Role Model: Emilya Tjahjadi, Director Commercial & Enterprise Banking OCBC NISP

16 Juni 2021 13:39 WIB
·
waktu baca 9 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Emilya Tjahjadi, Director Commercial & Enterprise Banking Bank OCBC NISP. Foto: Dok. Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Emilya Tjahjadi, Director Commercial & Enterprise Banking Bank OCBC NISP. Foto: Dok. Pribadi
Ramah dan easy going menjadi kesan pertama kumparanWOMAN saat bertemu secara virtual dengan Emilya Tjahjadi, Director Commercial & Enterprise Banking Bank OCBC NISP.
Meski sudah menduduki jabatan direktur dengan pengalaman karier yang panjang, Emilya memiliki pembawaan yang santai dan humoris. Imej praktisi dunia perbankan yang sering disebut kaku tak sedikitpun tampak dari dirinya.
Telah malang melintang di dunia perbankan selama 30 tahun, perempuan yang akrab disapa Emil ini memulai kariernya di Standard Chartered Group pada 1991 sebagai Senior Relationship Manager of Corporate Banking.
Setelah enam tahun bekerja di perusahaan tersebut, Emilya pun memutuskan untuk pindah ke American Express Bank, Jakarta. Di sana, ia menjabat sebagai Direktur Corporate Banking dari 1996-2002.
Pada 2003 hingga 2009, Emilya lalu bergabung di HSBC Bank dan duduk sebagai SVP dan Head Commercial Banking MME.
Emilya Tjahjadi, Director Commercial & Enterprise Banking Bank OCBC NISP. Foto: Dok. Pribadi
Emilya kemudian bergabung dengan Bank OCBC Indonesia pada 2009. Saat pertama kali masuk, ia langsung menjabat posisi Direktur Bank OCBC Indonesia. Dua tahun setelah bekerja di Bank OCBC Indonesia, perusahaannya kemudian melakukan merger dengan Bank OCBC NISP.
“Saya berkarier di Bank OCBC NISP itu sudah 12 tahun. Awalnya saya sempat memegang enterprise banking, lalu beberapa tahun yang lalu diminta untuk commercial banking juga,” kata Emilya membuka wawancara eksklusif untuk rubrik Role Model kumparanWOMAN, beberapa waktu lalu.
Di tengah kesibukannya bekerja, Emilya dengan senang hati meluangkan waktunya untuk berbincang dengan kumparanWOMAN dan menjawab pertanyaan kami secara virtual.
Kepada kami, ibu dari dua anak ini menceritakan tentang banyak hal. Termasuk pula perjalanan kariernya yang mampu bertahan lebih dari 30 tahun di industri perbankan. Ia juga berbagi cerita soal prinsip hidup dan kepemimpinan yang dipegang teguh, termasuk pula soal nilai-nilai kunci yang dipegang agar bisa meraih kesuksesan dalam kehidupan profesional.
Simak perbincangan hangat dan insightful kami bersama Emilya Tjahjadi berikut ini!

Anda telah bekerja lebih dari 30 tahun di dunia perbankan. Apa yang membuat Anda bisa bertahan lama untuk berkarier di bidang tersebut?

ET: Karena di banking itu sangat dinamis sekali. Saya di bagian client facing, bertemu banyak sekali nasabah. Nasabah dari multinasional yang besar, kecil, hingga besar. Jadi, karena banyak sekali tipe-tipe nasabah yang saya temui, itu membuat pekerjaan saya jadi menarik.
Selama 30 tahun berkarier di perbankan, saya juga sudah menghadapi berbagai krisis; seperti asian financial crisis pada 1997. Lalu ada juga global financial crisis pada 2007-2008, dan sekarang krisis karena pandemi COVID-19. Tantangan-tantangan seperti itulah yang membuat pekerjaan ini terasa tidak membosankan karena banyak sekali perubahan-perubahan yang terjadi hingga sekarang.

Jika dilihat dari perjalanan karier, Anda selalu menjalani bidang yang sama, yakni perbankan. Apakah ini memang passion atau keinginan Anda sejak dulu untuk berkarier di bidang tersebut?

