Tips Mencuci Pakaian agar Terhindar dari Virus Corona

20 Maret 2020 19:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-Ilustrasi wanita sedang mencuci pakaian warna putih. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
com-Ilustrasi wanita sedang mencuci pakaian warna putih. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Wabah virus Corona yang saat ini tengah melanda seluruh dunia, termasuk Indonesia, membuat sebagian orang lebih waspada dalam menjaga kebersihan. Tak hanya rajin mencuci tangan dan mengenakan masker saja, banyak orang yang semakin sadar pentingnya membersihkan barang-barang yang biasa dipakai, mulai dari gadget hingga pakaian.
ADVERTISEMENT
Menurut badan kesehatan masyarakat Amerika Serikat, Centers for Disease Control and Prevention (CDC), virus corona bisa ditularkan melalui droplets (tetesan air) dari orang yang bersin atau batuk. Virus ini bisa menempel di benda dan pada permukaan yang terbuat dari berbagai jenis material selama berjam-jam, termasuk pula pakaian.
Ahli kesehatan masyarakat asal Amerika Serikat, Carol Winner, pakaian yang kita gunakan setiap hari memang memiliki fungsi untuk melindungi diri dari droplets. Tetapi, partikel-partikel tetesan air yang mengandung virus dan bakteri ini dapat mengering dan membuat virus mati seiring dengan berjalannya waktu. Meski demikian, perlu ada penelitian lebih seksama tentang hal ini.
"Kami memahami bahwa droplets dapat mengering dalam beberapa kondisi, misalnya saat panas dan lembap yang dapat mempengaruhi masa hidup virus. Tapi lihat, Tom Hanks masih terinfeksi virus Corona meski panas di Australia mencapai 26 derajat Celcius," tutur Carol seperti dikutip dari Huffington Post.
Ilustrasi cuci baju Foto: shutterstock
Lantas, material pakaian seperti apa yang mampu menghempaskan virus Corona? Robert Amler, ketua dekan di The School of Health Sciences and Practice di New York Medical College mengatakan, virus Corona yang menempel pada pakaian memiliki durasi berbeda-beda tergantung jenis bahan pakaiannya.
ADVERTISEMENT
"Beberapa peneliti mempercayai, serat pakaian yang memiliki pori-pori besar lebih mudah menangkap partikel virus, mengeringkan dan memecahkannya. Permukaan pakaian yang halus seperti bahan kulit (leather) dan vinyl dapat dibersihkan dengan mudah," kata Amler.
Mencuci pakaian Foto: Thinkstock
Sebaliknya, bahan-bahan polyester seperti spandex justru dapat menahan virus lebih lama dari pada kain berbahan dasar katun yang breathable. Sehingga, penting sekali untuk mencuci legging, pakaian dalam dan terusan dengan lebih hati-hati.
"The National Institute of Allergy and Infectious Disease mengatakan pada kami bahwa ada beberapa virus yang tetap aktif setelah dua atau tiga hari pada plastik dan stainless steel, 24 jam di atas kardus, 4 jam di atas tembaga. Ketahuilah bahwa ada kancing dan ritsleting dan ornamen pakaian yang terbuat dari bahan itu," lanjut Carol.
ADVERTISEMENT
Cara mencuci pakaian yang disarankan
Apabila Anda berencana untuk mencuci pakaian, Carol mengatakan ada pedoman khusus yang bisa diikuti untuk membantu membunuh virus. Cara ini meliputan penggunaan air hangat atau suam-suam kuku di mesin cuci dan memberikan waktu tambahan saat mengeringkan pakaian.
"Bila memungkinkan, gunakan air hangat karena membantu membunuh virus. Berikan tambahan panas yang ekstra saat mengeringkan pakaian dengan mesin pengering karena tetesan droplets juga ikut mengering dan memungkinkan virus mati," katanya lagi. Pastikan, suhu air jangan terlalu panas karena dapat merusak bahan.
Ilustrasi mencuci baju. Foto: Dok. Freepik
Rodney E. Rohde, ketua dan profesor the Clinical Laboratory Science Program di Texas State University, menegaskan pentingnya mencuci pakaian dalam air hangat namun tetap memperhatikan deterjen yang Anda gunakan.
ADVERTISEMENT
"Saya sarankan Anda mencuci pakaian dengan deterjen yang mengandung senyawa pemutih. Virus tidak akan hidup di dalam rendaman air dan deterjen," kata Rodney kepada HuffPost.
Selain itu, pastikan pula untuk mencuci pakaian anggota keluarga yang sedang sakit secara terpisah. Cara ini efektif dilakukan untuk menghindari pakaian Anda terpapar virus-virus lainnya, seperti flu atau e.coli.