The Body Shop Hadirkan Program Baru Bring Back Our Bottles, Ini 5 Faktanya

15 September 2021 19:24 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Konferensi pers virtual kampanye #KerenTanpaNyampah dari The Body Shop Indonesia, Selasa (14/9). Foto: Dok. The Body Shop
zoom-in-whitePerbesar
Konferensi pers virtual kampanye #KerenTanpaNyampah dari The Body Shop Indonesia, Selasa (14/9). Foto: Dok. The Body Shop
ADVERTISEMENT
Ladies, tahukah kamu bahwa ada begitu banyak sampah yang plastik yang tidak terkelola dengan baik di Indonesia? Menurut catatan yang dikeluarkan The National Plastic Action Partnership (NPAP), ada sekitar 4,8 juta ton per tahun sampah plastik di Indonesia tidak terkelola dengan baik seperti dibakar di ruang terbuka (48 persen).
ADVERTISEMENT
Selain itu, ada pula sampah plastik yang tidak dikelola dengan layak di tempat pembuangan sampah resmi (13 persen), dan sisanya mencemari saluran air dan laut (9 persen).
Berangkat dari fakta tersebut, The Body Shop Indonesia memperkuat komitmennya terhadap isu lingkungan dengan mengajak masyarakat untuk #KerenTanpaNyampah sebagai bagian dari gaya hidup normal baru. Kampanye ini sendiri tercermin dalam peluncuran penyempurnaan program Bring Back Our Bottles (BBOB) 2.0 yang hadir dengan konsep Full Circular Economy dan Refill Station.
Kedua program di bawah ajakan #KerenTanpaNyampah ini diharapkan dapat menyelamatkan dua juta sampah botol kemasan sehingga dapat mengurangi beban di Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA). Nah, buat kamu yang penasaran dengan berbagai inovasi baru dari The Body Shop terkait isu lingkungan, berikut lima faktanya yang telah dirangkum kumparanWOMAN.
ADVERTISEMENT

1. Program BBOB telah diluncurkan sejak 2008

Konferensi pers virtual kampanye #KerenTanpaNyampah dari The Body Shop Indonesia, Selasa (14/9). Foto: Dok. The Body Shop
Program BBOB pertama kali diluncurkan pada tahun 2008 dan menjadi pionir untuk program pengembalian kemasan kosong kosmetik di Indonesia. The Body Shop Indonesia mengajak konsumennya untuk mengembalikan kemasan kosong produk The Body Shop ke toko-toko terdekat untuk didaur ulang dan hasil pengolahannya digunakan untuk pemberdayaan masyarakat.
Sejauh ini, lebih dari 9 juta kemasan yang kembali dari konsumen, dan ini akan terus bertambah karena The Body Shop selalu mengedukasi konsumennya untuk membawa kembali kemasan kosong yang sudah tidak digunakan.

2. Program BBOB 2.0 yang disempurnakan

Pocket mirror dari The Body Shop. Foto: Dok. The Body Shop
Dalam kampanye #KerenTanpaNyampah, The Body Shop ingin menyempurnakan program BBOB 2.0 dengan konsep Full Circular Economy yang menghadirkan kembali hasil recycled plastic kepada konsumen berupa barang yang dapat dipergunakan, seperti soap dish dan pocket mirror.
ADVERTISEMENT
Ke depannya, ada kemungkinan akan menjadi furniture untuk kepentingan dan misi sosial. Ini semua diungkapkan Suzy Hutomo, Executive Chairperson & Owner The Body Shop Indonesia dalam konferensi pers virtual #KerenTanpaNyampah, Selasa (14/9).

3. Full Circular Economy penting dalam menjawab tantangan polusi plastik

Gede Robi dalam konferensi pers virtual kampanye #KerenTanpaNyampah dari The Body Shop Indonesia, Selasa (14/9). Foto: Dok. The Body Shop
Gede Robi, seorang musisi, petani, dan aktivis yang peduli terhadap lingkungan juga menggarisbawahi pentingnya praktek Full Circular Economy merupakan salah satu inisiatif yang penting dalam menjawab tantangan polusi plastik.
“Menurut data yang dikeluarkan oleh Ecoton, se-Indonesia khususnya Pulau Jawa, setiap tahun ada 8 juta ton sampah plastik, 3 juta ton bisa diolah, dan yang 5 juta ton yang tidak terkelola, ada yang dibuang, ditimbun, dibakar dan 2,6 juta ton dibuang ke aliran sungai," ujar Gede Robi dalam kesempatan yang sama.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, jika tingkat produksi dan konsumsi plastik saat ini berlanjut dan bahkan diproyeksikan terus meningkat, diperkirakan jumlah sampah plastik yang salah kelola di Indonesia pada 2025 akan meningkat lebih dari dua kali lipat.

4. Refill Station Hadir di The Body Shop Kota Kasablanka

Refill Bottle The Body Shop. Foto: Dok. The Body Shop
Tidak hanya menghadirkan produk yang merupakan sustainable packaging, The Body Shop juga menyuguhkan Refill Station. Jadi, kalian dapat membeli kemasan botol aluminium yang dapat diisi ulang sehingga penggunaan kemasan plastik sekali pakai dapat terus dikurangi. Kalian pun akan mendapatkan produk-produk The Body Shop dengan harga yang lebih ekonomis.
Refill Station hadir di toko The Body Shop Kota Kasablanka dan beberapa toko di kota lainnya pada tahun 2022. Cukup dengan mengambil botol aluminium isi ulang berukuran 300 ml, kalian akan mendapatkan harga yang sama dengan membeli botol kemasan plastik berukuran 250 ml.
ADVERTISEMENT
Refill Station ini juga memungkinkan kalian untuk memilih 10 varian terbaik dan favorit The Body Shop Indonesia, seperti shower gel, shampoo, conditioners, dan hand wash. Apabila sudah habis, cuci botol tersebut, dan kalian bisa kembali ke Refill Station untuk isi ulang, Ladies.

5. Sesuai dengan kebutuhan generasi muda

Iqbaal Ramadhan dalam konferensi pers virtual kampanye #KerenTanpaNyampah dari The Body Shop Indonesia, Selasa (14/9). Foto: Dok. The Body Shop
Iqbaal Ramadhan, seorang aktor dan musisi asal Indonesia, juga menyadari bahwa peran masyarakat, khususnya generasi muda sangat krusial dalam menciptakan gaya hidup #KerenTanpaNyampah.
“Generasi muda sekarang, khususnya Gen-Z menurut saya sudah banyak yang mulai sadar akan pentingnya mengurangi konsumsi kemasan plastik sekali pakai, dan mereka pun sudah banyak mendengar tentang konsep Full Circular Economy. Gen-Z juga sangat bergantung kepada kepraktisan dan kemajuan teknologi dan inovasi yang akan memudahkan mereka dalam menjalankan aksi kepedulian terhadap lingkungan ini,” menurut Iqbaal.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, ia sangat senang dan setuju dengan hadirnya Refill Station dan program BBOB 2.0 yang diusung oleh The Body Shop Indonesia. Menurutnya, ini mungkin yang sedang ditunggu-tunggu oleh generasi muda yang menginginkan cara-cara praktis dan ekonomis, sehingga mereka juga dapat mulai menjalankan gaya hidup yang lebih sustainable dan ramah lingkungan.