Ternyata Udara yang Lembap Tidak Baik untuk Kulit, Ini Alasannya

16 Februari 2023 17:37 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi perempuan memakai body scrub untuk eksfoliasi kulit tubuh. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi perempuan memakai body scrub untuk eksfoliasi kulit tubuh. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Ada banyak penyebab masalah pada kulit, seperti tidak menjaga kebersihan, paparan sinar matahari berlebihan, dan kondisi kelembapan udara.
ADVERTISEMENT
Ya, kondisi kelembapan udara ternyata juga bisa memengaruhi kesehatan kulit. Udara yang lembap membuat kulit lebih sensitif dan rentan mengalami masalah.
Dokter kecantikan Abelina Dini Fitria, Dpl. AAAM, MM, MARS menjelaskan bahwa kita perlu menjaga udara dalam ruangan agar tetap berada pada kondisi normal. Itu artinya, udara tidak boleh terlalu lembap atau terlalu kering.
Ilustrasi perempuan merawat kulit. Foto: Shutter Stock
“Mungkin tanda-tanda masalah kulit saat udara lembap kurang di-notice. Tapi ini bisa sangat buruk untuk yang punya riwayat alergi,” kata dr. Abel saat ditemui beberapa waktu lalu.
Saat udara lembap, tubuh akan terasa panas dan keringat susah untuk keluar dari tubuh. Ini menjadi penyebab pori-pori tersumbat yang bisa picu jerawat dan masalah kulit lain.
High humidity, keringat nggak bisa keluar. Jadi, pori-porinya kesumbat dan masalahnya bisa muncul eczema, jerawat, dan ketombe,” imbuh dr. Abel.
ADVERTISEMENT
Jika ini tidak segera diatasi, masalah kulit akan terus berulang. Nah, efek jangka panjangnya juga bisa memicu penuaan dini karena tubuh sering mengalami peradangan.
“Masalah kulit merupakan tanda peradangan pada tubuh. Jika tubuh sering meradang, bisa jadi cepat tua,” tukas Abel lagi.
Ilustrasi penuaan dini. Foto: Irzhanova Asel/Shutterstock
Tidak cuma untuk kulit, udara yang lembap juga bisa memberikan efek pada kesehatan mental, seperti memicu insomnia atau sulit tidur hingga menjadi stres. Lama kelamaan, udara yang lembap memengaruhi imunitas sehingga tubuh jadi rentan terhadap paparan patogen berbahaya.