Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
The Future Makers Windy Natriavi: Bicara Pentingnya Mentor Bagi Karier Perempuan
1 April 2021 12:04 WIB
Muda, bersemangat, dan memiliki keinginan besar untuk menghadirkan perubahan merupakan kesan pertama yang kami dapatkan dari sosok Windy Natriavi. Perempuan 29 tahun ini memang tampaknya selalu termotivasi menghadirkan perubahan baik dalam segala hal yang ia lakukan karena menurutnya itu adalah tujuan kita sebagai manusia.
Windy sendiri adalah Co-Founder dan Chief of Product AwanTunai, startup fintech yang menyediakan modal kerja untuk pengusaha mikro dan pinjaman konsumen bagi mereka yang tidak memiliki rekening bank.
Sebelumnya, Windy juga sempat berkarier di sebuah startup layanan transportasi online, Gojek, sebagai Vice President of Growth. Bersama rekannya Dayu Dara, Windy juga menjadi sosok penting di balik terciptanya layanan Go-Life di aplikasi Gojek.
Pada 2019, perempuan yang pernah masuk ke dalam daftar Forbes 30 Under 30 Asia ini, bersama sahabatnya Fransiska P.W Hadiwidjana mendirikan sebuah platform pemberdayaan perempuan bernama WomenWorks. Di WomenWorks ia berperan sebagai Co-Founder dan Chief of Lady Boss.
Sebagai perempuan muda, Windy Natriavi bisa dibilang berani mengambil kesempatan dan membuka jalan untuk masa depannya sendiri dan juga perempuan lain. Hal ini bisa dibuktikan dari tujuan utamanya dalam membentuk WomenWorks. Platform tersebut tidak hanya memberdayakan perempuan tapi juga menjadi tempat bagi perempuan yang ingin menggali potensi diri, namun belum mampu untuk melakukannya secara maksimal.
Dengan mendirikan WomenWorks, ia telah memberikan kesempatan bagi para perempuan yang ingin belajar lebih banyak dan membutuhkan perempuan lain untuk membantu mereka melalui program mentorship. Sebab ia sendiri meyakini bahwa peran mentor atau orang-orang terdekat itu sangat penting dalam proses pengambilan keputusan seseorang.
Tantangan besar membantu perempuan meningkatkan potensi diri
Dalam perjalanannya mengembangkan WomenWorks yang tahun ini berusia 2 tahun, Windy menyadari tantangan besar untuk membantu perempuan, para mentee, meningkatkan kesadaran tentang potensi diri.
Menurut Windy banyak peserta mentoring yang merasa masih tidak percaya diri dengan apa yang dimilikinya. Untuk membantu mengatasi itu, Windy memiliki rumusnya sendiri, yaitu dengan memiliki pemikiran yang terus berkembang. Serta mempunyai keterbukaan atas kemungkinan untuk gagal dan bangkit lagi.
“Cara menghadapinya tentu tergantung situasi yang dijalani. Tapi satu hal yang kita butuhkan adalah pemikiran yang berkembang. Hal ini ditandai dengan keterbukaan dan fleksibilitas untuk bereksperimen, mengalami kegagalan, dan keinginan untuk mencoba lagi,” tuturnya.
Menurut Windy, membangun pola pikir seperti ini memang tidak mudah karena tidak ada teorinya saat kita menjalani pendidikan dulu. Tapi semua tetap harus dijalani dengan tegar dan kita harus memiliki kelompok pendukung untuk berbagi cerita dan juga mentor yang dapat mengajari kita melewati itu semua.
Ia sendiri mengakui bahwa dirinya tak mungkin bisa ada di posisi sekarang ini tanpa adanya bantuan dari rekan sesama perempuan dan bahkan laki-laki juga yang membantunya.
“Di setiap titik penting dari perjalanan karier saya, saya selalu punya seseorang yang membantu. Tidak hanya membantu dari pengalaman atau pengetahuan mereka sendiri, tapi juga mengenalkan saya pada orang-orang yang sekiranya bisa membantu saya. Ini adalah sebuah keuntungan bagi saya karena setiap orang yang saya temui adalah mereka yang punya peran penting. Oleh karena, lewat WomenWorks, saya ingin menciptakan meaningful connections for others terlepas latar belakang orang tersebut” tuturnya.
Menantang dunia kerja agar lebih inklusif
Sejalan dengan misinya untuk memudahkan perempuan dalam mengembangkan potensi diri, Windy Natriavi juga memiliki misi khusus untuk menantang dunia kerja yang ada sekarang ini.
Pertama, ia ingin menantang persepsi sifat sensitif dari perempuan dan cara orang lain melihat sifat itu sebagai hal yang kurang baik bagi bisnis. Sebab menurutnya sensitivitas atau kepekaan dan empati itu adalah fungsi penting dalam berbisnis.
“Kepekaan dan empati merupakan fungsi penting dalam memahami kebutuhan pelanggan dalam berbisnis. Jadi jangan meremehkan karyawan perempuan yang memiliki sensitivitas tinggi. Bahkan dalam negosiasi yang sulit, saya selalu melihat bahwa orang yang mendapatkan penawaran terbaik adalah mereka yang berempati dan cenderung sangat sensitif,” jelasnya.
Kedua, ia ingin menantang kebiasaan orang lain dalam memberikan feedback dengan cara yang lebih halus pada perempuan dan bagaimana selama ini perempuan diperlakukan berbeda dari laki-laki ketika kita melakukan kesalahan.
“Cara yang halus itu bisa membingungkan dan sulit dipahami oleh penerima feedback-nya. Dan hal ini menciptakan lingkaran setan di mana perempuan mungkin tidak menyadari sejauh mana kebutuhan mereka untuk memperbaiki diri, dan bekerja di bawah ekspektasi orang lain. Jadi perlakukan karyawan perempuan sama seperti Anda memperlakukan karyawan pria, dan Anda akan melihat betapa menakjubkannya kami,” kata Windy.
Selanjutnya yang ketiga ia ingin mematahkan asumsi bahwa ibu muda tidak perlu diberikan tantangan atau kesempatan untuk maju hanya karena mereka akan lebih memprioritaskan keluarga.
“Meskipun ini (menjadi ibu) adalah pilihan dan jalur yang valid bagi banyak perempuan di luar sana, tapi tidak semua perempuan menginginkan jalur ini. Sama dengan yang lain, perempuan berfluktuasi dan memiliki kebutuhan dan keinginan yang berbeda pada tahap kehidupan yang berbeda. Oleh karena itu jangan berasumsi, tapi tanyakan pada mereka apa keinginannya. Anda akan terkejut karena banyak perempuan hebat di sekitar saya yang punya anak kecil,” tegasnya.
Oleh karena itu, Windy memimpikan sebuah tempat kerja yang lebih inklusif. Tidak hanya memastikan karyawan perempuan merasa aman secara fisik dan psikologis, tapi ia juga menginginkan agar perusahaan memastikan suara perempuan didengar.
“Saya ingin semua ruang lingkup kerja bisa memiliki kebijakan untuk memastikan keselamatan dan suara perempuan didengar agar mereka bisa berkontribusi sebaik mungkin, dan agar bisnis dapat memperoleh hasil maksimal dari karyawan perempuan mereka,” pungkasnya.
Simak kisah inspiratif dari The Future Makers dan artikel menarik lainnya dalam rangkaian program Women's Week 2021 .