ET: Waktu saya sekolah 30 tahun yang lalu, saya mengambil jurusan di bidang finance. Finance itu ada hubungannya dengan banking, tapi banking kan luas ya, ada bagian frontline, human capital, operations, dan lain-lain. Selain itu, saya ini orangnya introvert sekali dan tidak suka berbicara sama orang. Jadi saya pikir kalau masuk ke finance, terutama ke bagian operations itu benar-benar enggak akan pernah ngomong seumur hidup gitu kan. Sehingga, saya memilih untuk men-challenge diri saya. Saat memutuskan untuk berkarier di dunia perbankan, masuk di bagian client facing. Karena itulah, saya pun melamar di bagian Account Relationship Manager.

Saat ini Anda memegang jabatan sebagai Director Commercial & Enterprise Banking Bank OCBC NISP. Bisa dijelaskan apa saja yang menjadi tugas dan tanggung jawab Anda terkait dengan posisi tersebut?

ET: Kalau di tempat saya, memang sebagai director itu mencakup semua ya. Tapi kalau spesifik mengenai commercial & enterprise itu tugasnya adalah membantu nasabah-nasabah, baik terkait lending atau keperluan import export. Terus kalau nasabah sudah mulai besar, kita juga bantu mereka untuk masuk ke virtual market, dan kalau mereka punya dana lebih kita bantu managing dana lebih ini. Jadi intinya seperti itu, mencari dan memberikan solusi yang tepat untuk nasabah dan bagaimana kita bisa lebih banyak berinteraksi dengan mereka.

Ketika ditawarkan menjabat sebagai direktur, adakah keraguan dari dalam diri untuk menerima posisi penting tersebut?

ET: Pada saat ditawari posisi direktur itu kan di tahun 2010 ya, jadi saya sudah bekerja sekitar 18 tahun.
Saya juga tahu, kalau masuk sebagai direktur itu enggak akan kerja sendirian, pasti akan ada tim yang akan membantu saya bekerja sama-sama. Jadi saya merasa yakin dengan pengalaman, dan saya tahu pasti akan ada bantuan dari tim juga.
Emilya Tjahjadi & Team saat Celebrating Success with Top Performer Foto: Dok. Pribadi

Seperti apa gaya kepemimpinan yang Anda terapkan dalam memimpin tim? Dan pendekatan seperti apa yang Anda lakukan agar tim bisa bekerja lebih maksimal?

ET: Saya mencoba sebisa mungkin kalau memberikan arahan kepada tim itu sangat jelas. Selain itu, saya juga mencoba sebisa mungkin membuktikan apa yang saya bicarakan itu sesuai dengan apa yang saya lakukan. Dan saya orangnya lumayan hands on, jadi kalau ada tim yang memerlukan saya, saya senang sekali membantu dan berbagi pengalaman.
Saya juga merasa lumayan open minded, sehingga kalau tim ada yang memberi masukan atau ide baru, saya akan memberi mereka kesempatan untuk berbagi insight baru. Salah satu hal penting saat menjadi seorang leader adalah harus positive thinking. Karena, kalau leader-nya tidak positive thinking biasanya akan triple down sampai ke bawah.

Menjadi pemimpin di industri perbankan, ada tantangan tertentu yang Anda hadapi karena Anda seorang perempuan?

ET: Kalau tantangan mengenai pekerjaan mungkin saat menghadapi krisis atau nasabah. Tapi, kalau ditanya tantangan berkarier sebagai perempuan, terus terang tidak ada.
Emilya Tjahjadi Bersama dengan Kedua Putrinya. Foto: Dok. Pribadi

Salah satu isu dan tantangan yang kerap dihadapi perempuan bekerja adalah multitasking. Bagaimana cara Anda menyeimbangkan kehidupan karier dan keluarga?

