Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Sosok Karoline Leavitt, Perempuan yang Diduga Bakal Jadi Jubir Donald Trump
16 November 2024 12:00 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump saat ini tengah mempersiapkan jajaran pejabat yang akan bergabung dalam pemerintahannya. Salah satu posisi paling strategis, yakni press secretary atau juru bicara pemerintahan, rumornya akan dipegang oleh seorang perempuan bernama Karoline Leavitt.
ADVERTISEMENT
Dilansir Politico, Karoline Leavitt digadang-gadang sebagai salah satu sosok yang dijagokan untuk mengisi jabatan ini. Selama masa kampanye Pilpres Amerika Serikat Karoline memegang posisi sebagai juru bicara Donald Trump, presiden terpilih dari Partai Republik.
Karoline Leavitt adalah perempuan kelahiran 24 Agustus 1997 asal New Hampshire, AS. Ia merupakan lulusan Saint Anselm College, New Hampshire, dengan gelar di bidang politik dan komunikasi.
Datang dari keluarga yang berfokus di dunia bisnis, ia sudah terlibat dalam bisnis keluarga sejak masih muda. Dikutip dari Archives of Women’s Political Communication, pengalamannya bekerja di usaha keluarga menjadi batu loncatan Karoline untuk terjun ke dunia politik.
Dilansir Daily Mail, setelah lulus dari Saint Anselm College, Karoline bergabung dengan kantor press shop Gedung Putih di bawah pemerintahan periode pertama Donald Trump. Di sana, Karoline bekerja sebagai penulis kepresidenan (presidential writer) dan asisten juru bicara kepresidenan untuk jubir Kayleigh McEnany.
ADVERTISEMENT
Usai pemerintahan periode pertama Donald Trump, Karoline mencalonkan diri sebagai anggota Kongres mewakili tanah kelahirannya, New Hampshire, pada 2022.
Saat itu, jika ia terpilih, ia akan menjadi anggota termuda di Kongres AS. Sayangnya, saat itu ia gagal memperoleh suara yang cukup.
Disebut jadi salah satu favorit Donald Trump
Dilansir Daily Mail, Karoline disebut sebagai salah satu orang favorit Donald Trump. Ia bergabung bersama timses Donald Trump untuk pencalonan Trump di Pilpres AS 2024.
Pada Juni lalu, nama Karoline Leavitt sempat viral usai ia bentrok dengan seorang jurnalis media CNN, Kasie Hunt. Saat itu, Karoline mengatakan bahwa dua jurnalis CNN, Jake Tapper dan Dana Bash, memiliki bias buruk terhadap Donald Trump di masa lalu. Diketahui, dua jurnalis tersebut dipilih menjadi moderator dalam debat calon presiden AS.
Karoline pun menegaskan, debat capres itu akan menciptakan suasana yang “tidak bersahabat” terhadap Trump.
ADVERTISEMENT
Argumen antara Karoline dan Kasie pun memanas. Perdebatan antara Karoline dan Kasie berakhir usai CNN menghentikan siaran langsung tersebut secara tiba-tiba.
Seorang sumber yang dekat dengan Donald Trump mengatakan, Karoline sangat dipercaya oleh Trump.
“Ia (Karoline) berbicara dengan semua orang, tak hanya kepada Fox News. Ia datang ke berbagai stasiun televisi dan menerima serangan, yang merupakan bagian besar dari pekerjaannya (sebagai juru bicara), dan ia melawan. Dia adalah penyampai pesan yang sangat efektif. Presiden Trump mempercayai dia, dan kepercayaan adalah hal yang sangat penting bagi Trump,” ucap sumber yang tak disebutkan namanya itu, dikutip dari Daily Mail.
Nama Karoline pun akhirnya muncul sebagai salah satu kandidat kuat untuk mengisi jabatan press secretary di pemerintahan Donald Trump periode kedua. Namun, dilansir The Hill, Karoline akan menerima keputusan apa pun yang diambil Trump soal jabatan tersebut.
ADVERTISEMENT
“Sungguh kehormatan bagi saya pernah menjabat sebagai juru bicara di kampanye Presiden Trump. Saya sungguh bahagia bisa menyaksikan sebuah comeback politik terbesar dalam sejarah. Pada akhirnya, ini (jabatan juru bicara kepresidenan) adalah keputusan yang harus diambil oleh Presiden Trump. Saya akan membiarkan dia mengambil keputusan tersebut dan menghormati pilihan apa pun yang ia ambil,” kata Karoline dalam wawancara dengan jurnalis Martha MacCallum.
Jika Karoline dipilih menjadi juru bicara kepresidenan Donald Trump, ia akan menjadi orang termuda yang memegang jabatan tersebut.