terutama mereka dengan disabilitas. Apakah inklusi memang sangat penting dalam perjalanan kecantikan di era digital ini?

AD: Kami percaya bahwa masa depan dunia kecantikan akan lebih beragam, inklusif, aman dan berkelanjutan. Kami mempersiapkan masa depan itu karena misi kami adalah menciptakan kecantikan yang mampu menggerakkan dunia, dan dunia akan lebih inklusif serta beragam tentunya. Kami ingin membawa kecantikan yang unik untuk setiap orang dan teknologi dapat membantu kita dalam hal itu.
ADVERTISEMENT
Contohnya adalah layanan diagnosis kulit. Kami memiliki teknologi yang bisa diakses di telepon genggam. Anda bisa mengambil foto diri Anda dan teknologi tersebut akan menganalisis kulit Anda berdasarkan data 15.000–20.000 foto. Teknologi tersebut akan memberi tahu Anda apakah kulit Anda cenderung berminyak atau kering, rutinitas kecantikan apa yang cocok untuk Anda. Jadi ada personalisasi berkat teknologi.

Q: Anda saat ini memegang jabatan yang sangat penting di salah satu perusahaan personal care terdepan di dunia. Ini merupakan pekerjaan yang menantang. Apakah Anda pernah merasa ragu atau cemas, harus memimpin tim yang krusial di perusahaan besar seperti L’Oreal Group?

AD: Menurut saya, kita semua bertumbuh sebagai pemimpin, sebagai seorang individu, sebagai manusia. Seiring berjalannya waktu, dengan pengalaman, saya selalu ingin mengembangkan diri saya menjadi seseorang dengan kesejahteraan sepenuhnya, baik fisik, mental, emosional, maupun spiritual.
Sebagai seorang pemimpin, tujuan kami adalah memotivasi orang-orang untuk bergerak menuju kinerja yang luar biasa. Cara saya melakukannya adalah dengan dua langkah. Pertama lewat hubungan autentik dengan orang-orang, karena manusia selalu berubah. Kemudian, lewat menyeimbangkan antara fakta dan hasil di satu sisi; dan emosi, energi, pola pikir, dan kesederhanaan di sisi lainnya.
ADVERTISEMENT
Keseimbangan itulah yang terus saya pelajari. Jadi, bukan soal keraguan, tetapi lebih ke bagaimana menjadi lebih baik dalam mencapai keseimbangan tersebut.

Q: Dunia teknologi sering kali dianggap sebagai industri yang didominasi oleh laki-laki. Apakah Anda pernah mengalami tantangan tersendiri selama berkiprah di industri ini?

AD: Saya menyebut diri saya sebagai orang yang sangat beruntung dan memiliki privilese. Alasan saya mengambil langkah lebih jauh di dunia digital dan teknologi adalah karena industri ini merupakan suatu alat yang bisa membantu lebih banyak orang hidup lebih baik.

Q: Menurut Anda, apakah saat ini masih ada kesenjangan gender dalam dunia teknologi? Mengingat saat ini tampaknya semakin banyak perempuan yang berani berpartisipasi di industri digital.

AD: Saat ini, hampir 5 miliar orang berada di ruang maya. Namun, secara keseluruhan, terdapat 8 miliar manusia di dunia. Masih ada mereka yang belum masuk ke dunia maya dan hal ini disebut sebagai kesenjangan digital antara manusia, geografi, gender.
Kesenjangan tersebut memang lebih berdampak terhadap perempuan ketimbang laki-laki. Baik perempuan maupun laki-laki memiliki akses ke dunia maya, tetapi perempuan bisa jadi memiliki lebih sedikit akses.
ADVERTISEMENT
Perempuan bisa membangun bisnis baru, mereka bisa mengelola permintaan dan penawaran di pasar. Mereka bisa menggunakan kemampuan mereka dengan lebih baik, baik di perdesaan Indonesia, perkotaan India, sampai negara maju di dunia.
Kami melihat, jika digital dan teknologi digunakan dengan baik, banyak hal-hal baik yang menjadi hasil. Saya melihat banyak pengusaha perempuan di Indonesia yang memanfaatkannya dengan sangat baik.

