Vaginismus, Kontraksi Otot Vagina yang Bikin Sulit Berhubungan Seks

27 November 2019 17:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi vaginismus Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi vaginismus Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Berhubungan seks dengan pasangan tidak hanya sekadar saling memuaskan hasrat, tapi juga untuk meningkatkan keintiman dalam hubungan. Sayangnya, bagi beberapa pasangan hubungan seks tidak dialami dengan mulus. Hasrat seksual pun tidak begitu terpenuhi.
ADVERTISEMENT
Terdapat beberapa hal yang menjadi penghambat hubungan seksual. Salah satunya gangguan vaginismus yang dialami perempuan dalam berhubungan seks. Vaginismus merupakan gangguan di mana otot sekitar vagina mengencang dengan sendirinya saat penetrasi seksual.
Tetapi vaginismus ini tidak mempengaruhi gairah seksual, melainkan hanya menghambat hubungan intim karena menyebabkan rasa sakit dan membuat penis sulit masuk ke vagina.
“Jadi ketika penetrasi itu tidak masuk, susah, seperti menembus tembok. Kalau dipaksa akan kesakitan sekali,”ucap dr. Ni Komang Yeni SpOG saat seminar media ‘Vaginismus dan Disfungsi Seksual Perempuan yang diselenggarakan Bamed Healthcare di Hong Kong Cafe, Jakarta Pusat, Rabu (27/11)
Ilustrasi penetrasi Foto: Shutterstock
Mengapa hal tersebut dapat terjadi? Vaginismus dikategorikan sebagai kontraksi otot yang tidak disadari dan tidak dapat dikendalikan. Sehingga terjadi secara terus menerus atau berulang di ⅓ daerah bagian luar vagina yaitu perineum sampai otot levator ani, dan otot pubococcygeus.
ADVERTISEMENT
Bila kontraksi otot di sekitar vagina berlebihan akan menyebabkan nyeri, sulit atau bahkan tidak berhasil melakukan penetrasi. Sehingga akan menimbulkan rasa nyeri pada kedua pasangan.
Jika terus didiamkan seperti itu, dampaknya akan sangat besar seperti sampai berujung pada perceraian. Jadi dalam hal ini kita harus mengkomunikasikan keluhan tersebut pada pasangan dan berkonsultasi ke dokter. Ini dilakukan untuk menjaga keharmonisan hubungan juga.
Ilustrasi Vaginismus Foto: Shutterstock
“Ketika perempuan mengalami Vaginismus, mereka akan merasa malu dan gagal. Merasa mereka menjadi perempuan yang tidak seutuhnya. Padahal tidak, itu kan bukan kemauannya sendiri dan ada solusi penyembuhannya,” ucap dr. Yeni.
Proses penyembuhan vaginismus dapat melalui pengobatan teknologi kedokteran saat ini, terutama kolaborasi antara Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekolog. dan Kedokteran Jiwa (Psikiater).
ADVERTISEMENT
Penyebab vaginismus pun terbagi dua, penyebab organik atau fisik dan penyebab anorganik atau psikologis. Vaginismus yang disebabkan karena fisik biasanya akibat dari trauma saat melahirkan, perlukaan di jalan lahir, trauma dan lainnya. Sedangkan secara psikologis karena pernah mengalami kekerasan seksual, rasa kurang percaya diri, atau tidak berhubungan seksual dalam jangka waktu yang panjang.
“Jadi saya harap perempuan Indonesia yang mengalami vaginismus (kontraksi otot vagina) dapat berkonsultasi kepada dokter ahli yang tepat. Ini bukan suatu hal yang memalukan atau kegagalan. Kita harus mencari solusinya bersama tidak dengan berjuang sendirian,” pungkas dr. Yeni.