Standar Kecantikan Suku Kayan dari Myanmar, Pakai Gelang Leher Seberat 20 Kg

21 Agustus 2023 14:49 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suku Kayan dari Burma (Myanmar), pakai gelang leher dari kuningan hingga seberat 20 kg. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Suku Kayan dari Burma (Myanmar), pakai gelang leher dari kuningan hingga seberat 20 kg. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Jika membicarakan standar kecantikan, setiap wilayah dan masyarakat yang menempatinya pasti punya konsep kecantikan yang ideal menurut mereka. Ini juga berlaku di masyarakat suku Kayan, kelompok etnis yang berasal dari Burma (kini Myanmar).
ADVERTISEMENT
Masyarakat suku Kayan saat ini sebagian besar tinggal di provinsi wilayah utara Thailand dan negara-negara bagian Myanmar. Akibat konflik dengan rezim militer di Myanmar pada 1980–1990-an silam, suku Kayan melarikan diri dari Myanmar ke Thailand.
Nah, dilansir Al Jazeera, di tengah masyarakat suku Kayan, leher panjang menjadi standar kecantikan. Semakin panjang leher seorang perempuan, maka semakin cantiklah ia. Untuk memanjangkan leher mereka, para perempuan Kayan memakai gelang leher yang terbuat dari kuningan.
Suku Kayan dari Burma (Myanmar), pakai gelang leher dari kuningan hingga seberat 20 kg. Foto: Shutterstock
Sekilas, gelang leher kuningan itu terlihat ringan. Namun ternyata, gelang tersebut bisa mencapai seberat 20 kg. Akibatnya, tak sedikit perempuan Kayan yang kesulitan dan merasa kesakitan ketika harus bekerja atau beraktivitas fisik.
Dikutip dari situs resmi Pitt Rivers Museum Body Arts, University of Oxford, tradisi memakai gelang kuningan ini dimulai sejak anak perempuan menginjak usia lima tahun. Namun, tidak semua perempuan suku Kayan bisa memakai aksesori tersebut. Hanya mereka yang lahir di hari beruntung dalam suatu pekan dan ketika bulan akan menuju purnama.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, menurut Al Jazeera, gelang leher kuningan juga diketahui cukup mahal, sehingga tidak semua keluarga bisa membelinya. Hanya mereka yang lahir dari keluarga berada yang bisa memberikan gelang leher bagi anak perempuan mereka.
Suku Kayan dari Burma (Myanmar), pakai gelang leher dari kuningan hingga seberat 20 kg. Foto: Shutterstock

Tak cuma simbol kecantikan

Gelang leher kuningan suku Kayan bukan hanya digunakan untuk mencapai tampilan leher panjang, Ladies. Dikutip dari situs resmi Pitt Rivers Museum Body Arts, gelang leher ini dipakai untuk mencegah para perempuan suku Kayan diculik oleh kelompok etnis lainnya.
Kemudian, ada juga kepercayaan yang mengatakan bahwa gelang leher kuningan melindungi para perempuan dari serangan macan. Ketika menyerang mangsanya, macan diketahui langsung menyasar leher mereka.
Tak hanya itu, suku Kayan juga disebut meyakini bahwa mereka adalah keturunan langsung dari Dragon Mother atau Ibu Naga. Gelang kuningan tersebut menyerupai baju zirah sang Dragon Mother yang memiliki kekuatan untuk menyembuhkan penyakit. Yang pasti, gelang leher ini menjadi sebuah simbol kecantikan perempuan dan kekuatan dalam masyarakat yang matriarki.
Suku Kayan dari Burma (Myanmar), pakai gelang leher dari kuningan hingga seberat 20 kg. Foto: Shutterstock

Gelang leher bisa memanjangkan leher?

Tak banyak yang mengetahui bagaimana rupa leher seorang perempuan Kayan setelah gelang leher kuningan tersebut dilepaskan. Dikutip dari Pitt Rivers Museum Body Arts, leher perempuan Kayan tidak akan patah ketika gelang tersebut dilepaskan usai pemakaian dalam jangka waktu panjang.
ADVERTISEMENT
Namun, durasi pemakaian yang lama tak urung membuat leher penggunanya lemah dan mengalami memar-memar. Itulah mengapa, perempuan Kayan memilih untuk tidak melepasnya.
Pertanyaan lainnya yang kerap kali ditanyakan adalah apakah gelang leher benar-benar bisa memanjangkan leher mereka. Menurut Sinchi Foundation, ternyata, ukuran leher para pengguna gelang kuningan tidak memanjang.
Ilusi leher panjang itu didapatkan karena tulang selangka dan pundak perempuan Kayan tertekan ke bawah. Tekanan ini terjadi berkat berat gelang leher yang bisa mencapai 20 kg, menurut Al Jazeera. Jadi, bukan lehernya yang memanjang ke atas, justru bagian pundaklah yang semakin menurun.
Suku Kayan dari Burma (Myanmar), pakai gelang leher dari kuningan hingga seberat 20 kg. Foto: Shutterstock
Dilansir Sinchi Foundation, tak jarang, para perempuan suku Kayan mengalami cedera di area punggung dan leher. Sayangnya, mereka tidak memiliki akses fasilitas kesehatan yang baik, sehingga mereka hanya bisa mengurangi rasa sakitnya lewat mengunyah buah pinang dan daunnya.
ADVERTISEMENT
Saat ini, jumlah pengguna gelang leher kuningan di tengah masyarakat suku Kayan sudah berkurang. Meski begitu, menurut Pitt Rivers Museum Body Arts, Pemerintah Thailand terus mencoba mempertahankan tradisi tersebut demi mempromosikan desa-desa suku Kayan sebagai destinasi wisata bagi turis. Pemerintah Thailand dikabarkan menjanjikan para perempuan Kayan uang dan jaminan tidak akan dideportasi jika mereka melestarikan tradisi tersebut.