Sejarah Singkat Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan

25 November 2020 10:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Remaja Perempuan Depresi Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Remaja Perempuan Depresi Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Pandemi COVID-19 tidak menyurutkan semangat perempuan di seluruh dunia untuk memperingati Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan. Diperingati setiap tanggal 25 November tiap tahunnya, peringatan ini akan ditandai dengan peluncuran kampanye 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan seperti tahun-tahun sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Pada 2020 ini, PBB memilih tema Orange the World: Fund, Respond, Prevent, Collect. Tema besar tersebut diambil lantaran di berbagai negara, angka kekerasan terhadap perempuan, terutama dalam ranah domestik seperti kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), justru semakin meningkat di masa pandemi seperti sekarang ini.
Menurut laporan dari catatan tahunan Komnas Perempuan, pada 2019 terdapat 75 persen atau 11.105 kasus kekerasan yang terjadi di ranah personal atau KDRT.
Sejak lama, Komnas Perempuan pun telah menyatakan bahwa 'Indonesia darurat kekerasan seksual.' Tercatat pada 2019 terdapat 431.471 kasus kekerasan terhadap perempuan. Jumlah ini meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 406.178 kasus.
Untuk itu, kampanye 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan, yang berlangsung 25 November hingga 10 Desember menjadi cara untuk mendorong upaya-upaya penghapusan kekerasan berbasis gender di seluruh dunia, terutama di masa sulit seperti sekarang ini.
ADVERTISEMENT
Selain itu, PBB juga ingin fokus memperkuat seruan aksi global untuk mengatasi kesenjangan pendanaan dan memastikan layanan penting bagi para penyintas kekerasan selama krisis Covid-19. Tak hanya itu, peringatan ini juga fokus pada pencegahan dan pengumpulan data yang dapat meningkatkan layanan penyelamatan hidup bagi perempuan dan anak perempuan.

Sejarah 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan

Ilustrasi kekerasan. Foto: Shutterstock
Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan merupakan sebuah kampanye internasional yang dilakukan selama dua minggu. Gerakan ini pertama kali digagas oleh Women’s Global Leadership Institute pada tahun 1991 yang disponsori oleh Center for Women’s Global Leadership di Inggris.
Tanggal 25 November sendiri dipilih sebagai tanggal dimulainya 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (16 Days of Activism Against Gender Violence), sebagai penghormatan terhadap meninggalnya Mirabal bersaudara (Patria, Minerva dan Maria Teresa) di tahun 1960. Ketiga bersaudara ini dibunuh secara keji oleh kaki tangan penguasa Rafael Trujilo, diktator asal Republik Dominika.
ADVERTISEMENT
Mereka adalah aktivis politik yang vokal memperjuangkan demokrasi dan keadilan. Pada tanggal 25 November itu juga, Hari Internasional untuk Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan pada tahun 1981 diakui pertama kalinya dalam Kongres Perempuan Amerika Latin yang pertama.
Kampanye ini digelar selama dua minggu hingga tanggal 10 Desember yang merupakan Hari Hak Asasi Manusia (HAM) Internasional. Momen ini sekaligus menunjukkan bahwa hak-hak perempuan juga merupakan hak asasi manusia.
Setidaknya, dengan adanya peringatan 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan ini kita bisa lebih mendorong upaya untuk menghapuskan segala bentuk kekerasan berbasis gender di dunia, terutama di Indonesia.
----
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
ADVERTISEMENT