Tips Karier: Pentingnya Mengelola Emosi di Tempat Kerja

15 November 2019 10:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mengendalikan diri dan emosi di tempat kerja. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Mengendalikan diri dan emosi di tempat kerja. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
“Bagaimanapun caranya, kamu harus bisa menaikkan mood ketika merasa down. Kalau tidak, kamu tidak akan bisa menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan itu.”
ADVERTISEMENT
Kurang lebih, seseorang pernah mengatakan hal ini kepada saya beberapa tahun lalu. Menurutnya, seburuk apapun suasana hati saya, separah apapun teguran yang saya dapatkan, saya perlu belajar untuk menyusun mood. Ia beranggapan, ini diperlukan agar saya tetap bisa menyelesaikan tanggung jawab, juga agar saya tidak membebani rekan kerja yang lain.
Perempuan karier yang tidak bahagia. Foto: shutterstock
Beberapa tahun kemudian, saya baru memahami apa yang ingin disampaikannya. Dia menganjurkan agar saya dapat mengelola emosi di tempat kerja. Tidak ada niatan buruk, ia hanya menyarankan agar saya menunaikan tanggung jawab dan dapat berfungsi seperti rekan-rekan lainnya, menyelesaikan apa yang memang perlu dikerjakan di hari itu.
Namun, apakah ini adalah hal yang mudah? Tentu saja tidak. Wajar bila kita merasakan gejolak emosi di tempat kerja, baik itu dalam pengertian positif maupun negatif. Sebab, seperti yang dikatakan oleh Anne Kreamer--penulis buku It’s Always Personal, Navigation Emotion in the New Workplace--emosi adalah salah satu mekanisme pertahanan diri, seperti halnya metabolisme dan refleks otot.
ADVERTISEMENT
“Sekarang, kita sudah tidak lagi dihadapkan kepada ancaman fisik (seperti di zaman purba). Kita dihadapkan dengan ancaman kognitif. Agresivitas verbal menciptakan emosi yang sama (dengan apa yang terjadi saat manusia menghadapi hewan buas di masa lalu)," tuturnya, seperti dikutip oleh Forbes pada 2013.
Secara spesifik, Kreamer juga mengatakan bahwa terlepas dari apa yang diajarkan kepada para pekerja, kita akan selalu melibatkan emosi dalam semua tindakan dan keputusan di tempat kerja.
“Emosi selalu dilibatkan dan merupakan hal yang penting di tempat kerja--baik saat Anda mengajukan konsep baru atau menegosiasikan suatu kesepakatan,” tuturnya.
Ilustrasi perempuan karier. Foto: Shutterstock
Maka, apa yang harus kita lakukan bila merasakan gejolak emosi di tempat kerja? Apakah tak masalah jika kita bersikap emosional di lingkungan kerja?
ADVERTISEMENT
Jawaban ini bisa kita dapatkan dari penjelasan Carol Ross, leadership coach asal Amerika Serikat. Ross mengatakan, tetap ada emosi yang perlu kita atasi. Terutama, bila emosi tersebut membawa efek negatif terhadap diri sendiri, juga kepada orang lain.
"Saat ada emosi yang belum Anda selesaikan, daripada merasakannya, Anda akan berusaha melepaskannya dengan cara lain. Sayangnya, rekan kerja Anda mungkin akan jadi korban saat hal itu terjadi," ungkapnya, seperti dilansir dalam situs resmi Daniels College of Business, University of Denver.
Ross juga mengatakan, emosi adalah hal yang menular, meski tidak diungkapkan sekalipun. Sehingga, kita perlu mengelola emosi dengan baik, terutama bila yang kita rasakan adalah emosi negatif yang menghambat produktivitas di tempat kerja.
Menyediakan waktu dengan diri sendiri. Foto: Shutterstock
"Misalnya, saya merasa cemas dan saya menyadarinya. Sebelum saya menuliskan sebuah e-mail atau menghadiri rapat, saya perlu 'rapat' dengan diri sendiri. Saya perlu menyediakan waktu dan ruang untuk merasakan kecemasan dan melepaskannya," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Perlu diingat, kita tetap boleh mengungkapkan emosi. Kita juga boleh mengatakan bahwa kita tersinggung kepada rekan yang menghina kita. Hanya saja--kita dianjurkan untuk melakukannya dengan cara yang tidak meledak-ledak.
Selain apa yang diungkapkan oleh Ross, kita juga bisa mencoba mengelola emosi di tempat kerja dengan beberapa cara lain. Bila dihadapkan dengan kondisi yang menyebabkan kita naik darah, kita disarankan untuk tidak bersikap reaktif dan menarik nafas dalam-dalam Kemudian, bila merasa geram dalam suatu diskusi, kita juga bisa menenggak segelas air untuk menenangkan diri, sebelum kembali melanjutkan percakapan.