Tradisi Perempuan Miao di China yang Membuat Hiasan Kepala dari Rambut Leluhur

27 Mei 2020 14:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perempuan Miao. Foto: Getty Images
zoom-in-whitePerbesar
Perempuan Miao. Foto: Getty Images
ADVERTISEMENT
Bagi banyak perempuan, rambut rontok mungkin tidak memiliki arti penting. Bahkan kita seringnya merasa kesal ketika melihat rambut rontok dan langsung membuangnya. Selain menandakan bahwa rambut sedang tidak sehat, rambut rontok juga bisa mengganggu penampilan.
ADVERTISEMENT
Namun sepertinya masalah tersebut tidak dialami oleh perempuan Miao di Desa Lingjia, kawasan China Barat Daya. Mereka justru menyimpan dan sangat menghargai rambut rontok, terutama milik leluhur dan perempuan tua di keluarga mereka.
Perempuan Miao. Foto: Getty Images
Hal ini terjadi karena rambut-rambut rontok tersebut akan dijadikan sebagai bahan utama untuk membuat hiasan kepala. Tak sembarang aksesori, hiasan kepala tersebut merupakan warisan budaya yang sudah dilakukan secara turun temurun sejak lama.
Hiasan kepala tersebut berbentuk seperti tanduk hewan karena memang dibuat dengan kerangka kayu yang mirip dengan tanduk kerbau. Maka dari itu tidak heran jika biasanya hiasan kepala ini disebut dengan long-horn Miao.
Untuk membuatnya, pertama rambut asli para remaja perempuan ini akan diikat kemudian dipasangkan dengan tanduk kayu. Setelah itu, ibu mereka akan mulai melilit rambut-rambut rontok yang diambil dari sisir perempuan yang lebih tua di keluarga mereka. Mereka juga akan melilitkan rangkaian benang putih untuk aksesori sekaligus menjaga agar rambutnya tidak lepas. Biasanya rambut tersebut merupakan milik nenek, buyut, atau ibu mereka sendiri.
Perempuan Miao. Foto: Getty Images
Sebelumnya, rambut-rambut tersebut sudah dikumpulkan sejak lama dan disambung dengan benang untuk dijadikan semacam wig. Biasanya hiasan kepala tersebut nantinya akan diturunkan pada anak-anak mereka. Tradisi ini merupakan cara perempuan Miao untuk menghormati para perempuan yang ada dalam garis keluarga.
ADVERTISEMENT
“Tradisi ini memang sudah turun temurun dari leluhur. Kami memakai rambut asli mereka untuk menghormati mereka,” ungkap Yang Er Meil dalam wawancara bersama The Great Big Story.
Menurut Yang Er Meil, banyak yang tidak menyangka bahwa perempuan Miao memang memakai rambut asli untuk membuat hiasan kepalanya. Sebab jika dilihat dari kejauhan, rambut tersebut memang tampak seperti lilitan benang karena rambut asli milik tetua sudah dijalin menjadi satu dengan benang-benang penyambung.
“Orang tua kami sudah mengumpulkan rambut-rambut tersebut sejak dulu. Kami sendiri tidak tahu kapan tepatnya tradisi ini bermula karena masyarakat Miao tidak menuliskan sejarah mereka. Tapi tradisi ini sekarang masih dilakukan oleh 12 Desa Miao,” jelasnya.
Perempuan Miao. Foto: Getty Images
Sehingga, untuk meneruskan tradisi, setiap keluarga yang memiliki anak perempuan harus menyiapkan hiasan kepala tersebut. Hiasan yang dulunya dipakai oleh nenek atau ibu mereka harus disimpan dan dirawat untuk nanti diturunkan pada anak perempuan mereka.
ADVERTISEMENT
Biasanya para perempuan yang lebih dewasa akan mengambil rambut-rambut asli untuk disimpan terpisah supaya ketika mereka sudah menikah dan punya anak perempuan bisa dibuat lagi sebagai hiasan kepala. Dan di era modern seperti sekarang ini, biasanya perempuan Miao akan memakai hiasan kepala dari rambut ini pada saat Tahun Baru China atau Lunar New Year.
“Saat memakai hiasan ini kami merasa lebih percaya diri. Ini membuat saya bangga menjadi perempuan Miao,” demikian tutup Yang Er Meil.