Waspada Bahaya Kutil Kelamin untuk Perempuan

12 Juni 2023 15:21 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
 Ilustrasi kutil kelamin perempuan. Foto: Doucefleur/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kutil kelamin perempuan. Foto: Doucefleur/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ladies, jangan sepelekan rasa gatal di area kewanitaan, ya. Sebab, ini bisa jadi salah satu tanda kutil kelamin. Kutil kelamin merupakan infeksi menular seksual (IMS) yang sering disepelekan.
ADVERTISEMENT
Kondisi yang dikenal dengan nama genital warts tersebut berbentuk seperti jengger ayam atau kembang kol. Dalam bahasa medis, kondisi ini disebut dengan kondiloma akuminata.

Lantas, sebenarnya apakah kondisi ini berbahaya, khususnya bagi perempuan?

Berdasarkan penjelasan dari dr. Anthony Handoko, SpKK, FINSDV, CEO Klinik Pramudia, kutil kelamin tidak bisa dianggap sepele. Hal ini disebabkan karena sekitar 50 persen dari kasus kutil kelamin bisa bertransformasi menjadi penyakit yang ganas, seperti kanker serviks.
“Hingga saat ini, kutil kelamin menjadi infeksi menular seksual yang paling banyak ditemukan pada praktik sehari-hari. Hampir semua yang datang ke klinik kami untuk berobat sudah dalam kondisi tahap lanjut karena kurang aware, sulit untuk jujur dan terbuka, serta belum punya kesiapan mental untuk melakukan pengobatan,” kata dr. Anthony dalam media briefing baru-baru ini.
Ilustrasi kutil kelamin. Foto: Doucefleur/Shutterstock
Di Indonesia, selama tiga tahun (2015–2017), kasus kutil kelamin di Bali dilaporkan ada sebanyak 260 dari 4743 responden, sementara di Surabaya ditemukan 318 kasus dari 3674 responden.
ADVERTISEMENT
Dokter Anthony melanjutkan, kutil kelamin disebabkan oleh infeksi human papillomavirus (HPV). Jenis HPV yang paling sering mengakibatkan kutil kelamin, yaitu tipe 6 dan 11.
“Tipe HPV yang menyebabkan kutil kelamin memang tidak sama dengan tipe HPV yang menyebabkan kanker serviks. Namun, dalam beberapa kasus, ketika kutil kelamin terjadi pada leher rahim atau di dalam vagina, hal ini dapat menyebabkan perubahan serviks (displasia) yang pada akhirnya bisa berujung pada kanker serviks sebagai bentuk komplikasinya,” papar dr. Anthony.

Penularan kutil kelamin

Pada kesempatan yang sama, dr. Amelia Setiawati Soebyanto, Sp.DV, Dokter Spesialis Dermatologi Venereologi, mengatakan transmisi atau penularan kutil kelamin sebagian besar melalui hubungan atau kontak seksual antara kulit dengan kulit maupun dengan mukosa yang basah dan lembap.
ADVERTISEMENT
“Terkait lokasi, kutil dapat ditemukan di area vulva (labia mayora, minora, liang vagina), serviks (leher rahim), perineum (area antara alat kelamin luar dan anus), area sekitar anus dan saluran anus,” kata dr. Amel.
Ilustrasi berhubungan seks. Foto: Getty Images
Ia menambahkan, ketika seseorang melakukan hubungan seksual dengan pasangan yang terinfeksi HPV, maka kemungkinan 75 persen dari mereka akan tertular virus ini dan akan mengalami kutil kelamin.
Ternyata virus ini juga dapat ditularkan dari ibu ke anak saat melahirkan. Meskipun jarang terjadi, kontak langsung maupun tidak langsung melalui benda-benda yang terkontaminasi dengan HPV (fomites) juga dapat mengakibatkan kutil kelamin.
Masa inkubasi kutil kelamin berkisar 2 minggu hingga 9 bulan dan kelainan kulit dan mukosa umumnya akan mulai tampak 2–3 bulan setelah kontak.
ADVERTISEMENT
“Bentuk kutil akan berbeda tergantung pada lokasinya. Bentuk yang menyerupai kembang kol dapat ditemukan pada area mukosa yang hangat, lembap, dan tidak berambut seperti di sekitar labia minora dan liang vagina. Kemudian bentuk bintil keabuan gelap pada umumnya dapat ditemukan pada batang penis, area sekitar anus, dan perineum,” tukasnya dr. Amel.
Ia mengimbau para perempuan untuk melakukan deteksi dini kutil kelamin. Hal ini penting dilakukan untuk mencegah komplikasi. Sebab, pengobatan kutil kelamin tergolong sulit dan butuh waktu yang lama. Terapi yang tepat dan kepatuhan dalam terapi menjadi sangat penting, sehingga kutil kelamin tidak semakin parah dan tidak kambuh di kemudian hari.