Viral Istilah Girl Math, Apa Itu dan Kenapa Disebut Buruk buat Perempuan?

ilustrasi masalah keuangan Foto: Shutterstock

Saat ini, media sosial tengah diramaikan dengan istilah baru, yaitu girl math. Secara literal, girl math diterjemahkan sebagai 'matematika perempuan' atau 'perhitungan matematis menurut pola pikir perempuan'.

Dalam video-video yang diunggah ke TikTok, girl math digunakan untuk mendeskripsikan pola berhitung atau logika mengenai hal-hal yang bersangkutan dengan perempuan pada umumnya, misalnya ketika ia berbelanja dan mendapatkan diskon.

Salah satu video yang diunggah oleh pengguna @pwinceeys menjelaskan bahwa ia melihat uang tunai sebagai “free money” atau uang gratis, sementara uang di rekening bank sebagai “real money” atau uang betulan. Kemudian, makanan di layanan pesanan online seharga di atas Rp 40 ribu dianggap mahal, sementara makanan di atas Rp 40 ribu di restoran offline dianggap murah.

Dilansir Today Online, ada juga yang menganggap bahwa membeli barang ketika diskon berarti kamu sukses menabung. Jika kamu ingin membeli dress seharga Rp 500 ribu, tapi menunggu sampai diskon seharga Rp 300 ribu, artinya kamu memperoleh keuntungan sebesar Rp 200 ribu.

Selain itu, menurut CBS News, salah satu contoh girl math adalah seorang perempuan menyebut bahwa menonton konser itu gratis karena dia sudah membeli tiket itu sedari lama.

Ada juga yang mengatakan bahwa girl math mereka adalah melakukan perawatan kulit atau tubuh dengan harga mahal karena merawat diri adalah investasi jangka panjang.

Dikutip dari Today Online, istilah girl math pertama kali dipopulerkan oleh program radio di Selandia Baru bernama Fletch, Vaughan & Hayley. Dalam segmen tersebut, para DJ membantu para pendengar radio untuk menjustifikasi pembelian mereka yang berjumlah besar.

Tren girl math dianggap buruk

Secara umum, istilah ini merupakan konsep jenaka dan perhitungan matematis yang buruk demi menjustifikasi kebiasaan pengeluaran uang mereka.

Namun, tren ini disebut buruk bagi perempuan. J.P. Krahel, Profesor akuntansi di Loyola University Maryland, Amerika Serikat, menyebut perempuan bisa merugi akibat konsep ini.

Ilustrasi keuangan. Foto: Shutter Stock

Krahel mengatakan, tren girl math bisa menciptakan stereotip bahwa perempuan tidak pintar dalam matematika dan bodoh dalam mengelola uang.

“Girl math bisa dibilang adalah sebuah lelucon. Maksud dari istilah ini adalah kamu sedikit memutar fakta (soal keuangan). Lagi-lagi, ini sangat ironis dan kamu berperilaku layaknya kamu sukses menghemat uangmu, padahal kenyataannya tidak begitu,” ucap Krahel, sebagaimana dilansir CBS News.

“Konsep ini cukup arogan dan misoginis,” imbuhnya.

Mengutip CNBC, memang ada barang-barang mewah yang bisa menjadi aset investasi di masa depan. Namun, banyak barang mewah yang justru nilainya akan turun di masa depan sehingga tidak menguntungkan untuk dijadikan aset di masa depan.

“Girl math hanyalah istilah terbaru dari upaya merasionalisasi perilaku keuangan yang seharusnya tidak perlu dilakukan. Kenapa ada perasaan untuk menjustifikasi hal itu? Jawabannya, Anda tahu, Anda sebenarnya tidak mampu membelinya,” ucap psikolog dan certified financial planner asal Colorado, AS, Brad Klontz.

Ilustrasi belanja saat payday. Foto: dodotone/Shutterstock

Namun, ada juga yang berpendapat bahwa tren ini sebenarnya baik untuk para perempuan. Menurut ahli keuangan Kelly Ann Winget, girl math bisa membantu perempuan lebih sadar akan apa yang ingin dibelinya.

“Jika perempuan menggunakan girl math untuk menjustifikasi pengeluaran yang tidak memperburuk kesejahteraan keuangan mereka, itu adalah hal yang baik. Pada akhirnya, hal tersebut menunjukkan tanggung jawab finansial mereka dan mereka berhenti sejenak untuk memikirkan dampak dari sebuah pembelian sebelum mereka akhirnya membelinya,” kata Kelly, sebagaimana dikutip dari Business Insider.

Nah, bagaimana pendapat kamu, Ladies? Apakah girl math ini baik atau buruk di matamu?