Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Tak Bisa Sembarangan, Ini Aturan Membeli Tas Birkin Hermès
24 Oktober 2024 17:30 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Nama tas Birkin oleh brand fashion mewah Hermès sudah tak asing lagi di telinga para fashionista dunia. Bukan sekadar tas tangan kulit, Birkin kini menjadi simbol status dan kekayaan seseorang. Dengan harga selangit dan jumlah barang terbatas, tas Birkin tak bisa sembarangan dibeli.
ADVERTISEMENT
Saking sulitnya mendapatkan tas mewah ini, tiga orang di California, Amerika Serikat, menggugat jenama asal Prancis ini ke jalur hukum di awal 2024. Dikutip dari Reuters, penggugat mengatakan, Hermès hanya memberikan tawaran untuk membeli tas Birkin kepada pelanggan setia yang sudah memiliki riwayat pembelian item-item Hermès sebelumnya.
Para penggugat menegaskan, kebijakan Hermès ini melanggar Undang-undang Antitrust yang berlaku di AS. UU ini bertujuan untuk memastikan para pengusaha “berkompetisi” secara adil dan legal dengan brand kompetitor lainnya.
Menurut Fast Company, penggugat bernama Mark Gligona mengatakan, ia telah mengeluarkan ribuan dolar AS untuk bisa membeli tas Birkin. Namun, pramuniaga atau sales associate Hermès selalu menolaknya dan menyuruh Mark untuk berbelanja lebih banyak item Hermès untuk meningkatkan peluangnya bisa membeli Birkin Hermès.
ADVERTISEMENT
Tas Birkin Hermès dibuat dengan tangan dan hanya menggunakan bahan-bahan kelas atas, seperti kulit buaya, kulit sapi, kulit aligator, hingga embellishment seperti berlian asli.
Jumlah tas yang diproduksi dalam setahun pun terbatas dan jumlahnya tak bisa dipastikan. Maka tak heran bila harga satu tas Birkin bisa mencapai ribuan, bahkan ratusan ribu dolar AS (setara dengan puluhan juta hingga miliaran rupiah).
Aturan membeli tas Birkin Hermès
Hermès selalu membatasi distribusi tas Birkin di setiap butik mereka. Sering kali, tas Birkin bahkan tidak dipajang di rak-rak butik. Tas ini juga tidak dijual secara online di situs resmi mereka, kecuali oleh situs-situs resale yang menjual Birkin lewat pihak kedua atau tas Birkin second.
ADVERTISEMENT
Dilansir CNN Style, eksklusivitas merupakan jantung dari brand-brand luxury, termasuk Hermès. Tidak sembarang orang bisa “masuk” ke dalam dunia Hermès.
Ketika seseorang membeli barang Hermès, ia tidak hanya membeli item tersebut; ia juga membeli nama dan status. Loyalitas pelanggan menjadi kuncinya; semakin loyal ia, semakin besar peluang untuk mendapatkan tas Birkin.
Dikutip dari Byrdie, pramuniaga atau sales associate akan menawarkan tas Birkin yang tersedia kepada pelanggan setia Hermès. Tas ini memiliki nama samaran, yakni “quota bags” atau “tas kuota”.
Sesuai dengan namanya, sering kali, untuk bisa membeli tas Birkin, seorang pelanggan harus membeli item-item Hermès lainnya dengan kuota yang jumlahnya tidak ditentukan. Namun, ternyata ini tidak selalu menjadi acuan.
“Tetap saja, itu bukan aturan yang ajeg, mengingat sejumlah orang pernah ditawari membeli Birkin meskipun ia tidak memiliki riwayat pembelian item Hermès. Ada juga orang-orang yang biasa berbelanja item Hermès, tetapi belum berhasil ditawarkan untuk membeli satu pun tas Birkin,” jelas Byrdie.
Dilansir CNN Style, para pengguna TikTok kerap saling berbagi tips untuk bisa “menarik hati” sales associate Hermès. Mulai dari cara berpakaian saat datang ke butik Hermès, apa yang harus dikatakan, hingga kapan dan butik mana yang harus didatangi. Ada juga yang memberikan tips soal item Hermès apa saja yang harus dibeli, sebagai bentuk “kesetiaan” terhadap Hermès.
ADVERTISEMENT
Ketika sales associate akhirnya menawarkan seorang pelanggan tas Birkin, ia akan dibawa ke ruangan khusus. Pengalaman berbelanja yang rahasia, privat, dan eksklusif itulah yang menjadi daya tarik tersendiri.
Di sana, calon pembeli akan diperlihatkan koleksi-koleksi yang tersedia. Dilansir situs resmi Hermès, tas Birkin memiliki tiga ukuran, yakni 25 cm, 30 cm, dan 35 cm. Tak jarang, calon pembeli tidak bisa menawar atau memilih tas sesuai dengan selera mereka, mengingat terbatasnya koleksi yang ditawarkan.
Dianggap licik
Sistem pembelian inilah yang dikeluhkan oleh tiga penggugat di California itu. Menurut mereka, sistem “beli banyak demi peluang” ini adalah skema yang licik.
Sebab, konsumen dipaksa untuk membeli item-item yang tidak mereka inginkan demi memenangkan peluang membeli Birkin. Bagi para penggugat, sistem ini tidak melindungi reputasi brand; justru menekankan bahwa Hermès tidak berkompetisi secara sehat.
ADVERTISEMENT
Namun, menurut ahli, sistem ini merupakan salah satu cara untuk mempertahankan bisnisnya. Dilansir CNN Style, Hermès tak bisa memproduksi banyak tas Birkin dalam satu tahun. Oleh sebab itu, Hermès harus menentukan siapa saja yang bisa mendapatkan tas tersebut.
“Hermès didorong oleh suplai, bukan permintaan. Mereka tak bisa melambaikan tongkat sihir mereka dan tiba-tiba mampu memproduksi banyak produk,” ucap Global Head of Consumer and Retail Research HSBC, Erwan Rambourg.
Selain itu, menyeimbangkan penjualan dan waiting list akan membantu Hermès mempertahankan konsistensi mereka. Ini membuat Hermès terlihat semakin menarik di mata investor.
Tak hanya itu, memprioritaskan pelanggan setia dianggap bisa menjauhkan Hermès dari para reseller yang membeli tas Birkin hanya untuk dijual kembali.
ADVERTISEMENT