Sederet Fakta tentang Sosok Pahlawan Perempuan Rasuna Said

15 September 2022 12:11 WIB
ยท
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rasuna Said. Foto: ANRI
zoom-in-whitePerbesar
Rasuna Said. Foto: ANRI
ADVERTISEMENT
Hajjah Rangkayo Rasuna Said atau kerap dikenang dengan Rasuna Said adalah salah satu tokoh pahlawan perempuan di Indonesia. Sama seperti R. A. Kartini, ia vokal menyuarakan isu-isu sosial, terutama membela hak-hak perempuan.
ADVERTISEMENT
Rasuna Said lahir di Danau Maninjau, Sumatera Barat pada 14 September 1910. Rasuna meninggal pada 2 November 1965 di usianya yang ke-55 tahun dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan, Kalibata, Jakarta.
Rasuna Said ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI No. 084/TK/Tahun 1974 tanggal 13 Desember 1974. Namanya pun sekarang diabadikan sebagai salah satu jalan protokol di kawasan Kuningan, Jakarta, Selatan, serta di daerah asalnya di Padang, Sumatera Barat.
Di balik itu, Rasuna memiliki kisah kehidupan dan perjuangan hingga akhirnya ia dijuluki sebagai "Singa Betina". Untuk mengenal sosoknya lebih lanjut, berikut telah kumparanWOMAN rangkum dari buku Tokoh Pendidikan Dunia, sederet fakta seputar Rasuna Said di masa hidupnya.
ADVERTISEMENT

1. Keturunan bangsawan Minang

Rasuna Said Foto: Muhammad Faisal Nu'man/kumparan
Rasuna Said lahir dari bangsawan Minang. Ayahnya yang bernama Muhammad Said adalah seorang saudagar Minangkabau yang pernah menjadi aktivis pergerakan yang sangat dihormati. Mengutip buku Ulama Perempuan Indonesia, 'Rangkayo' adalah gelar kebangsawanan yang Rasuna pakai setelah menikah. 'Rangkayo' adalah gelar adat yang mengacu pada orang yang berakhlak mulia dan kaya raya.
Keluarga besar Haji Said adalah keluarga yang cukup terpandang dan penganut Islam yang taat. Rasuna dibesarkan di rumah pamannya karena pekerjaan ayahnya yang membuatnya jarang di rumah.

2. Rasuna Said dikenal sebagai santri perempuan cerdas

Sejak kecil, Rasuna dididik oleh orang tuanya untuk menjadi anak yang pandai. Itulah mengapa beliau selalu belajar dengan baik dan melanjutkan sekolahnya ke pesantren Asr-Rasyidiyah selepas mengenyam pendidikan di bangku SD. Saat itu, Rasuna dikenal sebagai seorang santri perempuan yang pandai, cerdas, dan pemberani. Kemudian, ia melanjutkan pendidikan di Diniyah Putri Padang Panjang.
ADVERTISEMENT

3. Pernah menjadi guru

Rasuna Said sangat fokus memperhatikan kemajuan dan pendidikan kaum perempuan. Ia sempat mengajar di Diniyah Putri Padang Panjang sebagai guru. Namun, pada tahun 1930 Rasuna memutuskan untuk berhenti mengajar karena memiliki pandangan bahwa kemajuan kaum perempuan tidak hanya mendirikan sekolah, tetapi harus disertai dengan perjuangan politik.

4. Menggeluti dunia politik

Awal perjuangan politik Rasuna Said dimulai dengan beraktivitas di Sarekat Rakyat sebagai sekretaris cabang. Kemudian ia bergabung dengan Soematra Thawalib dan mendirikan Persatuan Muslimin Indonesia (PERMI) di Bukittinggi pada tahun 1930. Soematra Thawalib adalah organisasi untuk mengembangkan perjuangan kaum-kaum yang terpinggirkan atau marjinal yang terkekang.
Rasuna Said juga pernah masuk keanggotaan Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (BP-KNIP) di Jakarta, lalu menjadi anggota parlemen atau Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Serikat. Jabatan politik yang terakhir diembannya adalah anggota Dewan Pertimbangan Agung (DPA) sejak tanggal 2 November 1965.
ADVERTISEMENT

5. Orator yang handal

Rasuna dikenal sebagai sosok yang handal berpidato. Dalam rapat umum bagian perempuan PERMI pada 23 Oktober 1932 di Padang Panjang, Rasuna pernah menyampaikan pidato publik berjudul "Langkah-Langkah Menuju Kemerdekaan Rakyat Indonesia". Dalam pidato itu, ia mengutuk penghancuran mata pencaharian rakyat dan kerusakan yang dilakukan pada rakyat Indonesia oleh kolonialisme.
Dalam pidato lain, Rasuna mengatakan kebijakan PERMI saat itu memperlakukan imperialisme sebagai musuh. Ia pun memproklamirkan pidato, "Kita harus mencapai kemerdekaan Indonesia, kemerdekaan harus datang." Tak lama setelah itu, ia ditangkap dan didakwa hukuman Speek Delict, yaitu hukum kolonial Belanda yang menyatakan bahwa siapa pun dapat dihukum karena berbicara menentang Belanda. Ia tercatat sebagai perempuan pertama yang terdakwa hukum Speek Delict.
Hj Rangkayo Rasuna Said Foto: Wikimedia Commons

6. Rasuna Said dijuluki sebagai Singa Betina

Rasuna terus memberikan semangat kepada perempuan untuk berjuang dan mau belajar agar tidak diremehkan banyak orang. Sikap kritis yang dimiliki Rasuna ini membuatnya dijuluki sebagai "Singa Betina".
ADVERTISEMENT

7. Menentang adanya kawin-cerai

Rasuna Said tidak setuju dengan adanya kawin-cerai. Menurutnya, kawin-cerai merupakan bentuk pelecehan terhadap kaum perempuan.

8. Dipenjara

Rasuna tak gentar menentang kekuasaan Belanda walaupun akibatnya ia dipenjara di Semarang pada tahun 1932. Setelah menyelesaikan masa hukumannya, ia tetap berjuang untuk kebebasan negeri ini dan membela hak-hak perempuan agar tidak tertindas oleh siapa saja di masa itu.

9. Menjadi jurnalis

Selain menjadi guru, Rasuna pernah menjadi seorang jurnalis. Semasa hidupnya, ia dua kali menjadi pimpinan sebuah majalah yang berisikan ide-ide nasionalisme. Majalah pertama yang dipimpinnya bernama Raya yang dibentuk pada tahun 1935. Dalam waktu singkat, Raya muncul sebagai obor kaum perempuan Minangkabau. Sayangnya, majalah ini harus tutup karena terlalu menyudutkan pemerintah Belanda.
ADVERTISEMENT
Kemudian, Rasuna membuat majalah mingguan kedua bernama Menara Poeteri, yang banyak berbicara tentang isu perempuan. Gaya tulisannya dikenal tanpa menutup rahasia, langsung, terang-terangan, tapi jujur.

10. Mendirikan sekolah khusus perempuan

Pada tahun 1937, Rasuna mendirikan Sekolah Thawalib dan memimpin Sekolah Khusus Putri. Hal ini dilakukan sebagai bentuk perjuangannya untuk menyamakan hak antara laki-laki dan perempuan.