Vagina Berubah Warna Jadi Lebih Gelap? Ini 5 Penyebabnya

11 November 2022 17:23 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi iritasi vagina. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi iritasi vagina. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Perempuan kerap kali merasa tidak percaya diri dengan tampilan organ intimnya. Terutama jika area di sekitar vagina berwarna gelap.
ADVERTISEMENT
Dokter Spesialis Obstetrisian dan Ginekolog (Obgyn), Oluwatosin Goje, MD yang berbasis di Amerika Serikat menjelaskan kondisi vagina perempuan berbeda-beda. Labia atau bibir vagina memiliki warna yang beragam, mulai dari merah muda, keunguan hingga agak cokelat gelap.
“Biasanya labia berwarna lebih gelap daripada bagian kulit lainnya, terutama pada wanita kulit hitam,” kata Goje dikutip dari Cleveland Clinic.
Mengutip w, vagina secara alami memiliki warna yang gelap dibandingkan area tubuh lain. Namun, ada alasan lain mengapa warna vagina semakin gelap seiring berjalannya waktu.
Hal ini bisa dikaitkan dengan kondisi medis juga, lho. Jadi sebaiknya jangan disepelekan ya, Ladies. Nah, jika kamu penasaran ingin tahu apa saja penyebab warna vagina menghitam, simak informasi lengkapnya di sini.
ADVERTISEMENT

1. Perubahan hormon

Ilustrasi vagina atau organ kewanitaan. Foto: Arkom Suvarnasiri/Shutterstock
Ladies, sepanjang hidup kita mengalami berbagai perubahan hormonal di tubuh. Fluktuasi ini juga dapat memengaruhi bagian sekitar area kewanitaan, lho. Selama masa pubertas, misalnya, peningkatan estrogen yang tiba-tiba dalam tubuh dapat membuat vagina berubah warna jadi gelap.
Kemudian menurut American College of Obstetricians and Gynaecologists di akhir usia 30-an dan 40-an, estrogen rendah saat perempuan mendekati menopause, hal ini pun memicu warna vagina yang menggelap.

2. Kondisi sindrom ovarium polikistik (PCOS)

Berbicara tentang perubahan hormonal, tentu tidak asing lagi dengan sindrom ovarium polikistik atau PCOS. Ini merupakan kondisi di mana perempuan memiliki lebih banyak hormon androgen yang dikenal juga dengan sebutan hormon laki-laki dibandingkan hormon estrogen, hormon perempuan.
ADVERTISEMENT
Karena ketidakseimbangan hormon ini membuat area kewanitaan pun berubah warna menjadi lebih gelap.
Ilustrasi vagina atau organ kewanitaan. Foto: T.Photo/Shutterstock

3. Aktivitas

Dikutip dari Healthline, peningkatan aktivitas gesekan dapat menyebabkan peningkatan potensi hiperaktif melanosit. Dengan kata lain, gesekan dapat menyebabkan sel-sel di sekitar area kewanitaan memproduksi lebih banyak melanin, yang menyebabkan pigmentasi.
Daerah labia dan paha atas, terutama di lipatan kulit di daerah selangkangan, juga bisa menjadi gelap karena gesekan setiap hari atau trauma persalinan.
“Dengan gesekan atau trauma yang terus-menerus, kulit mengalami proses yang disebut keratinisasi. Proses ini bisa mendorong sel-sel menembus lapisan terluar kulit dan bisa membuat kulit menjadi lebih tebal juga berwarna gelap,” imbuh Tamika Cross, MD, OB-GYN bersertifikat yang berbasis di Houston, Texas.
ADVERTISEMENT
Gesekan juga dapat menyebabkan peradangan pada kulit, yang pada gilirannya dapat menyebabkan hiperpigmentasi pasca-inflamasi.

4. Resistensi insulin

Dr Nirupama Parwanda, dokter kulit di New Delhi menjelaskan bahwa vagina yang berubah warna menjadi lebih gelap juga bisa disebabkan oleh resistensi insulin. Ketika berat badan bertambah, besar kemungkinan mengalami resistensi insulin. Pada akhirnya ini dapat mengakibatkan kondisi yang disebut acanthosis nigricans.
“Acanthosis nigricans ini bisa membuat area di sekitar vulva, terutama paha bagian dalam, menjadi gelap,” imbuh Parwanda dikutip dari Health shots.
Ilustrasi vulva vagina. Foto: James Jiao/Shutterstock

5. Faktor fisik

Selain masalah hormonal yang serius, banyak faktor fisik seperti: kurangnya sirkulasi udara di bagian tubuh vagina yang tertutup. Karena itu, banyak bakteri akibat keringat yang terperangkap di area kewanitaan.
ADVERTISEMENT
Memang hal yang wajar jika kulit di area sekitar vagina berwarna lebih gelap daripada bagian tubuh lainnya. Namun, jika perubahan warna terlalu ekstrim dan juga disertai dengan gejala, seperti vagina kemerahan, gatal, berdarah, nyeri saat berhubungan seksual, hingga timbul benjolan di area intim. Sebaiknya kamu harus segera berkonsultasi dengan dokter ya, Ladies.