Ternyata Tidak Semua Manipulasi Bersifat Gaslighting, Ini Perbedaannya!

16 Desember 2023 13:29 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pasangan bertengkar. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pasangan bertengkar. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Ladies, saat ini pasti kamu sering mendengar kata gaslighting, bukan? Ya, gaslighting artinya sebuah sikap seseorang untuk mengontrol orang lain dan membuatnya jadi tidak yakin dengan diri sendiri.
ADVERTISEMENT
Tak jarang, korban gaslighting merasa dirinya salah, padahal sebenarnya tidak. Meski gaslighting merupakan salah satu bentuk dari manipulasi, ternyata dikutip dari Glam, keduanya memiliki sedikit perbedaan lho.
Terdapat dua perbedaan yang bisa kamu ketahui dari gaslighting dan manipulasi. Pertama, dari metodenya. Jadi, manipulasi biasa sering dikaitkan dengan sikap memengaruhi orang lain untuk mendapatkan sesuatu. Sementara, gaslighting bisa lebih dari itu, Ladies.
Ilustrasi pasangan bertengkar. Foto: Shutterstock
Perilaku gaslighting bisa membuat seseorang merasa tidak dipercaya, tidak rasional, bahkan sampai merasa tidak ada orang lain yang yakin pada dirinya. Ya, upaya yang ingin dicapai oleh pelaku adalah membuat kepercayaan diri seseorang tersebut jadi hancur.
Kemudian, dari segi ruang lingkupnya. Bisa dikatakan, manipulasi memiliki ruang yang luas. Akan tetapi, tidak terstruktur. Sementara, gaslighting akan dilakukan oleh seseorang yang memegang kekuasaan atas orang lain.
ADVERTISEMENT
Misalnya, atasan ke karyawan atau dokter ke pasien. Ketidakseimbangan kekuasaan ini bisa membuat target merasa cemas dan takut. Salah satunya, takut karena jika harus sampai kehilangan pekerjaan.
Ilustrasi gosip, nyinyir, julid. Foto: Shutter Stock
Tak jarang, orang-orang yang melakukan gaslighting ini akan berusaha kuat untuk membuat kamu terlihat buruk di mata orang lain. Alhasil, kamu jadi sendirian dan akhirnya merasa harus selalu bergantung pada pelaku.
Ingat, salah satu ciri khas gaslighting adalah pelaku tidak akan merasa cukup hanya dengan mengendalikan korban sesuai keinginannya. Tetapi, penting juga baginya untuk membuat korban jadi benar-benar setuju dan tunduk dengannya.