Sejarah Riasan Wajah Ratu Elizabeth I yang Kontroversial

7 Agustus 2019 18:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ratu Elizabeth I dalam karya The Darnley Portrait (1575). Foto: Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Ratu Elizabeth I dalam karya The Darnley Portrait (1575). Foto: Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
Jika berbicara soal kecantikan, sepertinya tidak sedikit perempuan yang rela melakukan segala hal demi tampil cantik dan sempurna. Apalagi mereka yang menjabat di posisi penting dan sering tampil di hadapan publik. Berbagai cara bisa dilakukan agar wajah tampil tanpa celah sedikitpun sehingga tidak akan mengundang komentar negatif dari orang-orang di sekeliling. Ternyata hal ini tidak hanya dihadapi oleh perempuan di zaman modern saja, namun juga perempuan yang hidup di masa lampau hingga hingga di abad ke-16 ketika Kerajaan Inggris dipimpin Ratu Elizabeth I.
ADVERTISEMENT
Ratu Elizabeth I merupakan penguasa monarki Inggris terakhir dari Dinasti Tudor dan adalah putri dari Henry VIII dan Anne Boleyn. Meskipun memakai nama yang sama, ratu Inggris yang memerintah saat ini, Ratu Elizabeth II berasal dari keluarga berbeda, yaitu dinasti Windsor.
Potret Ratu Elizabeth I mengenakan jubah penobatan. (Copy c. 1600–1610). Foto: Wikimedia Commons
Elizabeth I memimpin pada tahun 1558 hingga 1603 dan dikenal sebagai The Virgin Queen, sebutan khusus untuk dirinya karena kala itu ia memimpin di usia 25 tahun saat ia belum menikah dan masih perawan. Elizabeth I merupakan satu-satunya penguasa perempuan di kerajaan-kerajaan besar Eropa, sehingga usianya yang muda, statusnya yang masih perawan, dan fakta bahwa ia adalah seorang perempuan membuat ia menjadi perhatian besar bagi banyak orang. Elizabeth menyadari hal tersebut yang membuatnya sangat memperhatikan penampilannya. Sebagai penguasa sebuah kerajaan terkuat di dunia, Elizabeth tidak ingin tampil cela.
ADVERTISEMENT
Di era kepemimpinan Ratu Elizabeth I, kulit putih adalah segalanya bagi kecantikan dan reputasi seorang perempuan. Kabarnya, selain bisa membuat perempuan terlihat lebih berkelas, kulit putih juga dianggap sebagai lambang usia muda dan kesuburan. Tak hanya itu, kulit putih juga bisa menunjukkan status sosial seseorang. Karena di Inggris, perempuan yang lahir dari keluarga bangsawan atau orang kaya rata-rata memiliki kulit putih dan bersih.
Obsesi untuk menutupi bekas cacar
Ratu Elizabeth I dalam karya Marcus Gheeraerts the Younger, The Ditchley Portrait (1592). Foto: Wikimedia Commons
Obsesi Elizabeth akan tampilan yang tanpa cela ternyata harus ditantang oleh penyakit cacar yang dideritanya. Sekitar tahun 1562, saat Elizabeth berusia 29 tahun, ia terkena sakit cacar yang hampir membuatnya meninggal dunia. Namun nyawanya berhasil diselamatkan, walau tidak ada dokter yang bisa menghilangkan bekas cacar di tubuh dan muka Elizabeth.
ADVERTISEMENT
Hal ini tentu menjadi sebuah bencana yang besar bagi Elizabeth. Sejak saat itu, ia mulai terobsesi untuk menutupi bekas cacarnya dengan mencoba berbagai bahan.
Berdasarkan berbagai catatan sejarah dan artikel mengenai dirinya, Elizabeth terkenal menggunakan bahan Venetian Ceruse untuk mencapai kulit putih. Venetian Ceruse adalah campuran dari timah putih dan cuka dan Elizabeth selalu menggunakannya di kulit wajah hingga lehernya.
Venetian Ceruse, ramuan berbahaya yang terbuat dari campuran timah putih dan cuka yang dipakai sebagai makeup sehari-hari oleh Ratu Elizabeth I. Foto: Wikipedia
Meski ramuan bahan antara timah putih dan cuka ini dipercaya dapat menutupi bekas noda hitam di wajah, namun bahan ini memiliki efek yang sangat buruk terhadap kulit. Selain timah putih dan cuka, Elizabeth juga dikabarkan menggunakan bahan-bahan seperti belerang, terpentin dan merkuri yang tentu juga memiliki efek yang sangat berbahaya bagi tubuh.
