Sel Telur Perempuan Berkurang Seiring Pertambahan Usia, Ini Penjelasannya

15 Januari 2024 13:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi sel telur perempuan berkurang seiring bertambahnya usia. Foto: Reezky Pradata/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sel telur perempuan berkurang seiring bertambahnya usia. Foto: Reezky Pradata/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sel telur menjadi salah satu kunci keberhasilan kehamilan. Karenanya, kualitas dan kuantitas sel telur sangat penting bagi tingkat kesuburan perempuan.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, tidak seperti sperma yang terus diproduksi seumur hidup pria, sel telur justru hanya diproduksi satu kali dalam seumur hidup seorang perempuan. Hal ini bukan hanya membuat sel telur tak bisa berkembang dan beregenerasi, tapi juga berkurang seiring bertambahnya usia perempuan.
Mengutip Medical News Today, American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), menyebutkan bahwa janin perempuan bisa memiliki 6–7 juta sel telur saat masih di dalam kandungan 20 minggu. Tapi jumlah ini juga menurun drastis menjadi 1–2 juta sel telur saat bayi perempuan dilahirkan.
Sel telur yang belum matang atau oosit juga akan terus berkurang sekitar 11 ribu setiap bulannya sebelum masa pubertas. Sementara itu, di masa pubertas perempuan telah memiliki sekitar 300-500 ribu sel telur matang, namun di sisi lain ia juga mengalami siklus menstruasi.
Ilustrasi sel telur pada perempuan. Foto: Anastasiya Lavrik/Shutterstock
Siklus menstruasi menyebabkan perempuan kehilangan lebih banyak sel telur setiap bulannya. Pasalnya, sel telur yang tidak dibuahi akan meluruh bersama dinding rahim yang kemudian menimbulkan menstruasi.
ADVERTISEMENT
Tak hanya menstruasi, beberapa kondisi lain seperti endometriosis, autoimun, dan kelainan genetik juga bisa menyebabkan perempuan lebih cepat kehilangan sejumlah sel telur. Sementara itu, gaya hidup yang tidak sehat termasuk merokok hingga penggunaan produk perawatan yang mengandung bahan toksik kimiawi dapat mempengaruhi kualitas sel telur itu sendiri.

Kesuburan perempuan seiring usia

Perempuan dengan infertilitas. Foto: Phawat/Shutterstock
Kualitas dan kuantitas sel telur sangat mempengaruhi tingkat kesuburan perempuan. Dikutip dari Healthline, perempuan subur usia 20-an memiliki kemungkinan 25-30% untuk bisa hamil pada setiap pembuahan karena jumlah dan kualitas sel telur yang masih baik.
Namun seiring menurunnya jumlah sel telur, maka tingkat kesuburan perempuan juga ikut berkurang seiring usia. Ya, Ladies, kesuburan perempuan menurun secara perlahan saat memasuki usia 30-an dengan jumlah sel telur yang dimiliki sekitar 120 ribu saja. Ini juga menurunkan kemungkinan kehamilan menjadi 20% setiap siklusnya.
ADVERTISEMENT
ACOG mengungkapkan bahwa seorang perempuan akan mengalami penurunan kesuburan yang drastis di usia 37 tahun. Di usia tersebut, perempuan hanya memiliki sekitar 25 ribu sel telur yang kualitasnya sudah tidak sebaik di masa muda.
Center for Disease Control and Prevention menyebutkan, peluang kehamilan perempuan turun menjadi 5% aja di usia 40 tahun. Meski sulit, kehamilan masih bisa terjadi di usia itu dengan risiko yang lebih besar. Karenanya, kehamilan di rentang usia 30–40 tahun perlu mendapatkan penanganan khusus untuk meminimalkan risiko bagi ibu dan bayi.