Untuk Pertama Kalinya, Dua Perempuan Mesir Jadi Masinis Kereta Metro di Kairo

23 Agustus 2022 15:35 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Hind Omar, seorang masinis kereta metro wanita Mesir di stasiun Adly Mansour di lingkungan timur laut ibukota Kairo, Heliopolis pada 31 Mei 2022. Foto: Khaled Desouki/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Hind Omar, seorang masinis kereta metro wanita Mesir di stasiun Adly Mansour di lingkungan timur laut ibukota Kairo, Heliopolis pada 31 Mei 2022. Foto: Khaled Desouki/AFP
ADVERTISEMENT
Dua perempuan tangguh mencatat sejarah sebagai masinis perempuan pertama di Mesir. Mereka adalah Hind Omar dan Suzanne Mohamed, masinis kereta Metro di Ibu Kota Kairo yang telah bertugas sejak April 2022. Ini merupakan gebrakan tersendiri di Mesir, negara yang jumlah pekerja perempuan sektor formalnya masih terbilang rendah.
ADVERTISEMENT
Dalam wawancara dengan kantor berita Agence France-Presse (AFP), Hind Omar mengungkapkan bahwa ia melamar posisi masinis ini dengan penuh semangat; Ia ingin bisa menjadi seorang pionir.
“Nyawa ribuan orang berada di tangan saya setiap harinya,” ujar perempuan berusia 30 tahun ini. Hind, seorang ibu dua anak dan lulusan sekolah bisnis ini, dengan bangga mengenakan jaket masinis yang berhiaskan logo RATP-Dev, perusahaan transportasi asal Prancis yang mendukung sistem Cairo Metro.
Hind Omar, seorang masinis kereta metro wanita Mesir di stasiun Adly Mansour di lingkungan timur laut ibukota Kairo, Heliopolis pada 31 Mei 2022. Foto: Khaled Desouki/AFP
Satu hal yang sungguh menarik minat Hind untuk bergabung dalam jajaran masinis Cairo Metro adalah pengecualian bagi masinis perempuan untuk bekerja shift malam.
Hind pun mengaku merasa sangat bersyukur bisa menerima dukungan dari orang terdekatnya, terutama oleh sang suami.
“Awalnya, orang tua saya menganggap ini aneh [menjadi seorang masinis perempuan]. Namun, akhirnya mereka memutuskan untuk mendukung saya. Suami saya sejak awal sangat antusias, dan ia selalu mendukung saya,” ungkap Hind, sebagaimana dikutip dari AFP.
ADVERTISEMENT

Penumpang sempat ragu dan takut

Dalam data tahun 2020, hanya 14,3 persen perempuan di Mesir yang memiliki pekerjaan di sektor formal. Kendati perempuan Mesir berhak untuk menggunakan hak suara dan bekerja di pemerintahan sejak 1956, nyatanya budaya patriarki masih mengakibatkan pembatasan hak-hak pribadi perempuan, termasuk dalam bekerja di sektor formal.
Suzanne Mohamed, seorang masinis kereta metro wanita Mesir di stasiun Adly Mansour di lingkungan timur laut ibukota Kairo, Heliopolis pada 31 Mei 2022. Foto: Khaled Desouki/AFP
Oleh sebab itu, ketika dua perempuan tangguh ini mulai bertugas di ruang kendali kereta, banyak yang meragukan kemampuan keduanya. Tak jarang, penumpang merasa takut menaiki kereta yang Hind dan Suzanne kendalikan.
Suzanne (32) mengungkapkan, ketika para penumpang melihat dia di ruang kendali untuk pertama kalinya, mereka terkejut. Kendati demikian, ia mengaku tidak heran dengan reaksi para penumpang. Perempuan Mesir memang memiliki akses dan opsi karier yang terbatas, sehingga sungguh langka bisa melihat perempuan melakukan pekerjaan yang berat.
ADVERTISEMENT
“Sejumlah penumpang ketakutan. Mereka meragukan kemampuan saya, dan mereka mengatakan bahwa mereka merasa tidak aman melihat perempuan memegang kendali,” kata Suzanne, dikutip dari AFP.

Melewati tes yang berat

Suzanne Mohamed, seorang masinis kereta metro wanita Mesir di stasiun Adly Mansour di lingkungan timur laut ibukota Kairo, Heliopolis pada 31 Mei 2022. Foto: Khaled Desouki/AFP
Hind dan Suzanne merupakan dua perempuan yang lulus pada program pelatihan masinis yang diselenggarakan oleh National Authority of Tunnels (NAT). NAT, sebagai otoritas yang berada di bawah Kementerian Transportasi Mesir, bekerja sama dengan RATP-Dev.
Menurut Hind, tes yang mereka jalani dalam perekrutan masinis terbilang berat. Para peserta ujian diharuskan untuk bisa mendemonstrasikan “ketahanan” dan “rentang perhatian” yang baik. Ini disebabkan oleh kewajiban seorang masinis yang harus memiliki kewaspadaan penuh untuk berjam-jam, selama enam hari dalam seminggu.

Harapan masinis perempuan Mesir

Hind Omar, seorang masinis kereta metro wanita Mesir di stasiun Adly Mansour di lingkungan timur laut ibukota Kairo, Heliopolis pada 31 Mei 2022. Foto: Khaled Desouki/AFP
Menurut AFP, Cairo Metro berencana untuk menambahkan tiga jalur kereta baru. Selain itu, Mesir juga memiliki rencana pengembangan sistem monorel. Dengan adanya rencana tersebut, Hind berharap pengalaman dirinya bisa menjadi contoh untuk membuka jalan bagi masinis-masinis perempuan ke depannya.
ADVERTISEMENT
“Semoga ini membuka jalan bagi para perempuan lainnya untuk menjadi masinis, dan memastikan bahwa banyak perempuan-perempuan seperti kami di luar sana,” tutup Hind.
Diluncurkan pada tahun 1987 silam, Cairo Metro merupakan sistem transportasi kereta tertua di dunia Arab. Namun, puluhan tahun sejak pengoperasian yang pertama, baru kali ini Cairo Metro memiliki masinis perempuan.
Masinis perempuan pertama di negeri Arab dan Afrika berasal dari Maroko. Ia adalah Saida Abad, masinis perempuan yang resmi memegang kendali kereta pada tahun 1999.