Warna-warni Dunia Diana Rikasari

6 Juli 2023 17:47 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Konten gaya kreatif di tengah dapur pribadi. Foto: Dok. Diana Rikasari
zoom-in-whitePerbesar
Konten gaya kreatif di tengah dapur pribadi. Foto: Dok. Diana Rikasari
ADVERTISEMENT
Bagi Diana Rikasari, warna-warni bukan cuma sapuan mejikuhibiniu pada baju dan sepatu, tapi adalah napas gaya hidup.
ADVERTISEMENT
Diana Rikasari adalah warna. Perempuan Indonesia yang menetap di Lausanne, Swiss, sejak lima tahun yang lalu ini tak hanya menjangkau aneka spektrum di area talenta—pendiri dan kreator tiga label busana daur naik, penulis dua buku, serta diaspora yang mantap memetakan jejak mode di negara adopsinya—namun juga konsisten melabur warna-warni pada karya kreatif dan gaya pribadinya.
Dikutip dari majalah Marie Claire Swiss, ibu dua anak ini berkisah bahwa ketertarikannya pada mode bermula sejak kecil, saat ia kerap menemani sang ibu berkutat dengan ragam lembar kain di toko bahan baju, lalu menyaksikan sang bunda menjahit bahan-bahan pilihannya menjadi aneka busana.
Eksplorasi keindahan alam Swiss bersama kedua anaknya. Foto: Dok. Diana Rikasari
Kepindahannya ke Swiss karena pekerjaan sang suami sempat membuatnya gundah. Sebab, ia merasa harus memulai ulang karier modenya dari nol.
ADVERTISEMENT
Namun, kesetiaan kreatifnya pada mode daur naik dan warna-warni menyengat cerah serta konsistensinya mencipta karya berbuah manis. Keunikan karya-karyanya laris menarik label-label kenamaan Amerika, Eropa, dan Australia seperti Urban Outfitters, Lazy Oaf, dan Gorman Clothing yang menggandengnya untuk proyek kolaborasi, juga menjadi pembicara TEDxLausanneWomen.
Simak perbincangan kumparanWOMAN dengan Diana Rikasari seputar kehidupan kreatif dan satu bakat terpendam lain dari dirinya.
Sudut Diana mencipta karya. Foto: Dok. Diana Rikasari

Mengapa warna?

Saya percaya bahwa setiap orang memiliki satu warna yang mewakili jiwa mereka. Bagi saya, warna adalah merah dadu, atau setidaknya keseluruhan spektrum merah jambu, di area yang tercerahnya. Ketertarikan saya kepada warna adalah buah kesadaraan betapa warna menjalarkan senyum dan kebahagiaan diri.
Jadi, tentu, saya tak akan alpa menyuntikkan aneka warna di dalam hidup keseharian dan karya-karya saya. Lebih jauh lagi, "bermain" dengan warna tidak hanya menyenangkan, tetapi sebuah bentuk berseni yang memberi terapi dan keriaan pada jiwa.
ADVERTISEMENT

Saat kamu berburu kain dan baju untuk diolah ulang, apakah kamu menunggu inspirasi terlebih dahulu atau membiarkan inspirasi mengalir sejalan dengan saat "pemburuan"?

Saya adalah seseorang yang menyukai petualangan, impulsif, dan spontan. Ketiga hal ini tecermin betul dalan cara saya berkarya. Saat berburu baju bekas pakai untuk saya karyakan, saya meninggalkan rumah selalu dengan pikiran, "Surprise me!"
Saya amat menyukai saat-saat di mana saya menemukan ragam jenis bahan dan siluet, menyelami lautan baju yang bagi saya adalah "sampah berharga", dan menantang diri dengan materi-materi yang tak pernah saya temukan sebelumnya.
Barisan karya Diana. Foto: Dok. Diana Rikasari

Tentang inspirasi. Siapa dan apa yang menyumbang paling banyak?

Menyaksikan orang-orang di jalanan, percakapan yang tak sengaja terdengar, merekam apa yang orang-orang kenakan di berbagai sudut dunia melalui media sosial. Juga masa kecil saya, hal-hal yang saya cintai saat saya kanak-kanak. Saya seorang pencinta nostalgia.
ADVERTISEMENT

Sejauh ini, apa tantangan terbesar berkarya dengan bahan dan baju berwarna-warni?

Tantangan terbesar adalah menciptakan hasil akhir yang penuh warna dan tetap elegan. Berkarya dengan aneka warna membutuhkan keseimbangan tersendiri karena yang ingin saya ciptakan adalah konsep gaya, bukan kostum.
Warna-warni Dunia Diana Rikasari. Foto: Istimewa

Bila kamu bisa memilih satu persona—yang masih hidup atau telah wafat—untuk didandani, siapa pilihanmu dan mengapa?

Pertanyaan menarik. Saya rasa, Björk. Karya dan gayanya selalu konseptual dan tanpa batas pada saat yang bersamaan. Pasti akan menyenangkan untuk berkreasi kreatif bersamanya.

Siapa pahlawan gayamu dan mengapa?

Iris Apfel. Kamu bisa lihat betapa mode adalah aliran darahnya, ia memperlakukan mode dengan penuh keriangan. Saya mengagumi pandangannya tentang gaya, autentikasi dan kehidupan.

Apa mimpi terbesarmu selaku kreator mode?

Saya hanya ingin terus dapat berkreasi dan berkolaborasi hingga waktu saya berakhir. Saya suka mencipta. Bagi saya, menciptakan karya adalah memperkaya jiwa dan menyalakan akal.
ADVERTISEMENT
Diana Rikasari berburu di pasar loak. Foto: Dok. Diana Rikasari

Adakah nasihat untuk para perempuan Indonesia yang akan memulai kehidupan baru mereka di tanah seberang?

ADVERTISEMENT
Buka pikiran kalian selebar-lebarnya, pelajari bahasa setempat, jangan ragu mengeksplorasi budaya mereka dan bergaul dengan masyarakat lokal. Inti dari bepergian dan tinggal di tanah seberang adalah "meluaskan" diri dan cara pandang kita.
Dan berhentilah membanding-bandingkan antara negara yang satu dengan yang lainnya sehingga kita dapat menghormati dan menikmati perbedaan yang ada.

Selain busana, hal apalagi yang selalu kamu buat sendiri di Swiss?

Saya selalu sulit menemukan makanan pedas, jadi saya selalu membuat sambal sendiri di rumah.
Gaya khas penuh warna ala Diana. Foto: Dok. Diana Rikasari

Tentang kebahagiaan, apa kepercayaanmu tentangnya?

Kebahagiaan sempurna bagi saya adalah: Tidak ada. Kebahagiaan selalu datang berpasangan—atau satu paket—bersama kesedihan dan kesulitan. Tapi, kita tetap bersyukur untuk tetap dapat hidup dan berjuang.
ADVERTISEMENT
Laporan: Rifina Marie