ET: Memang harus saya akui, sebagai ibu, menyeimbangkan pekerjaan dan keluarga itu tidak mudah. Apalagi waktu anak-anak saya masih kecil, saya sering merasa guilty. Karena kalau saya pulang malam, anak-anak pasti akan menunggu di rumah. Sedangkan kalau saya paksa pulang lebih awal, juga ada perasaan tidak enak karena tim minta decision. Jadi pada saat itu, kebersamaan saya dengan anak-anak jadi tidak terasa optimal.
Long time ago, saya trying to balance, gimana caranya bisa optimal dan tidak merasa guilty. Lalu, saya terapkanlah 5+2. Maksudnya, Senin hingga Jumat prioritas saya adalah pekerjaan, jadi selama itu saya akan mengerjakan semua pekerjaan hingga selesai. Lalu, Sabtu dan Minggu prioritas saya adalah keluarga, saat itu saya tidak akan menyentuh pekerjaan kantor sama sekali. So far, solusi ini sangat efektif untuk saya terapkan.
ET: Jadi di Bank OCBC NISP itu ada nilai yang disebut B!SA. Kalau saya melihat, nilai B!SA itu sama dengan nilai-nilai yang sering saya terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Lalu, apa itu B!SA? B nya itu adalah Bring Out the Best in Each Other, jadi kalau kerja itu kita enggak bisa sendiri dan harus bersama-sama. Dengan nilai itu, hasilnya pun menurut saya akan jauh lebih optimal daripada kerja sendirian.
Lalu, ! nya adalah !ntegrity. !ntegrity buat saya adalah trust atau kepercayaan. Karena menurut saya trust itu penting sekali, bukan hanya tim yang mempercayai saya atau bos yang mempercayai saya, tapi apa yang saya lakukan dan saya bicarakan itu sama. Saya bisa dipercaya dengan omongan saya. Kemudian S nya adalah Strive for Excellence itu artinya try to give the most you can give, dan yang paling optimal dan jangan setengah-setengah. Terakhir A nya adalah Act Progressively. Itu sangat penting karena zaman sekarang ini perubahannya cepat sekali, baik itu perubahan ekonomi, dan teknologi. Jadi kita juga harus sangat progresif.

Berbicara soal kesuksesan, bagaimana Anda memaknai mengenai konsep tersebut? Apakah saat ini Anda merasa sudah mencapai kesuksesan yang diimpikan sejak dulu?

ET: Saya beruntung sekali karena saya tahu apa yang saya mau. Kalau boleh cerita, jadi waktu selesai kuliah, saya bilang ke diri saya kalau saya mau masuk ke bank dan masuk ke client facing. Selain itu, saya juga mau bekerja keras sampai mencapai kedudukan direktur. Itu (kesuksesan) yang pertama, dan saya sudah mencapai dream saya waktu kuliah.
Kedua, saya senang sekali kalau melihat Bank OCBC NISP makin lama makin besar, finansialnya bagus dan itu memberikan kebahagiaan buat saya. Saya juga merasa happy kalau melihat di tim saya ada yang bagus dan kariernya naik. Termasuk juga ketika saya melihat nasabah yang ikut berkembang bersama kami dari tahun ke tahun. A lot of thing make me happy
Emilya Tjahjadi, Director Commercial & Enterprise Banking Bank OCBC NISP. Foto: Dok. Pribadi

Apa hal terbesar yang mendukung Anda meraih kesuksesan dalam hidup?

Selain itu, kamu harus provide 100% saat bekerja, artinya you need to work hard. Kamu juga harus meraih kepercayaan orang, karena kalau reputasi sudah tercemar akan susah sekali mengembalikannya. Kamu juga harus selalu positive thinking, karena hal itu enggak hanya bagus untuk kamu tapi juga orang-orang di sekitar. Terakhir dan yang paling penting adalah harus gampang beradaptasi dengan perkembangan zaman dan lingkungan sekitar.

Bagaimana cara Anda merasa yakin dan percaya diri dengan apa yang diinginkan?

ET: Menurut saya percaya diri itu harus dibangun ya. Lalu, bagaimana cara membangunnya? Pertama, kita tahu apa yang akan kita lakukan. Kedua, kita juga harus memiliki knowledge dan pengalaman, karena pengalaman itu akan membangun rasa kepercayaan diri kita.

Adakah saran atau tips agar perempuan bisa percaya diri dan bisa melawan rasa takut untuk mencapai tujuan?

ET: Yang pertama menurut saya adalah cari pekerjaan yang paling disuka. Karena, kalau pekerjaannya kamu tidak suka, setiap hari kamu akan merasa stres. Kedua, saat bekerja, lakukanlah pekerjaan semaksimal mungkin. Kalau misalnya di tengah-tengah ada kegagalan, kita harus segera belajar dari kegagalan itu dan mencoba lagi. Sebab, bekerja itu tidak selalu menyenangkan dan ada saja tantangannya.