Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
UNESCO Ungkap 1,4 Juta Anak Perempuan Afghanistan Dilarang Mengenyam Pendidikan
21 Agustus 2024 14:11 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Laporan terbaru UNESCO (Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB) mengungkap, jutaan anak perempuan di Afghanistan tak memiliki akses mengenyam pendidikan. Menurut UNESCO, situasi ini bisa mengancam masa depan generasi muda Afghanistan.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari laman resmi UNESCO, kemunduran pendidikan di Afghanistan kian buruk sejak Taliban mengambil alih kekuasaan pada 2021. Taliban menetapkan larangan pendidikan sekunder bagi anak perempuan dan pendidikan tinggi bagi perempuan Afghanistan.
Mengutip Associated Press, Taliban melarang pendidikan sekunder buat anak perempuan karena dianggap tidak sesuai dengan syariat Islam.
Data UNESCO mengungkap, sejak 2021, setidaknya 1,4 juta anak perempuan tidak bisa bersekolah di sekolah sekunder. Anak perempuan di bawah usia 12 tahun masih diizinkan untuk mengenyam pendidikan primer di sekolah dasar. Namun, mereka yang sudah di atas 12 tahun tak boleh melanjutkan pendidikan mereka.
Jumlah ini meningkat sebanyak 300 ribu sejak data terakhir yang dikumpulkan oleh UNESCO pada April 2023.
ADVERTISEMENT
Jika digabung dengan jumlah anak perempuan yang sudah keluar sekolah sebelum larangan ini diberlakukan, maka sebanyak 2,5 juta anak perempuan di Afghanistan tidak bisa menimba ilmu. Angka ini merepresentasikan 80 persen dari total anak perempuan usia sekolah di negara tersebut.
“Saat ini, Afghanistan adalah satu-satunya negara di dunia yang melarang akses pendidikan bagi perempuan dan anak perempuan di atas 12 tahun. Situasi ini seharusnya menjadi perhatian kita semua; hak memperoleh pendidikan tidak boleh dinegosiasi maupun diganggu,” ucap Direktur Jenderal UNESCO, Audrey Azoulay, dalam laporan yang dirilis Kamis (15/8) lalu.
Pendidikan di Afghanistan mengalami kemunduran
Sejak 2021, pendidikan di Afghanistan mengalami kemunduran. Selama dua dekade sebelumnya, progres pendidikan di Afghanistan mengalami peningkatan yang baik. Namun, progres 20 tahunan tersebut hampir terhapus total hanya dalam waktu tiga tahun kekuasaan Taliban.
ADVERTISEMENT
Data UNESCO menunjukkan, meskipun anak perempuan di bawah 12 tahun masih bisa bersekolah, jumlah anak Afghanistan yang masuk SD menurun drastis sejak 2021.
Pada 2022, anak perempuan dan laki-laki yang bersekolah di SD berjumlah 5,7 juta. Angka ini berkurang cukup drastis. Sebab, pada 2019, jumlahnya mencapai 6,8 juta.
Menurut UNESCO, penurunan ini disebabkan oleh larangan guru perempuan mengajar anak laki-laki. Akibat larangan ini, jumlah guru yang bisa mengajar berkurang. Selain itu, orang tua juga tak memiliki biaya untuk menyekolahkan anak-anak mereka.
“UNESCO khawatir dengan konsekuensi dari angka drop-out sekolah yang terus meningkat. Ini bisa berujung pada peningkatan jumlah tenaga kerja anak dan pernikahan dini,” ucap UNESCO.
Tak hanya pendidikan dasar dan sekunder, pendidikan tinggi pun mengalami kemunduran. Jumlah mahasiswa yang berkuliah berkurang 53 persen sejak 2021. Akibatnya, Afghanistan terancam menghadapi kekurangan tenaga kerja berpendidikan. Ini bisa berdampak pada pertumbuhan negara ke depannya.
ADVERTISEMENT