Studi: Pria Lebih Sulit Move On daripada Perempuan

14 Desember 2023 19:18 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi laki-laki susah move on. Foto: tairome/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi laki-laki susah move on. Foto: tairome/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Setiap orang tentu menginginkan hubungan asmara yang langgeng. Akan tetapi, tak semua rencana atau keinginan bisa sesuai dengan realitas.
ADVERTISEMENT
Harapan untuk memiliki hubungan yang bertahan lama bisa pupus karena berbagai macam alasan. Setelah putus cinta, setiap pria dan perempuan akan melewati fase move on.
Nah, bicara soal move on, tahukah kamu bahwa pria lebih sulit untuk move on daripada perempuan? Dikutip dari Independent, ini adalah hasil dari studi yang dilakukan oleh Universitas Binghamton kepada 5.705 perempuan di 96 negara.
Kebanyakan perempuan akan merasa lebih terpukul secara emosional saat hubungan cintanya baru berakhir. Tetapi, ternyata pria bisa menderita dalam waktu yang lebih lama dan mungkin sulit untuk melupakan mantannya alias gagal move on, Ladies.
Ilustrasi pria susah move on. Foto: Ann Rodchua/Shutterstock
Menurut Craig Morris, peneliti dari Universitas Binghamton, New York, Amerika Serikat, perempuan merasa akan mengalami kerugian lebih besar apabila berkencan dengan orang yang salah.
ADVERTISEMENT
Alhasil, mereka lebih memilih untuk menerima bahwa hubungannya sudah berakhir dan kemudian akan mulai cari pasangan baru. Kemudian, saat nanti akan memilih pasangan, perempuan dikenal lebih selektif dan berhati-hati dibanding pria.
Sementara itu, kebanyakan pria diketahui lebih kompetitif saat melakukan pendekatan. Akibatnya, saat kehilangan perempuan yang mereka anggap sebagai pilihan terbaik, para pria ini bisa sulit move on hingga berbulan-bulan bahkan sampai bertahun-tahun.
Ilustrasi pria susah move on. Foto: tairome/Shutterstock
“Mereka (para pria) kemungkinan besar akan merasa kehilangan yang mendalam untuk jangka waktu yang sangat lama karena ia harus mulai berkompetisi lagi untuk menggantikan apa yang telah hilang. Lebih buruk lagi, saat menyadari bahwa kehilangan tersebut tidak dapat tergantikan," papar Craig Morris.
Kalau pengalaman kamu, bagaimana, Ladies?
ADVERTISEMENT