Tradisi Kecantikan Suku Himba yang Pakai Lumpur dan Lemak untuk Rambut

16 Agustus 2019 9:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suku Himba dari Namibia. Foto: AFP/STEPHANE DE SAKUTIN
zoom-in-whitePerbesar
Suku Himba dari Namibia. Foto: AFP/STEPHANE DE SAKUTIN
ADVERTISEMENT
Rambut memainkan peranan penting dalam budaya peradaban Afrika Kuno. Rambut bisa melambangkan latar belakang keluarga, status sosial, spiritualitas, suku, dan status perkawinan seseorang. Karena itu, Afrika kaya dengan berbagai tradisi dan gaya rambut.
ADVERTISEMENT
Urusan rambut bahkan bisa jadi kegiatan sosial yang penting, terutama di kalangan perempuan. Para perempuan di Afrika bisa memiliki kesempatan untuk bersosialisasi sambil saling menata rambut.
Suku Himba dari Namibia. Foto: AFP/STEPHANE DE SAKUTIN
Praktik komunal yang memusatkan pada rambut pun masih ada sampai sekarang. Salah satunya, perempuan dari suku Himba dari Namibia. Dari sekian banyak budaya peradaban di Afrika, suku Himba ini bisa dibilang sebagai salah satu suku yang unik dan mencolok.
Alasannya, perempuan Himba memiliki ciri khas dengan tampilan seluruh tubuh bernuansa merah dari adonan yang mereka beri nama otjize-- sebuah adonan dengan campuran mentega, lemak, dan tanah liat berwarna merah. Adonan ini biasanya disempurnakan dengan getah tumbuhan untuk menambah aroma yang menyenangkan.
Suku Himba dari Namibia. Foto: AFP/STEPHANE DE SAKUTIN
Perempuan Himba akan mengaplikasikan otjize ke seluruh kulit dan rambut mereka setiap pagi sehingga menghasilkan tampilan yang bernuansa serba merah yang unik dan menawan.
ADVERTISEMENT
Dilansir CNN, kabarnya, selain menjadi identitas perempuan suku Himba, penggunaan otjize juga dikaitkan sebagai pelindung kulit dari matahari dan 'salep' agar terbebas dari gigitan serangga. Namun, mereka lebih menganggap otjize sebagai makeup yang wajib dipakai sehari-hari. Uniknya lagi, hanya perempuan saja yang memakai otjize ini.
Sementara untuk tatanan rambut, perempuan Himba menambahkan bulu kambing ke dalam adonan otjize untuk menambahkan volume rambut gimbal tersebut.
Suku Himba dari Namibia. Foto: AFP/ALEXANDER JOE
Gadis remaja Himba akan menata rambutnya dengan untaian kepang-kepang gimbal yang dibiarkan menggantung di hadapan wajah mereka. Ini melambangkan bahwa mereka memasuki masa pubertas, dan rambut yang menutupi wajah dimaksudkan untuk membatasi pandangan laki-laki.
Sedangkan perempuan-perempuan yang sudah siap menikah, akan menata kepangan rambut gimbal mereka sedikit ke belakang sehingga bisa memperlihatkan wajah mereka.
ADVERTISEMENT
Dan bagi perempuan yang sudah menikah, biasanya akan mengenakan hiasan kepala bernama 'Erembe' yang terbuat dari kulit binatang.
Suku Himba dari Namibia. Foto: AFP/ALEXANDER JOE
Meski pria Himba tidak menggunakan otjize, mereka tetap memiliki ciri khas sendiri dalam menata rambut yang disesuaikan dengan usia dan status pernikahan.
Pria yang belum menikah mengenakan satu kepang untuk menunjukkan status lajang mereka. Saat menikah, mereka akan menutupi kepala dengan sebuah turban, dan tidak akan membukanya seumur hidup kecuali saat ada anggota suku yang meninggal.
Suku Himba dari Namibia. Foto: AFP/ALEXANDER JOE
Tak hanya soal rutinitas kecantikan yang berhubungan dengan kulit dan rambut, suku Himba juga kaya akan budaya serta tradisi lainnya. Suku unik yang menggantungkan hidupnya pada hewan ternak dan pertanian ini pun terbuka pada pengunjung dari seluruh dunia yang ingin melihat langsung kehidupan asli mereka.
ADVERTISEMENT
Bagaimana menurut pendapat Anda? Tertarik melihat sendiri atau mencoba tradisi unik dari Namibia ini?