ADVERTISEMENT
Pemakaian bahan-bahan ini membuat kulit Elizabeth semakin memburuk. Dan dengan kondisi tersebut, ia semakin memperbanyak penggunaan bahan-bahan tersebut. Tanpa ragu, ia pun ‘mendempul’ wajahnya dengan ceruse tebal-tebal sampai orang-orang tidak bisa lagi melihat kekurangan pada kulitnya.
Cinnabar, batu yang mengandung merkuri yang digunakan sebagai bahan lipstik ratu Elizabeth I. Foto: Wikimedia Commons
Meski sudah merasakan berbagai efek negatif dari bahan-bahan berbahaya, Elizabeth tidak berhenti sampai di sana. Demi penampilan dan citranya, Elizabeth bersikeras untuk terus merias diri dengan berbagai bahan kosmetik berbahaya. Ia memakai lipstik yang terbuat dari cinnabar, sebuah mineral beracun yang mengandung merkuri, hingga meneteskan obat mata khusus bernama ‘belladonna’ setiap hari agar pupilnya melebar dan matanya terlihat berbinar.
Alisnya pun dicabut sampai tipis dan dibentuk melengkung untuk mendapatkan tampilan dahi yang tinggi. Konon katanya, penampilan tersebut membuat perempuan tidak hanya terlihat cerdas tetapi juga berasal dari kelas atas. Sebagai perona pipi atau blush on, sang ratu menggunakan tumbuhan dan pewarna hewan. Untuk rambut, ia memilih menggunakan wig berwarna persis seperti rambut aslinya ketika ia mengalami kerontokan hingga hampir botak. Kabarnya, ia mengalami kerontokan rambut yang sangat parah akibat penggunaan bahan-bahan yang berbahaya pada kulitnya.
ADVERTISEMENT
Seperti apa wajah asli Elizabeth I?
Ratu Elizabeth I dalam karya The Woburn Abbey version of the Armada Portrait (1588). Foto: Wikimedia Commons
Hingga saat ini, tidak ada yang bisa mengungkapkan dengan pasti seperti apa wajah Ratu Elizabeth I. Hanya pembantu dan orang-orang terdekatnya saja yang mengetahui seperti apa rupa Elizabeth yang sesungguhnya.
Dulu kabarnya salah satu anggota keluarga kerajaan Inggris, Earl of Essex, pernah menerobos masuk ke kamar Ratu Elizabeth I dan terkejut saat melihat penampilan ratu sebelum ia berpakaian dan berdandan. Menurut rumor yang beredar, Earl menjadikan ratu sebagai lelucon di hadapan teman-temannya dan mengatakan bahwa sesungguhnya ratu adalah perempuan tua yang sangat jelek. Saat mengetahui hal itu, Elizabeth mengancam akan memenggal leher Earl of Essex.
Keinginan ratu untuk menutupi keburukannya ini juga menjadi salah satu alasan mengapa ia tidak menikah. Ia tidak ingin ada suami atau orang lain yang membocorkan kepada dunia seperti apa tampilan aslinya.
ADVERTISEMENT
Para pelukis di zamannya, diminta melukis Ratu Elizabeth I sesuai keinginan sang ratu. Jadi potret yang ditampilkan dalam lukisan-lukisan tersebut tidak bisa dikatakan merepresentasikan wajah Elizabeth yang sesungguhnya.
Ratu Elizabeth I dalam karya The Darnley Portrait (1575). Foto: Wikimedia Commons
Salah satu lukisan yang dikatakan paling mendekati wajah nyata sang ratu adalah lukisan Darnley pada tahun 1575. Kabarnya, lukisan tersebut adalah lukisan yang benar-benar dibuat dengan meniru wajah asli Ratu Elizabeth yang kemudian dijadikan referensi wajah Elizabeth bagi para seniman dan pelukis setelahnya.
Pada 24 Mei 1603, Ratu Elizabeth I meninggal dunia di Istana Richmond yang kini sudah dihancurkan. Berdasarkan berbagai tulisan sejarah, Elizabeth I dinyatakan meninggal karena penyakit kanker dan pneumonia. Namun yang banyak yang menduga bahwa hal tersebut juga dipicu oleh berbagai bahan yang ia gunakan untuk riasan wajah dan tubuhnya.
ADVERTISEMENT
Terlepas dari penyebab kematian atau kontroversi yang terjadi di semasa hidupnya, Ratu Elizabeth I tetap dikenang sebagai salah satu pemimpin perempuan hebat yang pernah memimpin kerajaan Inggris dan menjadi ratu yang paling terkenal seantero Eropa karena kecantikan dan penampilannya yang ikonis.