Sejarah Sarana Cari Jodoh: Dulu Iklan di Media Cetak, Kini Marak Aplikasi Kencan

22 Mei 2023 12:10 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi dating online. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi dating online. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Ladies, kemajuan teknologi membawa perubahan pada setiap aspek kehidupan, termasuk juga dalam hal pencarian jodoh. Ya, saat ini banyak perempuan memanfaatkan teknologi untuk menjadi medium dalam mencari pasangan, misalnya melalui aplikasi kencan atau dating apps.
ADVERTISEMENT
Bicara soal medium pencarian jodoh, hal ini tentu sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Dikutip dari HuffPost, tahun 1600-an, orang-orang mulai menggunakan media iklan untuk mencari jodoh.

1690 - Iklan Cari Jodoh Pertama di Media Cetak

Pada 1690, untuk pertama kalinya muncul iklan cari jodoh di media cetak. Menurut profesor sejarah H.G. Cock, seorang pria berusia 30 tahun di Inggris menggunakannya untuk mencari istri.
Pria tersebut mencantumkan beberapa kriteria, di antaranya perempuan usia muda dan memiliki kekayaan sebesar 3000 poundsterling.

1727 - Perempuan Pertama yang Pakai Iklan untuk Cari Jodoh

Pada 1727, seorang perempuan menggunakan iklan di media cetak untuk mencari pasangan. Perempuan itu berasal dari Inggris, bernama Helen Morrison.
ADVERTISEMENT
Helen menjadi perempuan pertama yang memasang iklan di kolom Lonely Hearts. Ia meyakinkan editor jurnal mingguan Manchester untuk menayangkan iklan yang di dalamnya berisi pernyataan bahwa Helen mencari seseorang yang baik untuk bisa menjadi teman hidup.
Ilustrasi iklan cari jodoh. Foto: Shutter Stock
Hal tersebut pun langsung menuai sorotan. Sebab, di masa itu, masyarakat masih belum terbiasa dengan inisiatif perempuan dalam mencari jodoh.
Tidak lama kemudian, ada pria yang menanggapi iklan tersebut. Sayangnya, pria itu bukanlah pria sesuai harapan Helen, melainkan wali kota yang memasukkannya ke rumah sakit jiwa selama empat minggu.

1800-an - Iklan Cari Jodoh di Media Cetak Kian Populer

Pada 1800-an, iklan cari jodoh di media cetak kian populer. Banyak kalangan dari berbagai kelas sosial turut serta menggunakannya.
ADVERTISEMENT
Di waktu yang bersamaan, mulai muncul pula para penipu. Mereka ingin mengambil keuntungan dari orang-orang baik yang murni ingin mencari cinta.

1960 - Iklan Cari Jodoh Mulai Berkembang

Pada 1960-an, banyak orang menggunakan iklan bukan hanya untuk mencari jodoh, tapi juga untuk menemukan sahabat pena hingga korespondensi.
Sementara itu, teknologi baru juga muncul. Pada 1965, tim dari Harvard menciptakan Operation Match, layanan kencan komputer pertama di dunia. Dengan membayar USD 3, pengguna dapat menjawab kuesioner dan menerima daftar calon pasangan.
Sepanjang 1960-an, Operation Match digunakan lebih dari 1 juta orang untuk mencari jodoh.

1990-an - Cari Jodoh Melalui Internet

Munculnya internet membuat sarana pencarian jodoh perlahan berubah. Perkembangan world wide web (www) menjadikan para jomlo dapat mencari jodoh lewat ruang obrolan dan forum online.
ADVERTISEMENT
Iklan cari jodoh di media cetak pun mulai ditinggalkan.

1995 - Situs Kencan Pertama Dirilis

Ilustrasi situs kencan match.com. Foto: Shutter Stock
Match.com diluncurkan pada 1995 sebagai situs kencan online pertama. Situs ini memungkinkan para lajang untuk memilih kriteria yang diinginkan dari pasangan, seperti jenis kelamin, rentang usia, lokasi, hobi, hingga gaya hidup.
Situs Match.com membuka jalan bagi yang lain untuk mengikuti jejak yang sama. OkCupid, salah satunya.
Situs kencan OkCupid diluncurkan pada 2004. Hingga kini, kala sudah tersedia pula dalam bentuk aplikasi, OkCupid jadi salah satu favorit para pencari jodoh.

2012 - Tinder Dirilis, Aplikasi Kencan Pertama Bersistem "Swipe"

Sejak bermunculan situs kencan dan seiring dengan adanya smartphone, sarana cari jodoh pun perlahan berkembang menjadi aplikasi kencan.
ADVERTISEMENT
Pada 2012, Tinder dirilis, menjadi aplikasi kencan pertama yang pakai sistem “swipe”.
Ilustrasi aplikasi kencan Tinder. Foto: Shutter Stock
Kemudian, di 2014, diluncurkan Bumble, yang dianggap sebagai aplikasi kencan feminis. Di Bumble, perempuan diharuskan memulai percakapan; ini mengubah dinamika kekuasaan yang kuno dan mendorong kesetaraan.
Saat ini, sudah ada banyak situs atau aplikasi kencan berdasarkan orientasi seksual, agama, dan ras. Hal tersebut membuat banyak orang lebih mudah menemukan seseorang sesuai dengan kriteria masing-masing.
Menurut Statistic Brain Research Institute, lebih dari 49 juta orang telah mencoba kencan online. Kemudian, menurut Forbes, ada hampir 8 ribu situs kencan di web sampai saat ini.
Nah, bagaimana Ladies, apakah kamu tertarik untuk menggunakan aplikasi kencan untuk mencari jodoh?