Studi: Pramugari Lebih Rentan Terserang Kanker Payudara
ADVERTISEMENT
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
ADVERTISEMENT
Hal ini dikemukakan oleh studi terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Environmental Health, di mana para ilmuwan menemukan bahwa pramugari memiliki risiko lebih besar terserang kanker payudara dan juga kanker kulit melanoma.
Lebih lanjut, studi itu juga menyebut bahwa pramugari berisiko terserang jenis kanker lain; seperti rahim, kulit, serviks, tiroid, hingga pada sistem pencernaan seperti usus besar, esofagus, hati dan pankreas.
Menurut ketua penelitian dari Harvard University, Irina Mordukhovich, saat diwawancarai Live Science, risiko kanker tersebut meningkat lantaran awak kabin terpapar banyak karsinogen --senyawa yang memicu kanker, di lingkungan kerja mereka.
Mordukhovich mengatakan, salah satu jenis karsinogen yang dimaksud adalah radiasi pengion yang meningkat saat berada di atas ketinggian. Jenis radiasi ini menurutnya, bisa merusak DNA dan dikenal sebagai penyebab kanker payudara serta kanker kulit non-melanoma.
ADVERTISEMENT
Selain radiasi pengion kosmik, para awak kabin juga terkena radiasi UV lebih banyak dibanding masyarakat pada umumnya. Selain itu, Mordukhovich juga mengatakan bahwa bahan kimia lain yang dapat ditemukan dalam pesawat (termasuk kebocoran mesin dan pestisida yang mengandung banyak senyawa) juga bisa mengganggu hormon dan bisa meningkatkan risiko jenis kanker.
Untuk diketahui, penelitian tersebut dilakukan terhadap 5.366 awak kabin dari berbagai maskapai penerbangan yang telah menyelesaikan survei online sebagai bagian dari Harvard Flight Health Study.
Para peneliti kemudian menganalisis tingkat kanker pada awak kabin tersebut dan membandingkan dengan 2.729 orang dewasa lain (dengan pendapatan dan status pendidikan sama, namun tidak berprofesi sebagai awak kabin).
Dari hasil penelitian tersebut, para peneliti menemukan bahwa tingkat kanker payudara pada pramugari sekitar 51 persen lebih tinggi dibanding perempuan dengan profesi lain. Selain itu, pramugari juga berisiko dua kali lebih tinggi terkena kanker kulit melanoma dan berisiko empat kali lebih tinggi terkena kanker kulit non-melanoma dibanding perempuan dengan profesi lain.
ADVERTISEMENT
Nah, Ladies bagaimana menurut Anda?