Tren Gen Z China Pakai Baju Lusuh ke Kantor, Bentuk Protes kepada Kondisi Kerja

16 Mei 2024 15:30 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tren gen Z di China pakai baju lusuh ke kantor. Foto: Douyin
zoom-in-whitePerbesar
Tren gen Z di China pakai baju lusuh ke kantor. Foto: Douyin
ADVERTISEMENT
Lazimnya orang-orang akan berlomba mengenakan pakaian yang rapi dan tentunya modis saat bekerja setiap harinya. Pasalnya, tak bisa disangkal lagi kalau penampilan yang maksimal juga akan menunjang kinerja seseorang di kantor.
ADVERTISEMENT
Tapi, alih-alih pakai baju rapi, karyawan Gen Z di China justru membuat tren baru dengan mengenakan pakaian tak layak alias lusuh, bahkan tampak kotor saat ke kantor. The World of Chinese melansir, karyawan yang tampil dengan pakaian yang semakin tidak terkoordinasi dan semakin terlihat jelek maka dianggap yang terbaik.
Sederet anak muda di China yang ikut melakukan tren ini di media sosial Weibo dan Douyin (TikTok versi Tiongkok) menunjukkan fashion mereka yang berantakan. Ada yang memadukan kaus kaki bergambar kartun dengan hak tinggi atau piyama lusuh dengan sepatu bot selutut. Beberapa anak muda juga memakai sweater usang yang dipadukan dengan aksesori aneh yang warnanya saling bertabrakan.
Tren ini sudah berlangsung sejak para karyawan kembali bekerja usai menikmati libur panjang Imlek pada Februari lalu dan menjadi viral hingga menyebar ke beberapa kota di China sampai saat ini.
ADVERTISEMENT
Tapi, apa sebenarnya maksud dari tren tidak biasa ini, ya?

Alasan di balik tren gen z pakai baju lusuh

Gen Z di China pakai baju lusuh ke kantor. Foto: Douyin.
Bukan semata-mata demi fashion, tapi tren berpakaian lusuh ini dilakukan anak-anak muda di China sebagai bentuk protes terhadap lingkungan pekerjaan yang sangat merugikan bagi mereka. Pekerjaan yang penuh dengan tekanan, sikap atasan yang buruk, dan kewajiban lembur yang dijalani setiap harinya, namun mereka mengaku tidak mendapatkan nilai gaji yang memuaskan.
Pendapatan yang rendah kabarnya membuat mereka harus selalu berhemat sampai tidak bisa membeli pakaian baru untuk bekerja. Alhasil, mereka hanya bisa mengenakan pakaian yang ada di lemari secara bergantian setiap hari. Nah, tren pakaian lusuh ini menjadi gambaran fashion mereka di masa depan karena frekuensi penggunaan yang kian meningkat tanpa keterbaruan.
ADVERTISEMENT
“Dengan gaji yang sangat kecil dan rekan kerja yang tidak membuatku nyaman, lalu untuk apa aku harus berdandan? Lagi pula, Nenekku bilang untuk tidak membuang pakaian lama dan menyimpannya untuk bekerja,” ujar salah satu karyawan muda di unggahan Weibo, seperti dikutip dari The World of Chinese.
Pekerjaan yang amat melelahkan dan menimbulkan stres membuat mereka tidak lagi peduli dengan penampilan. Tampil dengan pakaian yang lusuh menjadi ekspresi keterasingan mereka terhadap dunia kerja modern yang dirasa merugikan karena angka penghasilan yang rendah.
Pekerja di wilayah perkotaan biasanya akan sangat kelelahan karena menempuh perjalanan jauh setiap harinya –lebih dari satu jam perjalanan untuk ke kantor– tapi sering kali mendapatkan kompensasi lembur yang buruk. Menurut Biro Statistik Nasional Tiongkok, jam kerja rata-rata karyawan yang dulunya 47,9 jam per minggu naik menjadi 49 jam per minggunya sejak tahun 2023. Hal ini pada akhirnya membuat para karyawan muda merasa tidak punya waktu dan tenaga untuk tampil menarik saat bekerja.
ADVERTISEMENT