Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Sedot Lemak Jadi Tindakan Bedah Plastik Terpopuler Ketiga di Indonesia
2 Agustus 2024 18:01 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Posisinya sebagai tindakan terpopuler ketiga menunjukkan tingginya minat masyarakat untuk memiliki bentuk tubuh ideal.
“Sedot lemak atau liposuction ini masuk 3 terbesar dalam tindakan bedah plastik di Indonesia. Artinya ini sangat diminati masyarakat,” ujar Qori dalam Media Briefing Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia, Rabu (31/7).
Alasan banyak orang melakukan sedot lemak pun beragam. Ada yang memang karena alasan kesehatan, namun banyak pula yang melakukan sedot lemak dengan alasan demi menunjang penampilan.
Untuk tujuan kesehatan, sedot lemak dapat dilakukan misalnya pada pasien yang sering mengalami lecet pada bagian tubuh tertentu. Hal ini menurut Qori memang dapat diatasi dengan melakukan liposuction. Sedangkan untuk tujuan estetika atau penampilan, biasanya sedot lemak dilakukan untuk menghilangkan lemak membandel yang sulit diatasi dengan diet dan olahraga.
ADVERTISEMENT
Gagal paham soal sedot lemak
Kedua alasan tersebut tidak keliru, Ladies. Hanya saja selama ini banyak masyarakat awam yang gagal paham terhadap tujuan utama prosedur sedot lemak. Qori menegaskan bahwa sedot lemak atau liposuction adalah prosedur bedah plastik yang bertujuan untuk menghilangkan sel-sel lemak berlebih pada bagian tubuh tertentu untuk membentuk kembali kontur tubuh agar terlihat lebih proporsional (body contouring).
Qori menegaskan bahwa prosedur ini bukan bertujuan untuk mengurangi berat badan secara instan (body slimming). Pemahaman yang salah inilah yang disinyalir membuat masyarakat Indonesia memilih untuk melakukan prosedur sedot lemak karena dianggap sebagai solusi cepat untuk mendapatkan bentuk tubuh yang lebih proporsional yang kemudian dapat meningkatkan kepercayaan diri. Namun Qori menegaskan bahwa pemahaman ini perlu diluruskan.
ADVERTISEMENT
Selain itu Qori juga menyinggung soal gaya hidup masyarakat Indonesia yang cenderung tidak sehat. Gaya hidup ini kemudian menyebabkan banyak masyarakat mengalami obesitas. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, per 1 Mei 2024, jumlah laki-laki dewasa yang mengalami obesitas tercatat sebanyak 6,53 persen. Ini menjadikan Indonesia berada di peringkat 168 dari 200 negara untuk tingkat obesitas pada laki-laki dewasa.
Sementara untuk perempuan dewasa yang mengalami obesitas, persentase mencapai 16,5 persen. Angka ini menempatkan Indonesia pada peringkat 150 dari 200 negara untuk tingkat obesitas pada perempuan dewasa. Obesitas ini kemudian harus membuat penderitanya melakukan gaya hidup sehat untuk menurunkan berat badan.
Namun dalam prosesnya, terdapat beberapa lapisan lemak di beberapa area tubuh yang tidak dapat hilang dengan diet konvensional. Kondisi inilah yang kemudian membutuhkan tindakan liposuction.
ADVERTISEMENT
“Kenapa sedot lemak kemudian jadi tren? Karena masyarakat ga ada waktu, disibukkan dengan kerja yang padat, tidak ada waktu untuk olahraga. Sekarang banyak makanan instan, kalori tinggi, yang kemudian membuat obesitas,” ujar Qori.
Hal yang Perlu Diperhatikan
Meskipun sedot lemak memiliki banyak manfaat, penting untuk diingat bahwa prosedur ini bukanlah solusi ajaib untuk semua masalah tubuh. Sebelum memutuskan untuk menjalani sedot lemak, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
Pertama, konsultasikan dengan dokter spesialis bedah plastik untuk mengetahui apakah kondisi tubuh memungkinkan untuk melakukan prosedur ini. Sebab persyaratan untuk bisa melakukan sedot lemak sangat ketat, Ladies.
Kedua, perlu diingat bahwa hasil sedot lemak tidak bersifat permanen. Kamu tetap perlu menjaga pola makan sehat dan rutin berolahraga untuk mempertahankan hasil yang optimal. Ketiga, seperti prosedur bedah lainnya, sedot lemak memiliki risiko komplikasi seperti perdarahan, infeksi, dan pembentukan bekas luka.
ADVERTISEMENT
Live Update
Pada 5 November 2024, jutaan warga Amerika Serikat memberikan suara mereka untuk memilih presiden selanjutnya. Tahun ini, capres dari partai Demokrat, Kamala Harris bersaing dengan capres partai Republik Donald Trump untuk memenangkan Gedung Putih.
Updated 6 November 2024, 10:03 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini