Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Independent, aturan resmi Taliban ini bertujuan untuk mencegah keburukan dan mendorong kebajikan. Ini adalah aturan resmi pertama mereka yang dikeluarkan sejak Taliban merebut kekuasaan di Afghanistan pada 2021 lalu. Aturan tersebut dibukukan dalam dokumen 114 halaman dengan 35 pasal.
Kebijakan ini kabarnya sudah disetujui oleh pemimpin Taliban, Hibatullah Akhundzada. Bagian yang mengatur soal perilaku dan pakaian perempuan dijelaskan dalam pasal 13, menurut CNN.
Aturan itu menegaskan bahwa suara perempuan tidak boleh sampai terdengar di publik, bahkan ketika mereka ada di rumah. Jadi, perempuan tidak diizinkan berbicara, menyanyi, atau membaca dengan suara keras. Menurut Taliban, suara perempuan adalah sesuatu yang intim sehingga tak boleh terdengar.
Kemudian, perempuan diwajibkan untuk menutup seluruh bagian tubuhnya saat berada di tempat umum. Wajah juga harus ditutup agar tidak mengundang godaan atau menggoda orang lain yang melihat. Baju-baju itu harus tebal, tidak boleh pendek, dan tak boleh ketat.
ADVERTISEMENT
Perempuan juga diharuskan menutup seluruh aurat mereka di hadapan orang-orang non-Muslim, baik itu pria maupun perempuan. Tujuannya agar pikiran para perempuan tidak terpengaruh.
Perempuan dilarang melihat ke arah pria yang bukan anggota keluarganya dan tak boleh bepergian tanpa pendamping. Sopir kendaraan yang menaikkan penumpang perempuan tanpa wali akan bisa dihukum.
Hukuman atas pelanggaran ini juga beragam. Mulai dari nasihat, peringatan soal dosa, ancaman verbal, penyitaan properti, hukuman tahanan di penjara selama satu jam hingga tiga hari, dan hukuman lainnya yang dianggap pantas.
Juru bicara Kementerian Pencegahan Keburukan dan Promosi Kebajikan, Maulvi Abdul Gafar Farooq, mengatakan bahwa peraturan ini akan membawa manfaat bagi rakyat Afghanistan.
“Insyaallah, kami pastikan bahwa syariat Islam ini akan sangat membantu mendorong kebajikan dan mengentaskan keburukan,” kata Maulvi, sebagaimana dilansir CNN.
ADVERTISEMENT
Diprotes aktivis dan PBB
Taliban mengatakan, aturan ini dikeluarkan sebagai bentuk pemenuhan hak-hak perempuan sesuai dengan syariat Islam. Namun, para aktivis perempuan dan PBB justru mengecam aturan ini.
Dilansir Independent, Heather Bar dan Sahar Fetrat dari organisasi Human Rights Watch mengungkapkan bahwa dunia distopia sangatlah buruk bagi perempuan dan anak-anak perempuan.
“Ini bukan novel soal masa depan distopia. Ini juga bukan cerita sejarah. Ini adalah situasi di Afghanistan saat ini, dan pembatasan Taliban terhadap perempuan dan anak perempuan terus memburuk,” ucap mereka.
Kepala Misi Bantuan PBB di Afghanistan, Roza Otunbayeva, mengatakan bahwa aturan Taliban ini menunjukkan gambaran masa depan kelam Afghanistan. Ia pun menegaskan bahwa rakyat Afghanistan pantas untuk mendapatkan perlakuan baik.
“Setelah melewati dekade penuh perang dan di tengah krisis kemanusiaan yang mengerikan, rakyat Afghanistan pantas menerima perlakuan lebih baik ketimbang menerima ancaman atau dipenjara hanya karena terlambat datang ibadah, karena melihat ke arah laki-laki atau perempuan yang bukan anggota keluarga, atau karena memiliki foto orang yang mereka kasihi,” ucap Otunbayeva, dikutip dari Independent.
ADVERTISEMENT
Saat ini, perempuan Afghanistan sangat dikucilkan dari ruang publik. Mereka tidak bisa menimba ilmu, dilarang kerja, hingga tak boleh pergi ke gym atau salon. Kepada Australian Broadcasting Corporation (ABC), seorang perempuan Afghanistan mengatakan, Taliban terus mencoba menghilangkan perempuan dari ruang publik.
“Setiap harinya, mereka mencoba untuk menghapus perempuan dari masyarakat,” ucapnya.