Tipe-Tipe Pelecehan di Media Sosial, Salah Satunya Stalking

9 Oktober 2020 18:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Kekerasan & Pelecehan Online pada Remaja Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Kekerasan & Pelecehan Online pada Remaja Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Pelecehan tidak selalu terjadi di tempat umum, tetapi juga bisa dialami melalui platform media sosial. Bentuk pelecehannya pun bermacam-macam, ada yang mendapat ancaman dan ada pula yang menerima komentar diskriminasi.
ADVERTISEMENT
Menurut hasil riset The State of The World's Girls yang diterbitkan oleh Plan International, terdapat 58 persen anak dan remaja perempuan yang pernah mengalami pelecehan secara online. Dari angka tersebut, 85 persen di antaranya menyatakan pernah mengalami lebih dari satu tipe pelecehan. Hasil riset ini diperoleh dengan mengumpulkan data lebih dari 14 ribu anak dan remaja perempuan dari 31 negara, dengan 500 di antaranya berasal dari Indonesia.
Pelecehan yang dialami anak dan remaja perempuan ini mengakibatkan korban mengalami masalah mental karena merasa tidak aman dan khawatir, bahkan ada pula yang memilih untuk membatasi penggunaan media sosial.
Lantas, ada apa saja tipe-tipe pelecehan di media sosial? Simak penjelasannya berikut ini.
ADVERTISEMENT

Ancaman kekerasan

Ilustrasi Kekerasan Online pada Remaja Foto: Shutterstock
Perempuan kerap mendapatkan berbagai ancaman di media sosial. Dalam State of The World Girls Report 2020, terdapat 21 persen anak dan remaja perempuan mendapat ancaman kekerasan fisik dan 39 persen menerima ancaman kejahatan seksual.
Dalam laporan tersebut, salah seorang responden bercerita bahwa dirinya pernah diancam oleh pelaku karena menolak untuk berkencan. Laki-laki ini ingin mengancam perempuan berusia 23 tahun dengan menggunakan sejumlah informasi detail tentang korban dan keluarga korban.

Pelecehan seksual

Ilustrasi Remaja Perempuan Foto: Shutterstock
Media sosial memang memberi kebebasan bagi penggunanya, bahkan membuat siapa pun tidak lagi memiliki privasi begitu membagikan sejumlah informasi di platform tersebut. Disebutkan bahwa terdapat 37 persen responden mengaku pernah mengalami pelecehan seksual di media sosial.
ADVERTISEMENT
Perempuan asal Indonesia mengatakan fotonya pernah dipakai dan dibagikan oleh orang yang tidak dikenal tanpa memberitahu terlebih dulu. Menurut perempuan berusia 19 tahun ini, hal tersebut sudah tergolong pelecehan seksual. Bahkan ada seorang pria yang tiba-tiba mengambil foto-fotonya kemudian diunggah ke media sosial pelaku.

Komentar diskriminasi

Ilustrasi Remaja Perempuan Foto: Shutterstock
Seorang figur publik bernama Clauvid Daly yang merupakan Miss Dominican Republic 2019 mengatakan dirinya pernah mengalami beberapa diskriminasi di media sosial.
Menurutnya, tidak berada di tempat umum bukan berarti bisa terhindar dari pelecehan dan kejahatan lainnya. Ia pernah menerima banyak komentar negatif yang rasis dan ujaran kebencian dari pengguna media sosial yang kemudian memengaruhi kesehatan emosionalnya.
Dari riset yang dilakukan, Daly merupakan satu dari 29 persen anak dan remaja perempuan yang pernah menerima komentar rasis. Untuk menangani hal tersebut, ia kemudian mencari dukungan dari orang tua dan menjalankan terapi agar bisa kembali pulih.
ADVERTISEMENT

Mempermalukan korban

Ilustrasi Kekerasan Online pada Remaja Foto: Shutterstock
Kolom komentar yang ada di media sosial kerap kali disalahgunakan oleh orang tertentu. Sering ditemukan sejumlah pihak yang menunjukkan rasa tidak suka pada seseorang dengan menghina dan mempermalukan korban melalui komentar negatif.
Seorang responden asal Filipina mengatakan kalau ada salah satu temannya yang kerap dipermalukan dan dibicarakan oleh sekelompok orang di chat. Ternyata perempuan itu diserang hanya karena selalu menggunakan makeup dan memakai dress panjang.

Stalking

Ilustrasi remaja perempuan stalking. Foto: Shutterstock
Ladies, apakah kamu pernah melakukan stalking di media sosial? Mungkin hal itu terdengar sepele, tetapi nyatanya cukup mengganggu bila dilakukan secara berlebihan, misalnya kamu secara sengaja mengirim pesan pada seseorang dengan akun palsu.
Hal ini dialami oleh seorang perempuan asal Amerika Serikat yang mengatakan dirinya pernah di-stalking oleh seorang pria. Hal ini bermula ketika dia menolak ajakan kencan pria tersebut dan sejak saat itu dirinya diganggu melalui platform online.
ADVERTISEMENT
Laki-laki itu sampai membuat sejumlah akun palsu untuk meneror perempuan berusia 23 tahun ini. Meski sudah di-block, tetap saja pelaku menemukan berbagai cara untuk mengganggu perempuan tersebut melalui kolom komentar.
Penulis: Adinda Cindy Lapod
----
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)