Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Tradisi Unik Perempuan Albania, Bersumpah Jadi Pria & Perawan Seumur Hidup
15 Agustus 2021 17:17 WIB
·
waktu baca 4 menit
ADVERTISEMENT
Budaya patriarki memang sudah ada sejak dulu. Tak hanya di Indonesia, daerah-daerah di luar negeri, bahkan di Eropa sekalipun juga memiliki sistem patriarki yang sudah mengakar sejak berabad-abad lampau.
ADVERTISEMENT
Namun perempuan Albania mempunyai 'jalan keluar' unik untuk bisa memenuhi hak-haknya. Meskipun itu bukanlah perkara mudah, sebab mereka harus bersumpah seumur hidup untuk 'menjadi laki-laki'. Setelah melakukan sumpah, mereka tak bisa kembali menjadi perempuan seperti saat pertama dilahirkan.
Awalnya, sumpah ini dilakukan karena kondisi yang mendesak. Jadi ketika sebuah keluarga kehilangan ayah atau kepala keluarga dan tak punya keturunan laki-laki, maka anak perempuan mereka yang belum menikah bisa berperan jadi laki-laki. Proses ini dilakukan melalui pengambilan sumpah di hadapan 12 warga desa atau tetua suku. Sumpah ini tidak dapat dibatalkan seumur hidup dan tradisi ini disebut sebagai burrnesha.
ADVERTISEMENT
Kewajiban perempuan Albania setelah berganti peran sebagai laki-laki
Tak hanya melakukan peran seperti seorang laki-laki, perempuan Albania yang sudah melakukan sumpah juga harus menjaga keperawanannya, sehingga mereka harus benar-benar tidak melakukan hubungan seksual dengan siapa pun. Mereka juga harus memakai kata ganti laki-laki dalam kehidupan sehari-hari. Layaknya bermain peran, perempuan yang sudah mengambil sumpah harus berbusana seperti laki-laki, memakai nama laki-laki, diizinkan membawa senjata, merokok, minum alkohol, bekerja, bermain musik dan bernyanyi, hingga bersosialisasi dengan laki-laki. Ini merupakan sederetan hal yang tak bisa dirasakan perempuan Albania pada umumnya.
Saat ini, diperkirakan ada 100 perempuan Albania yang melakukan sumpah untuk jadi perawan selamanya dari awal tahun 1990-an menurut Antonia Young, peneliti di Universitas Bradford, Inggris, yang sudah meneliti tentang budaya ini lebih dari 10 tahun. Sementara menurut laporan acara dokumenter di channel National Geographic, saat ini ada sekitar 102 perempuan Albania yang sudah melakukan burrnesha.
ADVERTISEMENT
Terjadi karena budaya patriarki yang melekat sejak zaman nenek moyang
Dalam laporan Associated Press, dijelaskan bahwa tradisi burrnesha ini merupakan hasil pengembangan dari The Code of Lekë Dukagjini atau Kanun. Ini merupakan sebuah aturan hukum yang diterapkan di Albania Utara dan Kosovo, Eropa Tenggara, dan dibuat oleh Lekë Dukagjini, bangsawan Albania pada abad ke-15 hingga abad ke-20.
Kanun ini bukanlah sebuah kitab agama, namun mengutip NBC News, kebanyakan perempuan yang melakukan sumpah keperawanan seumur hidup ini mayoritas berasal dari komunitas Muslim Albania, serta minoritas Katolik dan Kristen Ortodoks.
Peraturan di dalam Kanun menyebutkan bahwa semua keluarga harus menganut sistem patrilineal dan patrilokal. Artinya, kekayaan diwariskan melalui keturunan laki-laki di keluarga dan untuk anak perempuan yang sudah menikah, harus pindah ke keluarga laki-laki.
ADVERTISEMENT
Dalam budaya Albania sendiri, perempuan diperlakukan sebagai objek. Sama seperti sistem patriarki pada umumnya, perempuan tidak punya kesempatan untuk mewarisi kekayaan, tidak bisa melakukan apa pun yang mereka inginkan, tugasnya dibatasi hanya untuk menghasilkan keturunan dan melakukan pekerjaan rumah tangga.
Perempuan Albania juga tak boleh merokok, tak boleh memakai jam tangan, tidak boleh memilih saat pemilu, bahkan tak bisa membeli properti sendiri. Bahkan dulu pilihan untuk melakukan burrnesha pun tak bisa datang dengan sendirinya. Seluruh warga suku harus mengetahui bahwa itu dilakukan karena tak ada pilihan lain.
Membantu perempuan menentukan pilihan dan mendapatkan hak
Jika dulu burrnesha ini dilakukan karena tuntutan mendesak, saat ini budaya tersebut telah berubah. Banyak perempuan ingin melakukan hal tersebut dengan alasan tak mau menikah dengan laki-laki yang sudah dijodohkan dengan mereka.
ADVERTISEMENT
Namun di era modern sekarang ini, Antonia Young menyebutkan kalau tradisi ini sepenuhnya menjadi keputusan perempuan. Jika tadinya mereka dinilai tak bisa hidup sendiri tanpa laki-laki, saat ini mereka justru bisa memilih untuk hidup berkeluarga atau tidak sama sekali.
Mengutip NBC News, Diana Rakipi (67), seorang penjaga keamanan perempuan di Albania, mengungkapkan bahwa sekarang ia bisa bebas ingin bergaya seperti apa saja. Ia mengaku sejak dulu tak pernah ingin pakai rok seperti perempuan Albania kebanyakan. Keluarganya yang menganut Kristen Ortodoks pun tak melarangnya melakukan itu. Padahal seperti yang diketahui, mereka cukup ketat dalam menentukan busana yang boleh dan tak boleh dipakai oleh perempuan. Namun tradisi burrnesha ini membantunya bisa memilih menjadi diri sendiri.
ADVERTISEMENT
Bagi sebagian perempuan, burrnesha juga membantu mereka untuk mendapatkan hak yang lebih sesuai. Drene Markgjoni (98), perempuan Albania yang bersumpah menjadi laki-laki, merasa lebih bebas. Dulu ia memutuskan untuk mengambil sumpah setelah 12 tahun dihukum karena upaya tunangannya untuk melarikan diri dari rezim Albania. Ia mengaku tak ingin menderita demi orang lain lagi, sehingga ia memutuskan untuk meninggalkan seks dan pernikahan seumur hidup dan menjadi laki-laki.
Setelah mengambil keputusan itu, ia bisa menikmati makanan dan minuman sesuka hati tanpa harus dipaksa ke dapur. Drene juga bisa melakukan dua kebiasaan yang tak boleh dilakukan perempuan Albania, yaitu merokok dan memakai jam tangan.
"Saya lebih bahagia seperti ini. Saya tidak pernah menyesalinya. Tak sedikit pun dari diri saya menyesali ini... Saya lebih dihargai oleh orang-orang dan keluarga saya," ungkap Drene seperti dikutip dari NBC News.
ADVERTISEMENT