Sajak di atas Ombak, Kolaborasi Wastra Riau dan Serat Rayon APR di JMFW 2024

23 Oktober 2023 18:35 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Koleksi busana Sajak di Atas Ombak, hasil kolaborasi APR dan API Riau yang menggandeng enam desainer dan enam pengrajin, ditampilkan di Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) 2024. Foto: Regina Kunthi Rosary/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Koleksi busana Sajak di Atas Ombak, hasil kolaborasi APR dan API Riau yang menggandeng enam desainer dan enam pengrajin, ditampilkan di Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) 2024. Foto: Regina Kunthi Rosary/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) 2024 telah digelar dengan tema Discover Indonesian Modest Fashion Excellence di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang, Banten. Dalam pekan mode tersebut, salah satu koleksi modest fashion yang ditampilkan bertajuk Sajak di Atas Ombak.
ADVERTISEMENT
Koleksi ini merupakan hasil kolaborasi produsen serat viscose-rayon Asia Pacific Rayon (APR) dan Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Riau yang menggandeng enam desainer dan enam pengrajin batik asal Riau. Tajuk Sajak di Atas Ombak terinspirasi dari ombak Bono yang hanya muncul di Sungai Kampar, Provinsi Riau.
Busana-busana dalam Sajak di Atas Ombak diciptakan menggunakan wastra khas Budaya Melayu Riau. Dibuat dari material viscose-rayon APR yang berasal dari bahan terbarukan dan dapat terurai alami serta mendukung sustainable fashion, wastra dicanting dengan motif yang terinspirasi dari alam di sekitar Sungai Kampar, seperti ombak Bono, daun semangka, Sungai Kampar, ikan arwana, pucuk pakis, dan bintang berayun.
Koleksi busana Sajak di Atas Ombak, hasil kolaborasi APR dan API Riau yang menggandeng enam desainer dan enam pengrajin, ditampilkan di Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) 2024. Foto: APR
Koleksi Sajak di Atas Ombak terdiri atas 24 look yang sarat akan motif dan teknik tradisional. Tiap busana diterjemahkan dengan gaya modern hingga kontemporer.
ADVERTISEMENT
“Lewat kolaborasi ini, kami ingin menunjukkan bahwa Riau memiliki potensi yang luar biasa untuk mendukung Indonesia sebagai pusat modest fashion dunia, ditunjang oleh kreativitas para desainer dan wastranya yang khas hingga potensi pasarnya yang besar karena satu rumpun Melayu dan berdekatan dengan negara tetangga, seperti Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam,” kata Basrie Kamba, Presiden Direktur APR.
“Bukan hanya fashion show, kami berharap, industri fashion di Riau ini bangkit pelan-pelan dengan membawa apa yang ada dari Riau. Enggak usah jualan misalnya ke nasional, tapi ke sekitarnya dulu,” tambahnya saat ditemui usai gelaran fashion show Sajak di Atas Ombak.
Koleksi busana Sajak di Atas Ombak, hasil kolaborasi APR dan API Riau yang menggandeng enam desainer dan enam pengrajin, ditampilkan di Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) 2024. Foto: APR

Hasil Pelatihan Kelas Berbagi: Enriching Your Design Using Traditional Wastra

Enam pasang desainer dan pengrajin batik yang terlibat dalam koleksi Sajak di Atas Ombak, yakni Batik Yus Pelalawan x ANFIHA, Batik Seruni Dayun x Neeka, Batik Bono x LILCLO, Batik Seikijang x Lailiimra, Batik Nagori x Sakinah by Thiffa Qhaisty, dan Batik K’loso x ISAS. Setiap pasangan desainer dan pengrajin batik tersebut menelurkan empat look.
ADVERTISEMENT
Busana dalam koleksi Sajak di Atas Ombak yang mereka ciptakan itu merupakan hasil dari pelatihan bernama Kelas Berbagi yang diinisiasi API Riau dan didukung oleh APR. Kelas Berbagi secara konsisten dilaksanakan sejak Januari 2023, bertujuan untuk mempersiapkan UKM fashion dan desainer lokal agar mampu bersaing dengan tren serta pasar saat ini.
Salah satu Kelas Berbagi yang diadakan bertajuk Enriching Your Design Using Traditional Wastra. Pelatihan ini menghadirkan Ion Akhmad, fashion consultant sekaligus Co-founder Luxina.id, yang menjadi kurator dan mentor bagi para peserta pelatihan.
Koleksi busana Sajak di Atas Ombak, hasil kolaborasi APR dan API Riau yang menggandeng enam desainer dan enam pengrajin, ditampilkan di Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) 2024. Foto: APR
“Ini adalah tantangan sekaligus kesempatan bagi pengrajin batik serta desainer untuk menggabungkan elemen tradisional ke dalam format kontemporer, menjauhkannya dari kesan etnik untuk menciptakan karya yang dapat digemari sesuai tren saat ini," ujar Ion Akhmad.
ADVERTISEMENT
Andi Fitri Hartuti, desainer di balik koleksi Batik Yus Pelalawan x ANFIHA, membagikan pengalamannya mengikuti Kelas Berbagi tersebut dalam proses produksi koleksi mereka.
“Kami dibimbing untuk membuat special collection ini. Saat pelatihan, kami membuat desainnya, kami tunjukkan ke Mas Ion. Setelah itu direvisi. Alhamdulillah, enggak terlalu banyak yang harus diubah. Dari segi untuk penampilan look di runway, penggunaan aksesori, semua, itu juga ada masukan dari Mas Ion,” tutur Andi Fitri Hartuti, pemilik brand ANFIHA, kala ditemui usai fashion show.
Kolaborasi APR dengan desainer dan pengrajin batik lokal ini juga sejalan dengan komitmen keberlanjutan APR untuk mendukung terwujudnya Riau sebagai textile hub di Indonesia, serta membantu merevitalisasi kerajinan tekstil tradisional Indonesia. Salah satunya dengan memberikan akses kepada perempuan dan generasi muda di Riau untuk mengembangkan keterampilan di bidang fashion sekaligus mendukung pertumbuhan UMKM.
ADVERTISEMENT