Q: Bagaimana Anda melihat perkembangan partisipasi perempuan di dunia teknologi? Jika ada, apakah menurut Anda perubahannya baik?

AD: Saya melihat banyak hal positif di arah tersebut, dan arah perubahannya sangat baik. Contohnya di L’Oreal, beberapa tahun lalu, hanya ada 25 persen perempuan dalam dunia teknologi. Hari ini, 50 persen orang di dunia teknologi adalah perempuan. Di tim saya, ada sekitar 54 persen perempuan dan 46 persen laki-laki.
Kita harus terus bergerak menuju arah yang sangat baik tersebut. Dan benar saja, yang sangat membantu adalah role model. Menjadi seorang role model adalah tanggung jawab besar dan saya merasa bangga karenanya.
ADVERTISEMENT

Q: Anda menyebut bahwa sosok role model sangat membantu dalam karier. Apakah Anda memiliki role model tersendiri di L’Oreal?

AD: Tentu saja. Ada banyak perempuan di jajaran dewan kami, sekitar 50 persen adalah perempuan. Dalam hal itu, di antara kolega-kolega saya, saya menemukan role model; kami saling bertukar dan belajar dari satu sama lain. Saya telah bekerja selama 25–27 tahun dan saya telah bertemu dengan perempuan-perempuan hebat di seluruh dunia. Ya, kita masih harus melakukan lebih banyak hal dan dunia tetap berprogres, tetapi menurut saya, saat ini dunia bergerak ke arah yang benar.

Q: Menurut Anda, mengapa partisipasi perempuan di bidang digital itu penting?

AD: Dalam berbagai bidang, representasi itu penting. Tidak hanya bidang digital, teknologi, atau kecantikan. Penelitian menunjukkan bahwa ketika terdapat representasi yang seimbang atau ketika profil-profil berbeda bersatu, dunia menjadi lebih terbuka, lebih kreatif, dan lebih banyak solusi yang hadir. Sementara, kelompok yang lebih homogen tidak akan memiliki solusi yang sama. Itulah mengapa representasi itu penting.
ADVERTISEMENT
Ada aspek sosial yang lebih besar ketika perempuan memiliki pendidikan baik. Perempuan yang berpendidikan akan berdampak pada generasi selanjutnya karena mereka adalah pengasuh utama anak-anak, mereka membentuk masa depan.
Chief Digital & Marketing Officer L'Oreal, Asmita Dubey saat diwawancarai kumparan di Jakarta, Jumat (10/3/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan

Q: Apa karakteristik yang harus dimiliki perempuan yang ingin berkecimpung di dunia digital marketing?

AD: Teknologi saat ini bergerak dalam kecepatan kilat. Dengan seluruh perubahan yang ada, dengan kecepatan yang tinggi, karakteristik yang sangat baik untuk dimiliki adalah curiosity atau rasa keingintahuan. Saat Anda melakukan pendekatan dengan rasa keingintahuan yang tinggi, dengan pikiran terbuka, Anda akan memahaminya.

Q: Kata-kata untuk menginspirasi para perempuan yang ingin bergabung dengan industri digital?

AD: Saya undang mereka untuk bergabung dengan industri kecantikan, dunia digital dan teknologi, dan untuk mengetahui bahwa mereka akan sukses di bidang ini.
Saya tidak ingin perempuan berpikir bahwa mereka mungkin tidak akan sukses di sini. Ini adalah tempat Anda bisa menjadi sangat sukses, jika diikuti dengan rasa keingintahuan, dorongan, dan keberanian. Saya mengundang Anda untuk datang dan bergabung dengan bidang ini.
ADVERTISEMENT