Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Paradigma tentang kulit putih sebagai standar kecantikan masih menjadi hal yang dipercaya kuat oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Hal ini seolah membuat kesan bahwa perempuan yang memiliki kulit putih otomatis dianggap sebagai perempuan cantik, sedangkan perempuan yang memiliki warna kulit selain putih kerap kali dianggap kurang menarik. Hal ini pun lantas membuat perempuan yang memiliki warna kulit cokelat atau sawo matang menjadi kurang percaya diri karena merasa dirinya tidak cantik. Padahal warna kulit sawo matang adalah warna kulit yang umum dimiliki oleh perempuan Indonesia.
Tak percaya diri karena memiliki kulit sawo matang ternyata pernah dialami oleh aktris Tara Basro . Saat diwawancarai kumparanWOMAN untuk konten spesial Women On Top , pemain film ‘Gundala’ itu bercerita bahwa ketika masa remaja, ia mengaku sempat tidak percaya diri dengan warna kulit yang dimilikinya. Saking tak percaya diri dengan warna kulit yang dimiliki, Tara kemudian memutuskan untuk memutihkan warna kulitnya.
“Jadi dulu aku tinggal dan sekolah yang kebanyakan anak-anak Chinese dan Indonesian yang kulitnya putih-putih semua. Terus ya sudah, I tried to fit in, dan aku coba untuk memutihkan kulit aku dengan teknik bleaching (pemutihan kulit) segala macam,” ungkap Tara Basro .
Namun, keinginan untuk memiliki warna kulit putih itu langsung pudar ketika Tara tinggal di Australia. Ia melihat orang-orang di sana malah terobsesi untuk mendapatkan warna kulit yang lebih gelap. “Aku melihat orang-orang kok mereka pada di bawah matahari segala macam, sedangkan aku susah-susah ingin kulit kayak mereka. Makanya aku pikir, kalau misalnya kulitnya enggak putih salah, kulitnya enggak cukup gelap juga salah. Jadi whatever you do, kayanya enggak pernah cukup gitu,” lanjut perempuan berusia 29 tahun itu.
Dari sanalah, Tara kemudian mulai belajar untuk menerima dan mencintai bentuk tubuh yang dimiliki. Tak hanya untuk dirinya sendiri, Tara juga mulai memanfaatkan popularitasnya untuk mengkampanyekan hal-hal seputar citra tubuh positif; mulai dari mengubah pandangan orang tentang standar kecantikan perempuan, hingga menyuarakan self-love atas bentuk tubuh yang dimiliki.
“Aku ingin banyak orang yang ter-influence dengan cara melihat aku. I can be real with everybody, sehingga mereka juga bisa kayak gitu,” tutup Tara Basro .