Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Tonic Immobility, Kondisi saat Korban Pelecehan Seksual Tak Bisa Lawan Pelaku
10 April 2025 13:01 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Pelecehan seksual di tempat umum masih mengintai perempuan setiap harinya. Belum lama ini kembali viral cerita seorang perempuan yang mengaku dilecehkan oleh laki-laki saat naik bus menuju ke Jakarta.
ADVERTISEMENT
Korban membeberkan apa yang dialaminya di media sosial X. Menurutnya, kondisi bus yang penuh membuat korban terpaksa duduk di samping pelaku. Sepanjang perjalanan pelaku tidak berhenti menyentuh bagian tubuh korban.
“Seumur-umur naik transum (transportasi umum) baru kali ini kena apes Ya Allah. Sepanjang jalan kakiku digerayangin,” ujar korban seperti dikutip dari X.
Korban mengalami tindak pelecehan itu di sepanjang perjalanannya hingga Jakarta. Karena ketakutan, ia bahkan merasa tubuhnya seperti membeku sehingga tidak bisa memberikan perlawanan ke pelaku.
Hal ini kemudian menjadi perhatian netizen yang menyayangkan korban justru diam saja dan tidak melawan, padahal dia sedang berada di tempat umum. Namun alih-alih menyalahkan korban, respons tubuh yang membeku saat sedang ketakutan itu nyata adanya lho, Ladies. Kondisi ini disebut dengan tonic immobility.
ADVERTISEMENT
Kondisi tonic immobility yang sering dialami korban pelecehan seksual
Tubuh setiap orang bisa memberikan berbagai respons alami atas perlakuan negatif yang diterima. Mulai dari berusaha untuk melindungi diri dengan aksi atau meminta pertolongan, tapi ada juga tubuh seseorang yang hanya bisa terdiam karena ketakutan ekstrem alias tonic immobility.
Dilansir Psychology Today, tonic immobility merupakan kondisi fisiologis yang menyebabkan kelumpuhan sementara secara tiba-tiba, sebagai respons alami terhadap rasa takut yang ekstrem. Seseorang yang terserang tonic immobility biasanya mengalami gemetar, kekakuan otot, sensasi dingin dan mati rasa atau ketidakpekaan terhadap rangsangan yang kuat atau menyakitkan.
Menurut para ilmuwan, salah satu ketakutan ekstrem yang terkait dengan tonic immobility adalah ketika seseorang mengalami tindak pelecehan seksual atau pemerkosaan. Penelitian menunjukkan bahwa 37 persen perempuan korban pemerkosaan mengaku mengalami tonic immobility saat peristiwa itu terjadi.
ADVERTISEMENT
Secara fisiologis, tonic immobility merupakan respons tubuh terhadap ancaman. Namun sayangnya, kondisi ini justru meningkatkan risiko keparahan serangan karena ketidakberdayaan korban untuk memberikan perlawanan.
Tonic immobility sering kali menimbulkan stigma di masyarakat bahwa korban justru menikmati tindak pelecehan yang dialaminya karena tak ada perlawanan. Hal ini kemudian menimbulkan gangguan kesehatan mental lainnya, di mana korban akhirnya justru menyalahkan dirinya sendiri.