Survei: 56% Pengguna Dating Apps Alami Pengalaman Buruk saat Kencan Online

13 Maret 2024 9:54 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ilustrasi perempuan mengalami pengalaman buruk saat kencan online. Foto: DimaBerlin/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi perempuan mengalami pengalaman buruk saat kencan online. Foto: DimaBerlin/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Di 2024 ini, ternyata kepopuleran aplikasi kencan online atau dating apps masih cukup tinggi di tengah masyarakat Indonesia. Bahkan, menurut survei terbaru yang dilakukan oleh Populix, sebanyak 63 persen generasi muda saat ini bermain dating apps. Sayangnya, pengalaman kencan online itu tidak selalu baik.
ADVERTISEMENT
Survei Populix ini dilakukan terhadap 1.165 responden perempuan dan laki-laki rentang usia 17–55 tahun. Nah, survei tersebut mengungkap, dari seluruh responden yang menggunakan dating apps, 56 persen di antaranya pernah mengalami pengalaman buruk.
Seperti apa pengalaman buruk yang mereka alami? Sebanyak 71 persen orang mengaku pernah dihadapkan dengan penipuan profil teman kencan. Jadi, orang di balik profil tersebut bukanlah orang yang sama, atau profilnya tidak sepenuhnya benar. Kemudian, 52 persen pengguna pernah terpapar penggunaan bahasa yang kasar dan tidak sopan dari teman kencannya.
Ilustrasi aplikasi kencan online. Foto: Shutter Stock
Lalu, sebesar 30 persen pengguna pernah mengalami pelecehan seksual; 23 persen mengalami perselingkuhan; 22 persen mengalami penipuan uang; 21 persen mengalami penguntitan siber atau cyberstalking; dan 21 persen mengalami pencurian identitas atau doxing.
ADVERTISEMENT
Menurut Populix, pengalaman buruk inilah yang membuat banyak orang Indonesia tidak menggunakan dating apps sebagai tempat untuk mencari jodoh. Ya, aplikasi kencan online masih dipandang sebagai tempat untuk bersenang-senang, mencari teman mengobrol, atau untuk memuaskan rasa penasaran.
Sebanyak 37 persen pengguna bilang, mereka ragu akan menemukan pasangan hidup yang serius lewat dating apps. Sementara itu, hanya 20 persen pengguna aplikasi kencan yang sukses menemukan pasangan hidup serius atau berlanjut ke jenjang pernikahan.
Ilustrasi perempuan mengalami pengalaman buruk di aplikasi kencan. Foto: TheVisualsYouNeed/Shutterstock
“Kehadiran aplikasi kencan online yang semakin menjamur di Indonesia memperlihatkan peran teknologi digital dalam membentuk kebiasaan baru untuk membangun hubungan, bahkan dalam mencari pasangan hidup. Namun, dari mayoritas pengguna aplikasi kencan, hanya sebagian kecil yang lanjut sampai jenjang pernikahan,” ungkap COO dan Co-Founder Populix, Eileen Kamtawijoyo, dalam keterangan resminya.
ADVERTISEMENT
“Data memperlihatkan bahwa aplikasi kencan utamanya tidak digunakan untuk mencari pasangan hidup, melainkan untuk mendapatkan teman chat, penasaran ingin mencoba, dan untuk bersenang-senang,” tambahnya.
Dari survei ini, Populix juga mengungkap bahwa mayoritas pengguna dating apps adalah generasi milenial, bukan Gen Z. Sebanyak 52 persen generasi Milenial mencoba peruntungannya lewat aplikasi kencan online, sementara Gen Z yang bermain dating apps berjumlah 44 persen. Hanya 4 persen Gen X yang menggunakan aplikasi tersebut.
Ladies, apakah kamu salah satu pengguna aplikasi kencan online? Kalau ya, apakah kamu juga pernah mengalami pengalaman buruk?