Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Women’s Week 2022: Diskusi tentang Aksi Perempuan untuk Gerakan Sustainability
31 Maret 2022 20:14 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Tak bisa dipungkiri lagi bahwa perempuan , kesetaraan gender , dan gaya hidup berkelanjutan (sustainability) saling bertaut. Dalam situasi perubahan iklim yang sedang terjadi saat ini, ketidaksetaraan gender menjadi lebih jelas terlihat dan perempuan merupakan pihak yang paling terdampak.
ADVERTISEMENT
Hal ini dibahas dalam sesi virtual conference bertema sustainability dalam puncak acara persembahan kumparanWOMAN, Women’s Week 2022. Acara yang digelar pada Kamis (31/3) secara virtual ini mengundang tiga narasumber andal: Head of Programmes UN Women Indonesia, Dwi Yuliawati Faiz; CEO & Co-Founder of Perfect Fit, Tungga Dewi; dan Communications and Sustainability Manager H&M Indonesia, Karina Soegarda.
Dalam talkshow yang berlangsung selama 45 menit ini, Dwi Faiz mengemukakan insight soal bagaimana beratnya dampak perubahan iklim terhadap perempuan.
“Biasanya perempuan yang ada di lokasi tertentu terdampak lebih besar dibandingkan laki-laki. Dalam studi oleh beberapa lembaga UN, waktu yang dibutuhkan perempuan untuk mengambil kayu bakar atau kayu api dan mengambil air itu semakin panjang tiap tahunnya. Ini dampak dari perubahan iklim,” ungkap Dwi.
Dwi mengatakan, perempuan ditugaskan mengambil kayu api dan air karena adanya konsep peran yang tradisional. Akibat banyaknya waktu yang terambil karena pekerjaan ini, waktu bagi perempuan untuk menjadi produktif dan mengembangkan diri menjadi semakin berkurang.
ADVERTISEMENT
Perempuan penyumbang sampah yang sangat besar
Sementara itu Tungga Dewi menyoroti kontribusi perempuan terhadap permasalahan lingkungan. Tungga mengungkapkan, perempuan setiap tahunnya menyumbang sampah dengan jumlah sangat besar. Sampah pembalut yang dibuang oleh puluhan juta perempuan usia produktif Indonesia bisa mencapai 8 miliar tiap tahunnya.
“Yang menjadi masalah, ini [pembalut sekali pakai] adalah sampah residu yang tidak bisa didaur ulang karena mengandung 90 persen plastik dan tidak bisa terurai sampai ratusan tahun, dan akhirnya jadi mikroplastik,” ungkap Tungga Dewi. Inilah, kata dia, yang menjadi dorongan untuk meluncurkan produk-produk menstruasi yang ramah lingkungan lewat brand-nya, Perfect Fit.
Peran penting perempuan dalam beralih ke gaya hidup berkelanjutan
Tungga Dewi mengatakan, perempuan merupakan pengambil keputusan dalam sektor rumah tangga. Seperti membeli deterjen dan produk-produk dapur lainnya.
ADVERTISEMENT
Hal senada juga diungkapkan Karina. Karina mengatakan, perempuan punya peran penting dalam keluarga di bidang fashion. Contohnya pembelian baju lebaran untuk keluarga. Ini artinya, penggunaan produk yang sustainable juga bisa dimulai dari perempuan.
“Yang dilakukan ibu kita, nenek kita, orang tua dari zaman dahulu, contohnya baju kaus kita tiba-tiba jadi lap meja? Ini adalah salah satu contoh yang harus diikuti. Kita sering mendengar reduce reuse recycle. Bukan cuma plastik, tetapi ini bisa dilakukan di baju-baju,” ujar Karina.
Dwi, Tungga Dewi, dan Karina dengan kompak memaparkan langkah-langkah yang bisa diambil untuk menciptakan dunia berkelanjutan.
Menurut Tungga, kita bisa mulai dengan menyadari bahwa perempuan punya andil besar dalam sustainability; kemudian berlanjut dengan action, dan diakhiri dengan sharing soal gaya hidup berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
Sedangkan Karina menekankan pentingnya untuk mulai dari hal-hal kecil di sekitar kita dan tetap konsisten menjalankannya.
Dwi menutup sesi inspiratif ini dengan menegaskan, perempuan harus saling mendukung ketika berkontribusi dalam menciptakan dunia yang berkelanjutan.
---
Simak artikel menarik lainnya dalam rangkaian program Women's Week pada topik Women's Week 2022.