Wilsen Willim Ciptakan Batik Lembayung Fajar, Hasil Kolaborasi dengan Vivo V29

26 September 2023 18:41 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pameran Batik Lembayung Fajar karya kolaborasi Wilsen Willim dan Vivo V29 di Kota Kasablanka, Jumat (22/9/2023). Foto: Judith Aura/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pameran Batik Lembayung Fajar karya kolaborasi Wilsen Willim dan Vivo V29 di Kota Kasablanka, Jumat (22/9/2023). Foto: Judith Aura/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Desainer Wilsen Willim baru saja merilis rancangan motif batik terbaru bertajuk Lembayung Fajar. Motif ini merupakan hasil kolaborasi yang cukup unik, yaitu dengan brand smartphone Vivo. Peluncuran batik ini disertai pameran unik yang memperlihatkan keindahan batik sekaligus teknologi anyar di smartphone terbaru Vivo, yaitu Vivo V29.
ADVERTISEMENT
Pameran yang berlangsung di Kota Kasablanka pada Jumat (22/9) itu merupakan kolaborasi dengan HALUU, bertajuk Vivo V29 x HALUU: Ultimate Portraits Experience. Dalam pameran tersebut, model-model memperagakan empat looks batik dengan pencahayaan yang kompleks, yang hanya bisa diabadikan secara ciamik dengan teknologi Aura Light Portrait di Vivo V29.
Pameran Batik Lembayung Fajar karya kolaborasi Wilsen Willim dan Vivo V29 di Kota Kasablanka, Jumat (22/9/2023). Foto: Judith Aura/kumparan
Koleksi batik Lembayung Fajar ini berangkat dari pilihan desain dan warna baru Vivo V29, yaitu Velvet Red. Menurut PR Manager Vivo Indonesia, Alexa Tiara, warna ini terinspirasi dari “semangat merah”.
“Velvet red kita ini terinspirasi dari semangat merah. Semangat merah apa? Jadi, kalau misalkan kalian mendengar kata semangat merah, pasti kalian merasa kayak itu nasionalis Indonesia. Kita percaya bahwa kita harus support semua orang Indonesia, termasuk desainer seperti Wilsen Willim,” ucap Alexa di Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, Jumat (22/9).
ADVERTISEMENT
Batik Lembayung Fajar dihiasi dengan motif khas Wilsen Willim, yaitu pinwheel atau kincir angin. Menurut Wilsen, kincir angin yang punya kenangan manis tersendiri ini memberikan kesan youthful pada batiknya. Selain itu, Wilsen juga memasukkan motif lingkaran yang merupakan terjemahan dari teknologi pada Vivo V29.
Wilsen Willim (tengah) di pameran Batik Lembayung Fajar karya kolaborasi Wilsen Willim dan Vivo V29 di Kota Kasablanka, Jumat (22/9/2023). Foto: Judith Aura/kumparan
“Di sini ada iconic pinwheel aku yang melambangkan youth, dengan motif klasik batik Indonesia. Aku juga memasukkan beberapa sentuhan ring light dari fitur Aura Light yang ikonis banget,” jelas Wilsen Willim dalam sesi pemaparan.
Kemudian, bagi Wilsen, warna velvet red yang memiliki rona pink memberi kesan mewah, lembut, sekaligus elegan. Tak hanya berfokus pada motif batik rancangannya, Wilsen juga memadukannya dengan batik klasik.
Anyways, ini kita mix. Ada juga batik yang memang versi kita dan juga yang classical batik. It’s very diverse with variety,” kata Wilsen.
Pameran Batik Lembayung Fajar karya kolaborasi Wilsen Willim dan Vivo V29 di Kota Kasablanka, Jumat (22/9/2023). Foto: Judith Aura/kumparan
Lewat kolaborasi unik antara batik dan teknologi tersebut, Wilsen serta Vivo berharap bisa semakin memadukan budaya dengan teknologi. Ini mengingat kehidupan saat ini sudah lebih modern sehingga manusia harus terus mencari cara untuk mempertahankan budaya yang ada di tengah era digital.
ADVERTISEMENT
“Visi brand aku semenjak beberapa tahun terakhir adalah menghilangkan stereotip dari batik, di mana kita merasa, ‘Kok, batik itu bapak-bapak atau ibu-ibu banget.’ Aku bercita-cita untuk buat kain batik lebih mau dipakai generasi muda,” ucap desainer yang memiliki ciri khas rancangan simpel tetapi tetap chic itu.
“Vivo ini juga adalah sebuah inspirasi. Dengan template phone-nya ini, kita bisa mengkreasikan batik yang sentuhannya lebih modern, tidak terlalu old,” imbuhnya.
Pameran Batik Lembayung Fajar karya kolaborasi Wilsen Willim dan Vivo V29 di Kota Kasablanka, Jumat (22/9/2023). Foto: Judith Aura/kumparan
Sayangnya, batik kolaborasi Wilsen Willim dan Vivo merupakan koleksi eksklusif yang tidak dijual untuk umum. Namun, Wilsen berharap, ke depannya, ia bisa menciptakan karya dari batik ini dengan metode pembatikan yang sesungguhnya.
“Untuk kali ini kita eksklusif dulu untuk Vivo. Tapi, setelah ini, aku mau membuat versi yang beneran dikerjakan dengan batik. Kalau enggak ada halangan, akan dijual,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Ladies, bagaimana pendapat kamu soal batik kolaborasi Wilsen Willim dan Vivo V29 ini?