Studi: Perempuan yang Bekerja Bareng Perempuan Lain Bisa Jadi Lebih Sukses

20 Februari 2024 15:54 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Perempuan di Dunia Kerja Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Perempuan di Dunia Kerja Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Ladies, bener nggak, sih, bahwa perempuan bisa lebih sukses dalam karier profesionalnya saat ia dikelilingi oleh banyak perempuan lain? Ya, ternyata itu bisa dibilang fakta, lho.
ADVERTISEMENT
Dilansir Independent, sebuah studi dilakukan oleh Northwestern University, yang berada di Amerika Serikat. Studi tersebut menunjukkan bahwa lebih dari 75% perempuan yang memiliki kedudukan tinggi ternyata punya circle atau kelompok yang didominasi oleh perempuan. Akan tetapi, ternyata peluang keberhasilan itu tak berlaku bagi pria. Sebab, dalam urusan pekerjaan para pria tidak dipengaruhi oleh gender.
Seorang business coach and human resources expert asal Inggris, Lara Cullen, juga ikut menuturkan pendapatnya terkait hal ini.
“Penelitian menunjukkan bahwa saat perempuan berteman dengan perempuan lain, itu akan melepaskan hormon oksitosin yang menenangkan tingkat stres,” ujar Lara.
Ilustrasi perempuan karier. Foto: Shutter Stock
Menurut Lara, perempuan yang bekerja sama dengan perempuan lain akan membuat intensitas stres jadi berkurang. Hal ini disebabkan karena adanya rasa aman yang muncul saat bekerja. Akhirnya, itu semua bisa membuat kapasitas berpikir bisa menjadi lebih besar, bekerja lebih baik, sampai akhirnya kamu punya peluang untuk bisa dipromosikan.
ADVERTISEMENT
Meski terlihat baik, sayangnya tak semua orang memiliki pandangan yang sama. Ya, masih ada sebagian orang yang meyakini bahwa kondisi seperti ini menunjukkan tingkat seksisme di dunia kerja yang ternyata masih tinggi.
Bagaimana, nih, kalau menurut kamu, Ladies? Tentunya, kamu pasti berharap agar nantinya semua perempuan bisa sukses saat memasuki circle manapun, termasuk dalam lingkup yang biasa didominasi laki-laki. Alhasil, kesuksesan tak lagi dilihat dari perspektif gender.